#7

842 126 5
                                    

"Darimana kau tahu?" tanya Seokmin yang langsung ditanyai oleh Jihoon. Ia masih tidak mengerti dengan pertanyaan Jihoon yang sangat berbeda. Apa hubungannya dengan dirinya seorang putra mahkota dengan hujan batu kemarin?

"Benarkan?" tanya Jihoon lagi yang membuat Seokmin akhirnya mengangguk kaku. Mingyu yang berada disebelah Seokmin hanya melebarkan matanya kaget. Ternyata yang ditolongnya ini seorang Pangeran. Lucu sekali, seorang Pangeran bertemu dengan Pangeran.

"Kau tidak boleh berlama-lama disini. Kau harus segera kembali." Ucap Jihoon yang mengacak-acak rambutnya.

"Bisa tolong jelaskan padaku? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau ucapkan." Ucap Seokmin yang entah kenapa mempunyai perasaan yang cukup aneh sekarang. Seperti takut dan khawatir yang menjadi satu.

Jihoon menatap Seokmin dengan cemas, Ia meneguk ludahnya dan berkata, "Hujan batu kemarin adalah tanda pertama karena kau pergi dari istana,Pangeran."

Seokmin dan Mingyu melebarkan matanya ketika mendengar itu. Bagaimana bisa Seokmin memiliki sihir sebesar itu, ia bahkan tidak pernah melihat api ataupun es.

"Apa maksudmu..."

"Di tanah Serania, tepatnya silsilah keluarga yang memimpin tanah itu mempunyai sebuah aturan. Yaitu seorang Pangeran mahkota tidak boleh jauh dari istana tersebut, karena kalau tidak akan terjadi kehancuran dalam sepuluh hari." jelas Jihoon yang langsung mengingatkan Seokmin pada ucapan ayahnya. Kehancuran. Apakah ini kehancuran yang dimaksud ayahnya?

"Lalu bagaimana jika dalam sepuluh hari, Seokmin juga masih belum kembali keatas?" tanya Mingyu.

Jihoon menggeleng pelan, "Belum ada yang mengetahui hari kesepuluh itu. Karena sebelum genap sepuluh hari, tanah Serania akan hancur. Itu menurut buku yang dulu kubaca."

Seokmin terdiam,  tangannya bergetar takut sekarang. Sebuah kalimat mulai berputar diotaknya terus menerus. Ia akan menghancurkan tanah Serania jika tidak segera kembali. Tapi bagaimana caranya?

"Lalu bagaimana caranya aku bisa kembali?" tanya Seokmin yang mengigit kukunya,  hal biasa yang ia lakukan ketika cemas. Mingyu yang memperhatikan itu langsung menarik tangan Seokmin dan memegangnya. Sepertinya Ssokmin tidak menyadarinya karena matanya hanya fokus mendengarkan perkataan Jihoon.

Jihoon terdiam, haruskah ia memberitahunya?

"Sampai sekarang tidak ada yang pernah bisa kembali ke atas.." Jawab Jihoon pelan. Lutut Seokmin langsung lemas seketika.  Ia terduduk ditanah dan memegang kepalanya.

"Seokmin, tenanglah." Ucap Mingyu yang mengelus punggung Seokmin. Tapi Seokmin hanya bergumam tidak jelas.

"Seokmin, tatap aku." Ucap Mingyu lagi tapi Seokmin tidak mendengarnya.

"Seokmin! Tenanglah!" ucap Mingyu lagi yanh sekarang memegang kedua pipi Seokmin yang membuat wajahnya berhadapan dengan wajah Mingyu.

"Kau pasti akan kembali. Akan kupastikan kau kembali. Jadi tenanglah." Mingyu menurunkan nada bicaranya. Seokmin menatap kedua bola mata Mingyu yang memancarkan kejujuran. Ia pun hanya mengangguk saja.

Jihoon berdeham sebelum melanjutkan perkataannya, "Sebaiknya kalian membersihkan diri di sungai sana. Aku akan menyiapkan makanan." Sebelum meninggalkan mereka.
.
.
.
"Raja! Raja Seungcheol!"  teriak salah satu pengawal Seungcheol yang membangunkan kedua orang insan yang sedang tertidur itu.

"Ada apa?" tanya Seungcheol dengan cukup panik. Seketika saja rasa kantuknya menghilang begitu saja.

"Langitnya, tuan..."  Ucap pengawal itu sambil menunjuk jendela kamar Seungcheol.  Jeonghan yang sudah tersadar juga pun menoleh dan kaget. Ia segera turun dari tempat tidurnya dan berlari kearah jendela.

The Distance (Seokgyu/Gyuseok) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang