Bagian 13

2.8K 218 44
                                    

WARNING AGAK ++ (?)

*yang masih kecil jangan nackhal buat baca ya.

Maaf untuk typo.

*******
Akhirnya setelah disibukkan dengan tugas kampus dengan segala macam keribetannya, gue bisa liburan juga. Ya walaupun liburannya gak jauh-jauh cuman ke Bali, setidaknya ada waktu untuk menyegarkan pikiran sebelum memasuki UAS dua minggu kedepan.

Liburan akhir tahun kali ini agak berbeda, bukan masalah tempatnya. Tapi seseorang yang ikut dalam liburan ini, siapa lagi kalau bukan gadisku Gracia. Maafkan diriku yang terlalu percaya diri menyebut dia sebagai gadisku. Tapi kenyataannya, aku memang ingin menjadikan dia sebagai milikku. Ya walaupun aku tau itu hanya keinginanku bahkan mungkin itu hanyalah hayalanku.

Liburan yang ku prediksikan akan dipenuhi dengan kebahagiaan dan moment-moment romantis dengan Gracia, nyatanya itu hanya ada dalam mimpi-mimpiku saja. Ketika Gracia bilang ingin satu kamar denganku, awalnya aku kaget dan tidak percaya. Aku hanya diam saja ketika gadis itu mengajakku untuk ikut dengannya, bahkan aku tak banyak bicara ketika sampai di kamar yang akan aku tempati.

Sudah kubayangkan kami akan semakin dekat dan menjalani detik demi detik dengan selalu bersama, tetapi itu hanya berlangsung sebentar. Sedari awal kami berangkat, Gracia malah disibukkan dengan kehadiran bocah kecil yang bawel dan bikin pusing. Siapa lagi kalau bukan Ariana, anak dari Tante Nat itu tak mau sedikitpun berpisah dari Gracia.

Ketika Sore setelah kita menikmati Sunset yang lumayan bisa membuat hatiku berbunga-bunga, aku kira malamnya akan ada adegan romantis lainnya di kamar yang kami tempati. Aku sudah membayangkan menikmati indahnya malam dengan suara deburan ombak dari laut, tak lupa berbagai macam kata puitis sudah aku siapkan. Tetapi  itu hanya ekspektasi saja dan realitanya, pada saat malam tiba Ariana semakin memonopoli Gracia dengan tidur di kamar yang kami tempati.

Awalnya, aku tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Tapi setelah tau apa yang terjadi, rasanya aku ingin memaki-maki orang yang sudah menghancurkan angan-anganku. Shania bercerita, bahwa dia kalah dari permainan yang dibuat oleh Om Dyo. Dan sebagai hukumannya Shania harus menjaga Ariana, sementara Tante Nat akan pergi ke sebuah Club malam yang cukup terkenal di Bali.

Permainan yang Om Dyo buat pada saat sore itu adalah, siapapun diantara mereka yang bisa dengan cepat mendapatkan ciuman dari seorang bule yang telah ditunjuk akan menjadi pemenangnya dan mendapatkan hadiah. Om Dyo bersaing dengan Nabil, sementara Shania bersaing dengan Tante Nat. Dari permainan itu, Nabil berhasil mengalahkan Om Dyo dan akan mendapatkan hadiah sebuah sepatu yang harganya lumayan mahal dari Om Dyo. Sementara Tante Nat yang juga menjadi pemenang, meminta pada Shania yang kalah untuk menjaga Ariana selama liburan ini.

Seorang Shania Junianatha yang angkuh, judes kadang sombong, mana mungkin bisa akrab dengan anak kecil apalagi menjaganya. Dan dengan bahagianya Gracia gadis cantikku, bersedia menggantikan posisi Shania untuk menjaga Ariana. Hal inilah yang membuatku uring-uringan, bocah kecil bawel itu tak memberikanku waktu untuk berduaan dengan Gracia.

Ketika malamnya selesai menikmati sunset di pantai dan kami kembali ke Villa, pukul 9 malam Gracia sudah menemani Ariana tidur. Dan aku hanya bisa tersenyum miris, karena sudah dikalahkan oleh bocah kecil berumur empat tahun itu. Ingin rasanya kulemparkan itu bocah ke laut, tak lupa dengan ibunya yang malah enak-enakan Dugem di Club. Satu lagi, Shania sahabat kurang ajarku yang malah asik jalan-jalan dengan Nabil dan membeli berbagai macam oleh-oleh khas Bali.

Belum selesai sampai disitu, pada hari besoknya aku malah diminta oleh Bude Miranda untuk menemaninya ke berbagai tempat seharian penuh. Kenapa orang-orang ini tidak mengrti bahwa aku ingin berduaan dengan Gracia.

Our Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang