Pukul 7 pagi, Gracia sudah rapih dengan penampilan simpel nya, rok berwarna coklat yang panjangnya pas berada di bagian lutut dipadukan dengan kemeja putih yang model kerahnya agak memperlihatkan bagian pundaknya. Dan rambut yang di biarkan terurai.
Ia turun dari lantai 2 dengan perasaan yang masih canggung bagaimanapun ia tidak mengenal semua orang yang ada di rumah ini, walaupun sang Mami sudah memperingatkan bahwa dia harus sudah terbiasa menjadi bagian dari rumah ini.
"Selamat pagi semuanya" Gracia tersenyum ketika ia sampai di dapur dan melihat beberapa orang yang tengah sibuk di sana.
"ehhh selamat pagi non" Sumi yang pertama kali menyadari kehadiran Gracia langsung tersenyum.
"Non Gracia butuh sesuatu" lanjutnya menghampiri gadis cantik itu.
"Gak kok mbak, aku cuman lagi liat-liat rumah ini aja. Dan gak sengaja ngeliat kalian lagi asik di sini, maaf kalo udah ganggu"
"Yaampun Little Princess, mana mungkin sih kita keganggu. Malahan kita seneng pagi-pagi gini di ucapin selamat pagi sama cewek cantik"
Gracia hanya tersenyum, dia yakin bahwa Sumi ini adalah orang yang cukup bawel.
"Emm mbak Mami sama Kak Shania kemana.?" walaupun ragu, Gracia tetap bertanya.
"Ohh, kalo hari libur gini biasanya Princess Shania bangunnya siang. Nah kalo Nyonya Ve masih di kamar, gak tau deh ngapain mungkin sama masih tidur juga"
Gracia tersenyum mendengar hal ini, berarti dia sudah tau salah satu kebiasaan di rumah ini. Berbeda dengan dirinya yang hidup dalam peraturan jadi hari apapun dia akan bangun pagi.
"Maaf mbak Sumi, panggilan Princess tadi apa gak berlebihan ya buat aku.?"
Gracia sebenarnya tidak enak menanyakan hal ini, tapi melihat bagaimana santainya Sumi berbicara apa salahnya coba bertanya. Dia memang agak sedikit canggung dari kemarin diperlakukan bak Putri Raja.
"Hemm, itu memang sudah menjadi hal yang harus kami lakukan non. Karena nyonya Ve yang memintanya, Beliau ingin melakukan apapun yang terbaik untak nona. Dan itu juga berlaku untuk nona Shania, dari dulu buat kami nona Shania adalah Princess di rumah ini.
Gracia hanya mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar hal ini, dia masih harus lebih banyak tau tentang keluarga barunya ini.
"Tapi non tenang aja. Walaupun kami melakukan itu semua, tidak menjadikan kami merasa rendah. Karena baik nyonya Ve atau non Shania sangat menghargai kami,"
Sumi masih dengan senyum tulusnya berbicara seperti itu.
"Terkadang kami merasa bahwa, kami di sini bukan sebagai pekerja tetapi sudah di anggap keluarga oleh pemilik rumah ini. Nyonya Ve mempekerjakan kami bukan semata-mata memang membutuhkan kami, tapi atas dasar kemanusiaan semata"
Gracia tambah yakin bahwa ibunya adalah orang yang sangat baik, ia akan sangat menyayangi wanita yang terlihat sempurna itu.
"Sepertinya aku akan sangat banyak membutuhkan mbak Sumi dan yang lainnya untuk beradaptasi dengan rumah ini dan segala isinya"
"Wahhh. kalo itu sih udah jadi tugas Sumi non, apapun yang terjadi di rumah ini selama 24 jam Sumi pasti tau" jawabnya sambil nyengir.
"Tapi non harus tahan dengan tingkah gila makhluk ini ya"
Seorang perempuan berbadan besar yang kira-kira berumur 40-an tiba-tiba menyela obrolan mereka.
"Apasih Gardu Listrik nyaut wae" ejek Sumi pada perempuan tersebut
"Jangan di dengerin dia non"
"Nah yang pertama biar Sumi kenalin dulu siapa aja orang yang kerja di rumah ini, non mau dengerin kan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Princess
FanfictionAku bukan tidak mau mendapat predikat tersebut, tapi aku memang tidak pantas mendapatkannya. Tolong jangan perlakukan aku seistimewa itu. aku hanya ingin kalian ada di sampingku dan mendengarkan keluh kesahku. Mom, this is me Sist, hug me And You, (...