Jihoon Pov
Hari ini hujan lebat. Jadi aku tidak bisa berjalan ke taman Dan bermain dengan kakak angkatku. Bahkan ketika aku melihat ke jendela, hanya ada pemandangan yang buram karena diselimuti oleh embun.
Aku menghela napas untuk ke sekian kalinya. Karena Kakak Jun hanya dapat meluangkan waktunya pada saat aku berjalan-jalan ke taman, makan siang, Dan juga tidur siang. Selain dari itu, Kakak Jun akan mendekam mengurusi dokumen kerajaan yang tidak pernah habis.
Jujur saja, aku bingung mengapa aku selalu ingin berada bersama Kakak Jun. Apakah ini merupakan caraku untuk mengobati trauma ketika melihat semua keluargaku meninggal dalam waktu yang sama?
Ya, mungkin karena itu sehingga aku takut jika Kakak Jun meninggalkanku.
Meskipun Kakak Jun tidak memiliki waktu untuk bermain denganku, tapi dia bilang jika aku ingin menemuinya, aku bisa langsung ke Ruang Belajarnya.
Untuk itulah aku beranjak dari tempat tidur dan pergi ke Dapur untuk meminta pelayan membuatkan cemilan Dan teh yang nanti akan kuberi ke Kakak Jun.
Aku berjalan dengan perlahan mengingat tanganku cukup kecil untuk membawa piring yang besar dan juga teko teh yang cukup berat secara bersamaan.
Sesampainya di depan Ruang Belajar, aku yang tidak bisa menggunakan tanganku untuk mengetuk, memilih untuk berteriak memanggilnya.
"Kakak Jun! Ini aku!" Ucapku dengan lantang.
Tak berapa lama pintu dibukakan oleh Jun yang terlihat cukup terkejut melihatku. Tetapi mengapa aku melihat ada sedikit raut panik di wajahnya?
"Aku membawakanmu cemilan." Aku mengangkat pelan nampan ditanganku.
Jun segera mengangkat nampan tersebut. Namun badannya tetap menghalangi pintu.
"Kakak Jun, aku bosan mendekam di Ruang Tidur terus. Biarkan aku menemanimu bekerja. Aku bisa membantumu memilah dokumen, menulis-"
"Tidak, Jihoon. Tidak untuk hari ini. Aku sedang ada tamu sekarang. Aku akan menemanimu nanti malam, bagaimana?" Jun tersenyum tipis.
Aku mengernyitkan dahi, mengapa aku tidak boleh bertemu dengan tamu ini? Biasanya tanpa aku meminta, Kakak Jun akan menarik tanganku dan mengenalkanmu pada tamu-tamunya.
Aneh
Kakak Jun seakan mengerti akan raut wajahku, hanya dapat menghela napas dengan pelan mengusap kepalaku dengan sebelah tangannya.
"Dengarkan aku, Jihoon. Untuk tamu yang satu ini, lebih baik kau tidak menemuinya." Ucapnya dengan pelan. Tak lupa memberi kecupan pada puncak kepalaku.
Aku hanya dapat mengangguk mengerti. Mungkin tamu yang satu ini tidak disukai oleh Kakak Jun, makanya tidak mau mengenalkanmu pada mereka.
Aku mengangkat jari kelingkingku, "Kakak berjanji akan menemuiku nanti malam?"
Jun terkekeh kecil Dan kemudian mengaitkan jari kelingkingnya denganku.
"Aku berjanji."
Setelah itu suasana hatiku kembali tenang. Aku membalikan badanku Dan berjalan pergi. Tetapi langkahku berhenti ketika mendengar suara lain yang bukan berasal dariku Dan Kakak Jun.
"Jun-nie~, siapa itu? Ah, cemilan! Rupanya sudah waktunya minum teh ya. Pelayan ini tahu sekali cemilan kesukaanku."
Sebelum aku dapat membalik badan Dan melihat wajah orang yang mengatakan itu, pintu sudah ditutup oleh Jun.
Pelayan?
Siapa suara perempuan itu? Mengapa suaranya terdengar sangat akrab dengan Kakak Jun?
Aku segera berlari memasuki ruanganku dan berdiri di depan cermin.
![](https://img.wattpad.com/cover/134949986-288-k453039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Distance (Seokgyu/Gyuseok) Completed
RomansaMingyu:" Kau tahu, meski kita dibatasi oleh sebuah retakan. Tetap saja kita ini berdiri di tempat yang sama. Jadi menurutku kau dan aku itu sama. Jadi apa ada alasan yang lain lagi untuk menolakku, Seokmin?" Seokmin: "Kau pikir aku tidak mencintaimu...