6K lebih, hati-hati mabok bacanya..
Sorry for typo
*******
Hamparan pemandangan yang cukup beragam di hadapanku, sedikitpun tak mampu menghilangkan sosoknya dari pikiranku. GRACIA, nama ini sudah lebih dari 36 jam memenuhi otakku. Aku masih sangat ingat dengan jelas, ketika dia berkata "Aku baik-baik aja Kak, Jadi Kak Shani gak perlu khawatir" setelahnya dia tersenyum.
Tapi, entah aku yang memang terlalu ingin mengenal dirinya, atau memang dia yang tak pandai berbohong. Aku tidak percaya dengan apa yang dia katakan, aku yakin dia pasti sangat ketakutan dengan kejadian kemarin. Begitu aku mendapat kabar dari Mario bahwa Nadse melakukan hal yang kurang ajar pada Gracia, aku benar-benar merasa bingung. Kenapa harus Gracia yang mengalami hal tersebut, kenapa harus gadis yang saat ini aku sukai, kenapa aku tidak ada saat dia dilukai, dan kenapa harus Nadse yang melakukan hal tersebut.
Aku belum sepenuhnya mencerna apa yang Mario ceritakan, tetapi sahabatku itu sudah memberi kabar lain bahwa Shania juga dalam keadaan yang buruk. Mario bilang dia menemukan Shania di pinggir jalan dalam keadaan yang kacau, sepertinya ada seseorang yang menyakitinya.
Ada apa dengan Kakak beradik itu, kenapa ada yang menyakitinya. Kesalahan apa yang mereka lakukan, sehingga harus menerima hal tersebut. Sore itu, aku langsung menuju Apartement Gaby untuk melihat keadaan Shania. Gadis manis dan tinggi itu, sama sekali tidak mau bicara pada siapapun apa yang terjadi. Dia hanya mengatakan bahwa dia khawatir terhadap adiknya, tapi aku yakin bukan karena hal tersebut.
Aku, Mario dan Gaby sudah memaksanya untuk mengatakan apa yang terjadi, tapi dia tetap saja bungkam. Akhirnya kami menyerah dan membiarkannya istirahat, aku yakin nanti dia akan bercerita padakau. Tapi sama dengan apa yang telah ku ucapkan sebelumnya, sepertinya Shania mempunyai masalah yang cukup berat kali ini, dan tidak ada seorangpun yang tau.
Pikiranku langsung tertuju pada gadis polosku, setelah Shania tenang dalam istirahatnya, aku segera pulang. Aku harus meminta maaf pada Gracia karena tak bisa menjaganya.
Aku mengetuk pintu kamarnya dengan pelan beberapa kali, tapi tak ada sautan dari dalam. Karena rasa khawatirku sudah tak terbendung lagi, aku langsung saja membuka pintu kamarnya. Kulihat tempat tidurnya kosong, begitupun di beberapa sudut kamarnya. Ketika arah pandangku mengarah ke balkon kamar, ternyata dia sedang berada di sana.
Dalam diam, aku bisa melihat dia sedang memandangi langit malam. Aku bisa merasakan pancaran matanya yang kosong. Dia pasti sangat ketakutan.
Entah dapat keberanian dari mana, aku langsung memeluk tubuhnya dari belakang. Gracia tersentak dengan apa yang kulakukan, pasti dia kaget, tapi aku malah melakukan hal yang lain. Ku tenggelamkan wajahku pada ceruk lehernya, aku bisa dengan bebas mencium aroma anggur dari rambutnya.
"Maaf"
"Maafin aku Gracia"
"Aku minta maaf karena gak bisa jagain kamu"
Gracia hanya terdiam menerima perlakuanku, tak lama tangannya mengusap kedua tanganku yang melingkar pada perutnya. Cukup lama kami ada dalam posisi ini, dan aku bisa merasakan kehangatan yang menjalar pada seluruh tubuhku. Setidaknya rasa cape yang ku rasakan seharian, bisa memudar hanya dengan hal sesederhana ini.
"Kenapa Kak Shani yang minta maaf, Kakak kan gak salah"
Dia membalikan badannya, dan menampilkan senyum andalannya. Gadis ini masih saja berusaha menutupi katakutannya.
"Kak Shani kok nangis, kenapa Kak? apa terjadi sesuatu?"
Dia malah mengkhawatirkanku, aku menangis karena kamu Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Princess
FanficAku bukan tidak mau mendapat predikat tersebut, tapi aku memang tidak pantas mendapatkannya. Tolong jangan perlakukan aku seistimewa itu. aku hanya ingin kalian ada di sampingku dan mendengarkan keluh kesahku. Mom, this is me Sist, hug me And You, (...