16.day allenaldo

101 11 4
                                    

allena tentu saja menyesal dengan apa yang ia ucapkan tadi, karena ia tidak pernah tahu kalau aldo sangat tidak menyukai ucapannya tadi.

allena juga tidak tau kalau aldo akan marah dan bersikap seperti ini. dan untuk masalah merokok, allena sudah beberapa hari belakangan ini memang sudah tidak menyentuh benda itu lagi.

ia mulai membuliasakan diri menjauhi benda itu dan hal hal yang kurang baik yang pernah ia lakukan. walau ada saat saat tertentu yang membuat allena ingin menyentuh benda itu lagi. tapi biasanya ia akan memakan permen atau eskrim untuk mengalihkannya menghisap benda itu.

bahkan allena sampai menyetok eskrim di freezer kulkasnya. agar sewaktu waktu ia ingin merokok, ia bisa ganti dengan memakan eskrim.

***

allena masih berjalan disamping aldo. walaupun langkah aldo terlihat lebih cepat dari langkahnya, namun allena berusaha untuk menyeimbanginya.

"aldoo ih maaf, gue gak maksud ngomong kaya tadi sumpah." kata agatha sambil menunduk dengan suara pelan.

aldo masih tidak merespon ucapan agatha. ia masih diam melanjutkan langkahnya tanpa perlu melirik ke allena.

"do. lo tuh denger gue gak sih? lo marah sama gue?!" allena segera berhenti dan menarik tangan aldo agar dia mau menghadap kearahnya untuk bicara. kesabaran allena sudah habis karena dari tadi dicuekin terus terusan oleh allena.

"apa?" jawab aldo ketus.

"lo kenapa sih? lo marah sama gue?"

"nggak." jawab aldo singkat lalu menatap mata allena dalam.

"terus kenapa lo kaya tadi?"

"yaudah gue minta maaf, gue ngerti kok. gue salah. gue terlalu maksa lo buat ikutin apa mau gue. gue tau ini semua gak gampang. tapi gue mohon jangan pernah lo nyebut apalagi nyentuh benda itu dihadapan gue." terang aldo dan emosi nya sudah melunak.

allena segera menatap aldo tenang. karena laki laki yang tadi sangat emosi dapat dengan mudah mengendelikan emosinnya. bahkan ia masih dapat berpikir positif di kala emosi melanda dirinya.

"lo ngerti kan?" kata allena pelan.

aldo segera merangkul allena dan mengusap puncak kepala allena dengan lembut.

lagi lagi allena tidak bisa bersahabat dengan jantungnya. jantung nya berdetak sangat cepat. seperti orang habis lari, namun tidak ngos ngosan.

"iya, tenang ajah. gue bakal bantu lo buat berubah. gue bakal ngelindungin lo. gue bakal jagain lo."

"kenapa?"

"karena lo adik gue allena savila" jawab aldo.

allena menampakan senyum terpaksa dari bibirnya. entah harus senang atau benci mendengar apa yang diucapkan aldo tadi. tapi sebisa mungkin ia tersenyum senang dihadapan aldo.

"kenapa lo seneng banget gue anggap adik all, padahal gak ada keinginan sedikitpun diri gue buat nganggap lo adik tiri gue. tapi kalo bukan dengan cara adik kakak tiri, gue gatau lagi gimana caranya bisa bareng bareng sama lo nanti."  batin aldo.

aldo dan allena masih mengelilingi mall. aldo masih merangkul allena. mungkin setiap orang yang melihat mereka akan mengira mereka pacaran.

prospective stepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang