Untuk selanjutnya, hubungan gue dan Taeyong berjalan lancar.
Kita jalan-jalan, ngerjakan tugas bareng, double date sama Nayeon Yuta, pokoknya kita pacaran seperti orang kebanyakan lah.
Sampe akhirnya, di semester akhir kelas tiga, gue dan teman-teman yang lain harus mengurus pendaftaran SNMPTN.
Setelah diskusi dengan mama papa, gue mantap ambil program studi hubungan internasional, di salah satu universitas negeri sebagai pilihan pertama.
Meskipun begitu, teman-teman gue yang lain kebingungan memilih program studi dan universitas yang ingin mereka tuju, termasuk Taeyong.
"Kamu mau ambil apa?" Tanya gue pada Taeyong.
"Aku gak mau daftar SNMPTN, Jis." Jawab Taeyong.
"Kenapa? Kalo diterima enak loh, gak perlu ikut yang jalur tes." Balas gue.
"Sini deh Jis, duduk dulu." Seru Taeyong sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.
Gue langsung menurut dengan duduk di sampingnya.
"Aku gak pengen kuliah." Ujar Taeyong.
"Terus?" Ujar gue. "Kamu mau sampe SMA aja?"
Taeyong menggeleng. "Aku mau daftar polisi."
Raut wajah gue langsung berubah, gue seneng Taeyong mau jadi polisi. "Wah, ya bagus dong."
"Kamu gak keberatan kan aku jadi polisi?" Tanya Taeyong.
"Ya enggak lah.." Jawab gue. "Apapun pilihan kamu, selama itu baik, aku akan dukung."
Taeyong senyum.
"Nanti kamu jadi Ibu-ibu Bhayangkari ya.." Seru Taeyong.
"Ibu-ibu Bhayangkari?"
"Iya, itu loh Ibu-ibu yang jadi istrinya polisi."
Gue ngangguk-ngangguk ngerti. "Iyaaa."
Saat itu gue mulai membayangkan, gimana jadinya jika suatu saat nanti gue jadi istri polisi? Punya suami yang berseragam? Keren! Begitu pikiran gue dulu.
Dalam tahap ini, rasanya gue sudah bisa membayangkan bagaimana masa depan gue dengan Taeyong nanti.
"Tapi beneran kamu gak ikut SNMPTN, sayang banget loh." Seru gue.
"Aku juga bingung sih, apa aku daftar aja ya?" Ujar Taeyong.
"Daftar aja, buat jaga-jaga." Balas gue. "Tunggu sini ya, aku ambil laptop dulu."
Setelah itu gue masuk ke dalam kelas, lalu kembali lagi ke Taeyong yang sedang menunggu gue di luar.
"Nih, kamu pengen jurusan apa?" Tanya gue, sambil menunjukkan website pendaftaran SNMPTN pada Taeyong.
"Hmm, apa ya? Kalo gak jadi polisi sih aku pengen di teknik mesin." Jawab Taeyong.
Gue langsung milih program studi teknik mesin di universitas negeri yang jurusan tekniknya paling bagus.
"Terus? Pilihan dua apa?" Tanya gue pada Taeyong.
"Hmm.. apa ya? Terserah kamu deh, lagian aku gak begitu pengen kuliah. Gak bakal keterima juga." Balas Taeyong.
"Oke, aku pilih program studi agribisnis ya, di universitas yang sama kaya aku."
"Kenapa agrisbisnis?" Tanya Taeyong.
"Kuota pesertanya banyak, dan passing gradenya gak terlalu tinggi, jadi kemungkinan besar bakal keterima." Balas gue.
Taeyong cuma ngangguk. "Iya deh, terserah kamu."
"Tapi btw kamu gak perlu diskusi sama orang tua kamu apa?" Tanya gue.
Taeyong menggeleng. "Enggak. Mereka bilang terserah aku aja mau gimana."
Begitulah gue dan Taeyong menata masa depan, dengan gue dan Taeyong sebagai pemeran utama, di suatu siang, di depan kelas.
Tapi, akhirnya masa depan yang gue impikan gak pernah terjadi. Karena salah satu pemeran utamanya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
my love story [jisoo][complete]
Fiksi PenggemarGue lupa rasanya jatuh cinta -Jisoo