Bagian 10

2.9K 227 35
                                    

Shania, Gaby dan Shani sedang menikmati makan siang mereka di kantin kampus. Dari tadi ketiganya tak henti-hentinya menjadi pusat perhatian beberapa pengunjung kantin, baik laki-laki ataupun perempuan.

"Ini nih yang gue sebelin kalo makan bareng sama kalian, gue udah kayak tersangka kasus korupsi aja diliatin semua orang" Gaby berbicara masih sambil melahap Mie Ayam dihadapannya.

"Udah nikmatin aja, iya gak Shan?"

Ditanya seperti itu oleh Shania, gadis cantik itu hanya mengangguk sambil memainkan ponselnya.

Tak lama dari arah pintu masuk kantin, datanglah tiga orang gadis dengan postur tubuh yang berbeda. Gadis bertubuh tinggi dan berkulit putih yang tak lain adalah Saktia, langsung mengembangkan senyumnya karena melihat Shania ada di sana.

"Hai, Cantiknya Cantikku" sapanya pada Shania dengan senyum yang mengembang di bibir tipisnya.

"Hai, Kak"

Sementara kedua orang gadis lain yang datang bersama Saktia yaitu Della dan Sisil, memutar bola matanya dengan malas melihat teman sekaligus tetangga kost nya itu menyapa salah satu gadis populer di kampusnya itu.

"Siap-siap drama akan dimulai Del"

"Siap-siap ngeliat temen kita gesrek Sil" balas della pada sisil.

"Mau pada makan ya?" tanya Shania pada ketiganya.

"Iya nih cantik, agar supaya kita semangat, kan perut harus terisi. Ya udah aku sama duo tuyul cari tempat dulu ya"

Baru saja Saktia dan kedua temannya akan beranjak pergi, Shania justru mencegahnya.

"Makan di sini aja Kak, Sil, Dell" ucapnya sambil tersenyum.

Dan hal tersebut sontak saja membuat ketiga gadis yang dikenal dengan kekonyolannya itu tak percaya, tentu saja siapa yang tidak mengenal ketiga gadis populer tersebut.

Jika Shania terkenal karena kecantikan dan kekayaannya, maka Shani terkenal karena kecantikan dan sikap kalemnya. Hal tersebut sudah melekat pada keduanya. Beda halnya dengan Gaby walaupun tidak se terkenal Shani dan Shania, gadis berdarah Manado itu terkenal dengan otak pintar dan sikap ramahnya.

"Eh, gak usah cantik. Aku sama mereka cari tempat lain aja" jawab Saktia merasa tak enak.

"Udah gabung sama kita aja, iya gak Gab, Shan"

"Iya bener, sekalian gue juga mau ngomong sama loe Dell" Gaby menyetujui ajakan Shania.

Sementara Shani yang dari tadi asik dengan ponselnya, hanya menganggukan kepalanya sambil memberikan senyuman tipis pada ketiganya.

Saktia memandang kedua temannya, seolah bertanya. Della dan Sisil hanya mengangkat bahu menanggapi hal tersebut.

Sebenarnya mereka senang diajak makan bersama oleh Shania, tapi tentu saja ini merupakan hal yang jarang terjadi. Apalagi jika ada Mario di sana, laki-laki tinggi itu biasanya justru sengaja melarang siapapun untuk mendekati gadis-gadis ini.

Akhirnya ketiganya bergabung juga, walaupun tentu rasa canggung terlihat dari ketiganya. Sebenarnya ketiga gadis ini juga punya prestasi yang bisa dibanggakan di kampus tersebut, salah satunya adalah mereka sering didaulat menjadi MC dalam berbagai acara kampus. Sifat humoris dan sedikit tak tau malu lah yang menjadikan mereka cukup dikenal seantero kampus.

Saktia tak henti-hentinya melancarkan godaan pada Shania, hal tersebut justru membuat beberapa orang yang melihatnya terkagum-kagum. Pasalnya godaan Saktia pada Shania, membuat gadis tersebut tak henti-hentinya mengembangkan senyuman bahkan sesekali ia tertawa dengan lepas. Dan Hal tersebut memang jarang terlihat oleh orang lain. Gaby terlihat asik mengajak della berdiskusi tentang tugas atau mata kuliah pavoritnya, walaupun hal tersebut tentu saja ditanggapi dengan gaya bercanda oleh Della. Tapi justru itulah hal yang membuat Gaby selalu mengajak Della untuk berdiskusi jika ada tugas dalam mata kuliah yang sama-sama mereka ambil. Bahkan terkadang Della hanya cukup menemaninya saja mengerjakan tugas, maka namanya akan dicantumkan dalam hasil laporan tugas tersebut.

Our Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang