21: cincin [taeyong]

540 111 4
                                    

Karena gue dan Taeyong sekelas, hampir bisa dipastikan setiap hari, mulai senin sampe sabtu gue ketemu Taeyong.

Pas kelas lagi kosong, Taeyong pasti nyamperin gue di bangku gue. Bangku gue di paling depan, sedangkan Taeyong di bangku paling belakang.

"Joo, geser." Katanya pada Namjoo, temen sebangku gue.

Dengan itu Namjoo pindah dari tempatnya.

"Ngapain?" Tanya Taeyong.

Gue yang lagi baca novel menjawab, "Lagi baca novel."

"Bagus emang?" Katanya.

"Lumayan sih."

Lalu, hening sejenak.

"Aku mau ngasi sesuatu deh." Kata Taeyong.

"Apa?"

"Siniin tangan kamu."

"Nggak, nggak." Seru gue. "Pasti laba-laba kan?"

Waktu itu anak cowok di kelas emang lagi demam bawa bawa mainan laba-laba karet ke sekolah.

"Bukan ih, aku gak childish kaya anak-anak." Katanya.

Gak childish apanya, padahal Taeyong juga ikut-ikutan bawa.

"Mana tangan kamu." Katanya, sambil menarik salah satu tangan gue yang lagi megang novel.

Setelah itu, di tangan kiri gue, Taeyong menggambar cincin di jari manis pake spidol.

"Bagus, kan?" Katanya.

Gue cuma merhatiin tangan gue.

"Tangan aku jadi kotor nih." Balas gue dengan sedikit membentak. Padahal dalem hati gue seneng.

"Yaudah, aku hapus." Katanya dengan wajah sedih.

Gue senyum, lalu menyembunyikan tangan gue, agar Taeyong tidak menghapusnya.

Taeyong ikutan senyum.

"Tau beginian dari siapasih?" Tanya gue, sekali lagi merhatiin cincin yang di gambar di tangan gue.

"Ada di scene salah satu drama Korea yang bunda tonton." Jawab Taeyong, jujur banget.

"Aku tau." Balas gue. "Full House."

"Nah, bener." Balasnya.

"Kalo gitu aku juga mau ngasi kamu sesuatu dong." Seru gue sambil mengambil alih spidol yang Taeyong pegang.

"Apa?"

"Kacamata." Seru gue dengan senyum iblis, bersiap menggambar di sekitar mata Taeyong.

"No, no Jisoo no." Taeyong menghindar dari gue.

Bersamaan dengan itu, Pak Ino guru Biologi masuk.

"Ada apa ini?" Tanya Pak Ino.

"Mereka baru jadian, Pak." Celetuk salah satu temen sekelas.

Gue deg-degan takut Pak Ino marah.

"Wah, selamat yaaa." Seru Pak Ino, lalu menyalami Taeyong dan gue bergantian.

"MAKASIH PAK!" Seru Taeyong semangat.

Gue cuma senyum.

Sekarang, setelah gue pikir-pikir, ternyata kejadian kecil seperti itu cukup bikin kangen.

my love story [jisoo][complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang