Aku berdiri menghadap ratusan orang yang duduk berjajar rapih di Aula asrama ini, setelah Bu Mega memberitahukan maksud dan tujuan kenapa seluruh penghuni asrama bahkan dengan seluruh pegawai asrama harus berkumpul di ruangan ini. Suasana hening hanya wajah-wajah sedih yang kini tampak pada semua orang yang hadir. Bahkan kulihat diantara mereka banyak yang mengeluarkan tetesan air mata.
“Terima kasih karena selama ini aku mendapatkan kesempatan untuk berada diantara orang-orang hebat yang selalu dengan sukarelanya membantuku” ku tatap wajah-wajah yang sudah ku kenal walaupun mereka berjumlah banyak.
“Mungkin jika aku tidak berada di sini, aku tidak akan pernah tau bagaimana rasanya memiliki dan dimiliki dalam arti yang sesungguhnya”
Satu tetes air mata sudah lolos dari mataku
“Maaf kalau selama ini, kehadiranku menjadi beban untuk semuanya”
Kuhela nafas dengan susah payah
“Saya Shania Gracia akan sangat merindukan apapun yang berhubungan dengan Asrama Bhakti Husada ini”
Aku mundur dan kembali duduk tepat di samping Bu Tari, wanita ini dengan lembutnya mengusap rambutku.
Bu Mega menutup acara ini dan mempersilhkan semua penghuni asrama yang hadir untuk ke luar ruangan, aku menyalami satu persatu pegawai asrama. Mereka sudah mengenalku dari kecil, dengan setianya Bu Tari mengikutiku dari belakang. Ketika aku berada tepat di pintu ruang aula, Angel dengan wajah yang sudah sembab memberikanku rangkaian bunga. Dia memelukku dengan erat dan air mata yang aku yakin ia tahan, lolos begitu saja.
Dia sesenggukan tak memperdulikan seluruh orang yang hadir “Kenapa kamu jahat Gracia” ucapnya dengan suara bergetar
“Maaf” hanya itu yang dapat aku sampaikan, dia melepaskan pelukan kami
“Aku harus bercerita kepada siapa, dan siapa yang akan memberikanku contekan nanti” lanjutnya dengan cemberut
Aku tersenyum tipis mendengar kata-kata yang terucap dari Angel, apa dia tidak malu sekaligus takut ya seluruh penghuni termasuk Bu Mega mendengarnya
“Aku akan sering-sering memberi kabar untukmu” ku hapus air matanya lalu kubisikan sesuatu
“jangan nangis terus, muka kamu jadi cemong gara-gara make-up nya luntur” bukannya berhenti menangis dia malah semakin kencang sesenggukan
“Angel sudah ya sayang, Gracia harus segera pergi. Lagipula kita harus segera melaksanakan kegiatan makan malam seperti biasanya” Bu Tari berkata dengan nada amat sangat lembut.
Aku berjalan menuju sebuah mobil yang sudah terparkir di halaman Asrama. Sekitar 5 langkah lagi aku akan sampai tiba-tiba seseorang memanggilku.
“Kak Grey”
Aku menoleh dan mendapati seorang gadis cantik menghampiriku.
“Hai Eve…” sapaku dengan ramah.
“Ini buat kak Grey”
Eve memberikanku kotak yang di bungkus dengan kertas berwarna pink juga tak lupa pita yang mengikat kotak tersebut.
“Makasih Eve”
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Princess
FanfictionAku bukan tidak mau mendapat predikat tersebut, tapi aku memang tidak pantas mendapatkannya. Tolong jangan perlakukan aku seistimewa itu. aku hanya ingin kalian ada di sampingku dan mendengarkan keluh kesahku. Mom, this is me Sist, hug me And You, (...