41 keputusan

128 8 4
                                    

allena menatap langit langit kamarnya dengan setengah sadar. nyawanya masih belum kumpul. saat ini ia baru saja bangun dari tidur siang nya. sepuluh menitan dirinya bengong untuk pulih semua perti biasa.

"kamu gila! kamu sudah membunuh orang mas!!" bentakan suara mira terdengar hingga ke kamar allena.

allena menautkan alisnya bingung. ia segera keluar dari kamarnya dan menuju ruang tengah dimana suara mira berasal.

ada sosok laki laki yang sedang berlutut dihadapan mira. allena menyipitkan matanya berusaha melihat siapakah sosok laki laki yang membuat mamah nya semarah itu.

allena segera menghampiri mira dan laki laki itu. laki laki itu langsung menghadap ke arah allena. "allena. tolong papah, papah gak mau dipenjara sayang. tolong bilangin aldo cabut surat pernyataannya itu." kata roy sambil menunjukan wajah bersalahnya. bahkan laki laki itu sempat menitikan airmata.

"setelah apa yang kamu lakukan ke saya dan mamah saya, apakah saya masih pantas memanggilmu papah? kamu tidak lebih dari seorang laki laki yang brengsek. yang meninggalkan anak dan istrinya hanya demi wanita selingkuhan kamu." allena berbicara dengan penuh penekanan pada laki laki itu.

"allena. saya ini papah kamu. kamu tidak boleh berbicara seperti ini" ucap roy.

"papah saya sudah meninggal. dan kamu yang membunuh nya."

"allena maafin papah. papah benar benar menyesal. kita bisa ulang semuanya dari awal. papah janji akan jadi papah yang terbaik untuk kamu. wanita itu sudah meninggalkan papah dan membawa seluruh uang perusahaan papah. papah gak punya siapa siapa lagi sayang. tolong bantu papah agar tidak dipenjara" roy kembali memelas dan tangan sudah hampir memeluk tubuh allena. namun dengan cepat allena menepis tangan itu dan mundur beberapa langkah.

"lalu apakah saya harus peduli? kemana kamu disaat saya dan mamah saya kesusahan? kamu malah sibuk senang senang dengan wanita iblis itu. apa kamu ingat sama kami? tentu saja tidak. dan mengapa saya harus peduli sama kamu? sekarang saya minta kamu keluar dari rumah ini!! karena kamu bukan bagian dari rumah ini lagi! sekarang kamu rasakan balasan apa yang sudah kamu perbuat! saya sama sekali tidak peduli" bentak allena pada ucapan terakhirnya.

"kamu dengar anak saya bilang apa? keluar! jangan paksa saya untuk mengusir kamu lebih kasar!!" lanjut mira.

"baiklah" dengan raut wajah yang sangat sedih akhirnya roy pergi meninggalkan rumah yang dulu pernah ia tempati dan selalu dihiasi kebahagiaan. dulu.

maafin allena pah, allena gak bermaksud ngomong kaya gini. papah terlalu jahat sama mamah dan allena. - ucap allena dalam hati.

mira dan allena sempat terpaku saat roy sudah keluar. akhirnya mira merengkuhkan dirinya pada tubuh allena, anaknya. ia menangis dipelukan allena.

badannya bergetar. suara isakan juga terdengar memecahkan heningnya malam dirumah mereka. allena mengusap bahu ibunya lembut. ia siap menjadi sosok yang selalu mendampingi ibunya kapan pun.

"dia jahat banget len, dia yang udah buat andro kecelakaan. padahal waktu dia nikah lagi sama cewe itu mamah gak gangguin. tapi kenapa dia malah ganggu kita lagi? dia belum puas nyakitin kita" ucap mira disela sela tangisnya.

"aku pastiin papah bisa dapat balasan yang setimpal sama yang udah dia perbuat"

cklekk

suara pintu terdengar oleh indra pendengaran mira dan allena. mereka sontak menoleh ke arah pintu.

"Assalamualaikum, lohh mamah sama allena kenapa?" aldo langsung berlari menghampiri mira dan allena.

mira dan allena melepaskan pelukannya. mata mereka berdua sama sama sembab dan dihiasi dengan hidung yang berwarna merah akibat menangis barusan.

"eeh aldo" kata allena sambil mengusap air matanya yang jatuh ke pipi chubby gadis itu.

mira dan allena langsung bersikap seakan tidak terjadi apa apa. walaupun mata keduanya tidak bisa berbohong.

"ada apa aldo? kamu mau pergi sama allena ya?" tanya mira.

"nggak mah. ada yang mau aku bicarain sama mamah sama allena."

"yaudah kalo gituh kamu duduk dulu ajah ya aldo, mamah mau siapin minum dulu." mira segera beranjak ke arah dapur, sebelum ia menyiapkan minuman, ia terlebih dulu membasuh mukanya dengan air agar mukanya lebih segar.

allena juga ikut duduk disebelah aldo. gadis itu hanya diam saja tidak mengeluarkan suara sedikitpun. bahkan allena hanya menunduk semenjak ia duduk.

aldo yang menyadari ada hal yang aneh ingin sekali menanyakan ada apa, namun ia tidak enak jika kondisi kedua wanita itu seperti itu.

"aku ke kamar bentar" ucap allena sebelum melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

allena membuka pintu kamarnya dan segera masuk. ia menatap wajahnya yang sangat berantakan dicermin besar yang ada di samping tempat tidurnya.

allena segera membasuh wajahnya dengan air. meskipun beberapa bagian wajahnya masih ada yang merah akibat menangis, tetapi setidaknya tidak lebih buruk seperti sebelumnya.

allena kembali menuju ruang tamu setelah mengelap wajahnya yang basah dengan handuk.

ternyata diruang tamu sudah ada mira, aldo dan very pamannya aldo. allena segera duduk bergabung disamping mira, ibunya.

"diminum dulu tehnya, mumpung masih hangat." suruh mira kepada semuanya.

aldo dan very segera mengambil secangkir teh yang dibuatkan oleh mira lalu meminumnya.

"kalo boleh saya tau, sebenarnya ada apa aldo dan very datang kesini?" tanya mira.

very meletakkan cangkir teh nya ke meja. "saya hanya ingin memberi tahu, kalau penyebab kecelakaan bang andro sudah ditemukan. dan ternyata itu adalah pak roy. mantan suami kak mira sendiri."

mira memaksakan senyuman nya, walaupun hasilnya malah senyum getir."jika ingin diproses hukum silahkan. lagipula memang dia bersalah."

"walaupun dia bukan suami kak mira lagi, tapi dia masih ayah kandung allena. jika allena tidak ingin ayahnya dipenjara kami akan mencabut tuntutan itu. kami takut jika kami mengambil keputusan untuk tetap menuntut pak roy, allena dan kak mira keberatan."

"yang salah harus tetap dihukum om. gapeduli dia keluarga ataupun orang terdekat. lagipula hanya penjara kan? bukan nyawa dibayar nyawa lagi?" allena mengeluarkan suaranya dengan ekspresi datar sekaligus dingin. membuat aldo takjub, karena baru pertama kali ia melihat allena dengan ekspresi seperti itu.

"jika keputusan allena seperti itu, baiklah kami akan tetap menuntut pak roy. dan dia akan menerima hukuman sesuai dengan apa yang diperbuatnya."

"iyaa memang sebaiknya seperti itu." kata mira.

"makasih om sudah menghargai allena sama mamah. jangan benci kita  ya karena pelaku nya papah allena sendiri." kata allena sambil tersenyum kepada very.

"iya, kami juga mengerti kok"

"terimakasih sekali lagi" ucap mira.

"kalau begitu kami pamit dulu permisi. assalamualaikum" very segera bangkit dari duduknya.

"aldo pulang dulu ya mah. allena  nanti aku chat ya" kata aldo.

mira dan allena mengangguk bersama. very dan aldo juga langsung keluar dan pulang.




--------------------------------------------

segitu dulu yaa gaesss.. maapkeun kalo jarang update.
aku masih anak sekolah yang banyak disibukan dengan tugas hwuhwu:'

jangan lupa tinggalin votenya yaa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

prospective stepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang