Butuh waktu sekitar dua tahun sampai akhirnya gue bisa jadian sama Jisoo.
Saat Jisoo jauh dari Sungjae, gue langsung minta kontak dia sama Sowon, gue pdkt sama dia, lalu jadian.
Ya sesederhana itu.
Gue bahagia banget, penantian gue selama dua tahun gak sia-sia. Ditambah lagi setelah jadian gue sekelas sama dia. Jadi tambah bahagia gue.
Selama pacaran sama Jisoo gue selalu berusaha menjadi yang terbaik buat dia.
Gue selalu berusaha nepatin janji, gak ngelarang dia ini itu, pokoknya gue berusaha biar Jisoo gak nyesel udah pacaran sama gue.
Kadang gue juga merasa bersalah sama dia, karena berkat gue, Jisoo -anak sekolah yang baik- jadi pernah dihukum sama guru gara-gara ngerjakan tugas pacarnya.
Tapi, Jisoo bilang gak papa.
Jisoo bilang dia seneng bisa ngerasain dihukum, bisa ngerasain jadi anak nakal.
Selama bersama Jisoo, gue merasa setiap detik berharga.
Kisah kami berharga.
Jisoo adalah cewek yang nerima gue apa adanya.
Dia gak pernah protes disaat gue ngajak dia jalan cuma pake celana belel bolong dilutut kesukaan gue, padahal sebelumnya cewek-cewek yang deket sama gue selalu cerewet masalah pakaian gue.
Dia gak marah saat gue lupa balas chat dia gara-gara asik main ps sama temen-temen gue.
Buat gue Jisoo adalah cewek yang paling sempurna untuk mendampingi hidup gue.
Hubungan gue dan Jisoo lancar-lancar saja sampai akhirnya suatu sore saat selesai futsalan gue dicegat oleh seseorang yang mengaku mantan Jisoo.
"Elo Taeyong, kan?" Tanyanya.
Gue yang sudah di atas motor menjawab, "Iya. Elo siapa?" Tanya gue balik.
"Gue Ong, mantannya Jisoo."
"Mantan?" Gumam gue. "Hmm ada apa ya?"
"Gini ya, emang elo ngerasa pantes ya bersanding sama Jisoo?"
Pertanyaan tiba-tiba orang bernama Ong itu membuat gue bingung, "Maksudnya?" Tanya gue.
"Gue pikir elo gak pantes sama Jisoo." Jawabnya. "Jisoo terlalu baik buat elo."
"Gue gak butuh pendapat dari elo." Balas gue.
"Gue cuma gak mau Jisoo sakit gara-gara dia milih orang yang salah."
"Sebenernya elo mau ngomong apa sih?" Tanya gue.
"Gue mau elo putus sama Jisoo."
"Lo punya hak apa nyuruh gue putus sama Jisoo?" Tanya gue.
"Gue tau siapa sebenernya elo, gimana aslinya elo." Katanya.
Gue hanya diam, benar-benar gak mengerti maksud Ong.
Ong mendekat ke arah gue lalu berujar dengan lirih, "Gue tau elo pernah tidur sama cewek."
Mata gue membulat.
Seketika kenangan buruk menyeruak keluar dari ingatan gue.
Gue memang pernah berbuat salah.
Kesalahan yang mungkin tidak akan pernah bisa gue perbaiki.
Waktu itu, gue salah bergaul.
Gue banyak bergaul sama temen yang suka minum-minum dan gue terpengaruh sama mereka.
Mereka menganggap orang yang gak minum cemen, dan gara-gara itu gue akhirnya ikut-ikutan minum alkohol.
Tapi, bukan itu kesalahan fatal yang udah gue perbuat.
Kesalahan yang gak pernah bisa gue lupakan adalah gue tidur sama cewek.
Hal itu terjadi saat gue nginep di salah satu rumah teman gue. Orang tua dia kerja di luar kota, makanya dia bebas bawa siapa aja ke rumah, termasuk ngajak cewek nginep.
Tapi gue gak sengaja ngelakuin itu. Gue mabuk dan gak sadar.
"Kak, gue gak sengaja. Gue bener-bener mabuk semalem." Seru gue pada perempuan yang memang lebih tua dari gue.
"Gak masalah." Jawabnya santai. "Gue emang pengen tidur sama elo kok."
Sejak saat itulah gue tau bahwa cewek itu memang cewek nakal yang suka gonta ganti pacar.
Jangan tanya gimana menyesalnya gue.
Rasanya gue pengen hilang dari dunia ini.
Dan sejak saat itu juga gue gak pernah lagi bergaul sama temen-temen yang udah bikin gue jadi berantakan.
Gue udah berhasil melupakan kenangan pahit yang pernah gue alami, sampai beberapa detik lalu seorang pemuda mengungkit masalah itu kembali.
"Gue harap elo tau diri." Lanjut Ong.
Gue menatap Ong, penuh tanda tanya. Darimana dia tau semua ini?
"Gak usah heran, gue tau masalah ini dari cewek itu sendiri." Ujar Ong, seolah tau isi hati gue.