Nama gue Jisoo, umur 22 tahun.
Sebulan yang lalu gue lulus sidang skripsi dan saat ini gue sedang menunggu untuk di wisuda.
Selama mengerjakan skripsi bisa dibilang gue setres berat.
Gimana nggak?
Dosen pembimbing I dan II selalu berbeda pendapat, dan sama-sama nggak ada yang mau ngalah.
Gue jadi pusing, harus ngikutin siapa?
Pengen cuti aja rasanya waktu itu.
Tapi, ngeliat temen-temen yang skripsinya udah pada beres, GUE IRI.
Pelan-pelan gue ngumpulin semangat buat ngerjain dan akhirnya skripsi gue bisa selesai, walau banyak revisi sana sini.
Gue berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana dalam waktu 3 tahun 8 bulan 22 hari dengan cumlaude. #akubangga
Gue pikir setelah skripsi selesai hidup gue bakalan tenang, tapi ternyata gue salah. Gue malah lebih setres lagi.
Kenapa?
Satu, nyari pekerjaan itu susah.
Gue emang belum dapet ijazah, tapi gue udah ngelamar-ngelamar kerja pake SKL.
Dan sampai hari ini belum ada panggilan dari semua perusahaan yang gue kirimin lamaran.
Dua, mama gue nyuruh gue lanjut S2.
"Jis, mama pengen kamu lanjut S2."
"Nggak mau ah, capek belajar."
"Kamu itu anak pinter loh, makanya ilmu kamu harus terus berkembang." Ujar mama.
Sedikit narsis, gue akuin bahwa gue termasuk anak yang otaknya encer hehe.
Dari bangku SD sampe bangku universitas gue selalu dapat nilai yang memuaskan.
Ya, semuanya hasil dari kerja keras gue yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik.
Gue percaya bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Makanya sekarang gue lagi mempertimbangkan untuk lanjut S2 untuk masa depan yang lebih cerah.
Selain dua alasan tadi, masih ada satu alasan lain yang bikin gue setres, yaitu...
Tiga, gue diburu nikah sama papa.
"Jis, kamu kok nggak pernah bawa cowok sih?" Ujar papa gue sambil baca koran paginya.
"Belum punya pacar pa." Balas gue.
Emang kenyataannya begitu.
Gue udah jomblo 4 tahun, terhitung sejak lulus SMA.
"Kamu udah dewasa, udah waktunya menjalin hubungan serius dengan seorang laki-laki." Ujar papa gue, sementara gue cuma ngangguk-ngangguk. "Papa nggak mau kamu menikah di usia lebih dari 25 tahun. Kasian anak kamu nanti. Dia baru mau mulai dewasa, tapi kamunya udah tua."
Ya ampun, bokap gue pikirannya udah sejauh itu.
Gue iyain aja, biar cepet "Iya papa, Jisoo ngerti."
Kadang gue heran sama papa. Keluarga lain, yang cerewet masalah pasangan dan pernikahan anaknya biasanya seorang Ibu, tapi di keluarga gue papa yang ribet. Mama malah selow aja meskipun gue nggak punya pacar.
Kira-kira itulah tiga hal yang akhir-akhir ini selalu gue pikirkan.
Tapi, diantara tiga alasan tadi, ada satu yang bener-bener bikin gue setres.
Ada yang bisa tebak, yang mana?
***
Hai, aku bikin buku baru hehe.
Tolong vote dan komentar ya.
Karena vote dan komentar kalian membuat aku lebih semangat
buat lanjut.Terimakasih ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
my love story [jisoo][complete]
Fiksi PenggemarGue lupa rasanya jatuh cinta -Jisoo