Waktu itu gue terus berjalan dengan Ong yang berada di samping gue. Dia terus meminta maaf, tapi tidak gue hiraukan.
Berulang kali gue mengecek jam di ponsel, berharap Kak Jackson akan segera datang.
Setelah beberapa saat berlalu, akhirnya Kak Jackson datang.
"Ayo naik." Katanya sambil menyerahkan helm pada gue.
Tanpa ragu gue menerima helm dan naik ke motor Kak Jackson.
"Jis..." Ujar Ong.
Kak Jackson langsung melajukan motornya begitu gue naik, meninggalkan Ong di belakang sana.
"Lo ngapain pacaran sampe sini?" Tanya Kak Jackson.
Gue nggak jawab, soalnya gue lagi nangis di belakang.
"Jis??" Ujar Kak Jackson lagi. "Lo nangis?? Yaampuun."
Akhirnya Kak Jackson menepikan motornya.
Gue turun dari motor, duduk sambil meluk lutut, muka gue sembunyiin, lalu nangis sekenceng-kencengnya.
"Loh? Loh? Kok malah tambah kenceng lo nangis?" Ujar Kak Jackson panik sendiri.
Gue masih tetep nangis.
"Kenapa sih, Jis?" Katanya sambil jongkok di sebelah gue, tangannya nepuk-nepuk punggung gue.
Akhirnya gue berani nunjukin muka gue.
"Gue di tampar si brengsek itu masa Kak." Seru gue.
"Hah?"
"Mama papa gue aja belum pernah mukulin gue, brengsek emang itu cowok."
"Pipi lo merah Jis." Kata Kak Jackson sambil ngelus pipi gue.
"Iyaaa, perih ini." Balas gue.
Terus, gue nangis lagi.
"Udah, udah jangan nangis." Katanya sambil nepuk-nepuk punggung gue.
Setelah puas nangis, Kak Jackson baru nganterin gue pulang.
Sebelum pulang Kak Jackson mampir di minimarket buat beli handuk dan es untuk mengompres pipi gue.
"Kok bisa sih lo sampe ditampar begini?" Katanya sambil menempelkam handuk di pipi gue.
"Gak tau, gila itu orang." Jawab gue sambil mengambil alih handuk yang Kak Jackson pegang.
"Hhhhh, lo nyari cowok yang bener kenapasih." Katanya.
"Yaaa gue kan gak tau kak, dalemnya orang gimana? Dulu Ong itu baik. Gue juga gak nyangka dia bisa begini sama gue."
"Terus, udah tau kaya gitu, gak mau lo putusin?"
"Gue emang mutusin dia, makanya gue kena gampar."
"What?"
"Iya, begitu ceritanya."
Kak Jackson ngangguk-ngangguk.
"Eh, tadi lo nelepon gue ada apaan Kak?"
"Oh, tadi gue mau nanyain Kei."
"Lah? Terus sekarang Kei gimana?"
"Udah gak papa, yang lebih penting sekarang itu elo."
🐞🐞🐞