19. perasaan yang sama

77 8 2
                                    

allena membuka matanya dan sangat terkejut karena ia bisa ketiduran dipelukan aldo. dengan mata menyipit tatapan nya langsung bertemu dengan wajah aldo.

aldo tampak memejamkan mata juga, tangan aldo melingkar memeluk allena. seolah allena akan tetap disisinya.

allena memperhatikan setiap centi wajah aldo. terlalu tampan untuk dinikmati. rahangnya yang kuat terlihat sangat sexy dari bawah. bahkan dalam keadaan tidur pun aldo terlihat sangat tenang.

aldo yang sadar seseorang yang ada dalam pelukannya bergerak, langsung membuka matanya. seketika mata coklat allena, dan mata hijau aldo bertemu dengan jarak sejengkal saja.

dua insan ini hanya ingin saling memiliki satu sama lain. namun kenyataan tetaplah kenyataan.

memang hidup kadang berjalan dengan alurnya. kita hanya pemain, orang lain yang menilai, dan tuhan yang mengatur.

tidak mungkin tuhan memberi jalan seperti ini tanpa alasan. pasti ada alasannya. entah untuk belajar atau saling mengajarkan.

aldo melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang allena "sorry" kata aldo singkat.

allena mengulurkan senyum maklum kepada aldo. "sorry juga, gue sampe ketiduran. kayanya kita ketinggalan pelajaran ya?" kata allena.

" udah pulang malah sekarang "

" hahhh? masa? " allena tersentak kaget dan melotot. ia segera melihat jam tangan yang melingkar ditangan kirinya. pukul 15.10pm. bahkan ia sudah tertidur hampir 3 jam dalam pelukan aldo.

"maaff,gara gara gue kita jadi ketinggalan pelajaran. tadi ulangan ekonomi kan? haduuhh kenapa lo gak bangunin gue ajah si do?" lanjut allena setelah melihat arlojinya.

"gapapa, nanti lo susulan bareng gue"

"iya "

"emang suasana disini tuh enak banget. nyaman banget. bikin betah pokoknya. rasanya tuh kaya gak mau beranjak dari tempat ini" terang aldo.

allena mengangguk seraya menjawab penerangan aldo tentang rooftop yang ada diatas sekolah nya.

allena semakin dibuat nyaman oleh aldo. ia semakin terjatuh dalam perhatian perhatian kecil aldo padanya. hal yang tidak bisa ia terima dan juga tidak bisa ia tolak.

karena fikiran allena tidak ingin menerima semua perhatian perhatian aldo yang menurut nya semakin membuat dia jatuh semakin dalam.

namun hatinya mengatakan kebahagiaan. memang kadang fikiran dan hati tidak pernah sejalan. ada sesuatu yang bisa diterima oleh fikiran namun hatinya tidak bisa menerima. dan sebaliknya.

mungkin ini yang dinamakan dengan logika dan perasaan. logika tidak pernah memikirkan perasaan. sedangkan perasaan seperti tidak mau mengikuti logika. kadang mereka terus berjalan berdampingan tanpa bisa bersatu atau salah satunya menyamai.

waktu yang berjalan semakin cepat membuat allena harus secepat mungkin membuang perasaannya pada aldo. karena waktu pernikahan orang tuanya tinggal seminggu lagi.

persiapan ini itu juga sudah dipersiapkan sebaik mungkin oleh mira dan Roy. mulai dari pakaian, makanan, pelaminan. memang acaranya tidak terlalu mewah,  hanya mengundang keluarga dan rekan kerja mira dan roy.

namun setiap kali allena diminta membantu persiapan oleh mira,hatinya mengatakan sakit yang luar biasa. tapi ia tetap berusaha menerima semuanya. mungkin kebahagiaan ibunya memang tetap nomor satu dari pada hatinya.

"apa mungkin gue harus ngungkapin perasaan gue duluan ke aldo. buat ngelurusin semua perasaan yang ngeganjel dihati gue? walaupun gue tau pasti jawaban nya bakal penolakan. dan pasti ini bakal bikin gue sama aldo menjauh nantinya. tapi gue gamau perasaan ini tumbuh terus. iyaa ini pilihan gue. apapun konsekuensi nya gue terima. gue siap aldo jauhin gue. nanti juga kalo udah tinggal satu rumah dia gak akan marah lagi. dia harus tau dan ngerti sama perasaan gue." -pikir allena dalam hati.

"heyy kenapa bengong?" tanya aldo sambil menggoyangkan telapak tangannya di wajah allena.

"hahh, enggak" allena tersentak keget dan sadar.

"gue tau lo lagi gak baik baik ajah. ada masalah yang lagi lo pendam kan? entah itu masalah hati atau apa gue gatau. tapi yang pasti itu masalah gabisa berhenti lo fikirin. masalah itu gabisa lo pendam sendirian terus menerus all, yang ada malah semakin besar masalahnya. lo bisa ceritain masalah lo ke gue. gue janji gue gak akan ceritain masalah lo ke siapapun. cukup kita yang tau" kata aldo sambil menggenggam tangan allena dan menatap wajah allena lekat.

allena hanya menunduk memperhatikan genggaman tangan aldo ditangannya. ia semakin menggenggam erat tangan aldo. seolah takut nantinya akan menjauhkannya dari tangan itu.

"tapi lo janji setelah gue ceritain ini semua lo gak bakal jauhin gue." jawab allena pelan.

"iya gue janji" jawab aldo tegas namun lembut.

"lo tau kan harga diri laki-laki itu ada diucapannya? jadi kalo lo gak komitmen sama janji lo, lo kehilangan harga diri lo."

"yes i know. sekarang lo cerita apa masalah lo"

"gue sayang lo aldo" kata allena pelan namun pasti. ia tak mampu menatap kemana pun. hanya menunduk sambil mencengkram rok abu abunya dengan kuat.

"iya gue tau. karena gue akan jadi kakak lo sebentar lagi"

"bukan sayang itu. ini beda. gue sayang lo. gue suka lo aldo bagaskara." jelas allena dan kini allena menatap manik mata hijau aldo lekat.

"lo suka sama gue?" jawab aldo kaget. bahwasannya ini adalah pengakuan dari mulut allena sendiri.

"iya. gue akui gue suka sama lo. dan ini masalah terbesar gue. karena gue harus suka sama calon kakak gue. gue gabisa terus terusan sayang sama lo. waktu kita tinggal seminggu lagi sebelum orang tua kita nikah. makanya gue mau lurusin ini semua. gue gamau jatuh semakin dalam lagi do. gue harus relain nyokap gue dan bokap lo nikah." airmata sudah jatuh lagi membasahi pipi allena. tangisnya pecah saat harus mengungkapkan perasaannya kepada aldo.

aldo masih terdiam bergeming mencermati kata kata yang keluar dari allena. ia merasa bodoh karena tidak menyadari kalau allena menyukainya. dan merasa bersalah karena harus perempuan duluan yang mengungkapkan.

"sejak kapan lo suka sama gue?" tanya aldo.

"gue gatau sejak kapan. intinya pas gue ketemu lo diruang guru, gue ngeliat lo itu beda. makanya pas gue tau nyokap gue mau nikah sama bokap lo gue terpukul banget. karena gue juga suka sama lo."

aldo mengusap wajahnya dan memejamkan matanya. pengakuan allena membuat aldo ingin sekali menembak wanita itu untuk segera menjadi kekasihnya. karena ia pun memiliki perasaan yang sama. namun hidup tetaplah hidup. ia tidak bisa menjadikan allena kekasihnya. allena dapat aldo miliki. namun sebagai seorang adiknya. kenyataan yang pahit.

"do, lo udah janjikan gak akan jauhin gue. gue cuma mau ungkapin apa yang gue rasain do. dan lo tenang ajah. setelah ini mungkin gue akan lebih gampang ngelupain perasaan gue ke lo.gue janji secepatnya bakal ngilangin perasaan ini. gue juga sadar diri, lo cowok paling sempurna dimata gue. lo baik, lo ganteng, lo pinter, lo perfect banget. emang gak akan cocok cewe kaya gue sama lo. gue nakal,gue bego, gue emang gapantes sama lo. tapi karena lo gue mau berubah. gue ngelakuin itu karena gue dengan mudahnya nerima permintaan lo karena gua sayang sama lo."

aldo mulai menitikan air mata. ia tidak bisa menggambarkan perasaan nya saat ini. enggak ada yang ngerti perasaan dia sekarang. terlalu campur aduk. bahkan dituliskan dengan pena sebagus apapun tidak bisa ia utarakan.

sedangkan allena. ia sekarang malah tersedu sedu tidak bisa menahan tangisnya yang pecah.

aldo tidak menyangka, ternyata yang terjebak dimasalah ini bukan hanya dia, melainkan allena juga.

"allena, gue-"

"stop do, gausah lo lanjutin, gue tau. penolakan kan yang gue dapet? santaya ajah. gue udah siap kok sama penolakan dari lo" jawab allena.

prospective stepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang