32.tentang kamu

69 8 0
                                    

sore hari itu kediaman rumah aldo sudah tidak seramai tadi. tetapi very dan silvi masih tetap disini untuk menemani keponakannya itu.

mira sudah pulang siang tadi. diantar oleh silvi. ia ingin menenangkan dirinya sendiri. bahwa disini yang paling terluka ditinggal andro bukan hanya aldo. melainkan mira juga.

betapa hancur hati wanita itu saat mengetahui calon suaminya meninggal dunia. apalagi hari pernikahannya tinggal menghitung hari.

allena baru saja keluar dari kamar aldo. gadis itu baru selesai mandi. wajahnya terlihat lebih fresh daripada tadi siang.

sorot mata coklat allena bertemu pandang dengan sorot mata hitam kiran. kiran tengah memandangi allena setelah dia keluar dari kamar aldo.

dengan tatapan sinis dan angkuhnya kiran menghampiri allena. dan saat ini kiran tepat berdiri disamping allena dengan kedua tangan yang ia lipat di dada. wajahnya menampilkan senyuman miring.

allena ingin sekali menjambak wanita yang ada dihadapannya itu. sangat menyebalkan. mengapa wanita itu bisa tersenyum meremehkan sekali, padahal mereka bertemu baru siang tadi.

"hai allena" sapa kiran dengan senyuman yang siapapun pasti ingin mengacak acak wajahnya jika melihat senyuman itu.

allena bergidik jijik melihat tingkah kiran. ia hanya mengangkat kedua alisnya. dan mengangkat kepalanya. dengan maksud bertanya ada apa.

"lo tau siapa gue?"

"yes i know, lo kiran kan? tadikan kita udah kenalan. masa  lo lupa? apa lo udah pikun? yaampun masih muda padahal. kesian gue." ucap allena.

jawaban dari allena bukanlah jawaban yang kiran harapkan. ia benar benar panas mendengar ucapan allena padanya itu.

"kalo cuma mau ngajakin gue berantem, mending gausah deh. gue gamau cari musuh. lagian gue tuh sebel banget ngeliat lo tau gak. baru ketemu ajah udah nyolot banget. dan mata lo gausah sok sok an melotot. bukan bikin gue takut, malah bikin gue ngakak karena muka lo jadi aneh hahaha" lanjut allena lagi, lalu ia segera beranjak dan meninggalkan kiran yang jelas jelas sedang menahan emosi nya.

kira menarik pergelangan tangan allena yang beranjak meninggalkannya. allena kembali menengok ke arah kiran. "apaan lagi?"  tanya allena pada kiran.

"maksud lo apah hah??!!" tanya kiran emosi pada allena.

"ga ada maksud apa apa tuh"

"dan lo! gausah deketin aldo. karena aldo bakal jadi milik gue. lo gak lebih cuma sekedar temen dia kan disini? jadi jangan pernah Berharap aldo jadi milik lo!" tegas kiran sambil menunjuk ke arah wajah allena.

"owh jadi dari tadi lo sinis gitu gak suka ngeliat gue sama aldo? owh kalo gituh selamat. lo bakal gasuka terus, lo bakal emosi terus, lo bakal panas terus, lo bakal cemburu terus. karena ngeliat gue sama aldo." ucap allena santai pada kiran. seharusnya yang berbicara itu dirinya pada kiran. bukan kiran yang malah mengingatkan allena.

kiran tidak tau saja, kalau aldo dan allena hampir pacaran. dan mereka sama sama saling mencintai.

mendengar ucapan allena, kiran hampir saja menampar pipi allena. allena yang seakan siap mendapat tamparan dari kiran, ia memejamkan matanya. setelah beberapa detik pipinya tak tersentuh apapun. allena kembali melek. ia melihat tangan kiran yang sudah di tahan oleh tangan kekar milik seorang laki laki.

"lo apa apaan sih ran?" bentak revan pada kiran.

kiran menghentakan tangannya yang ditahan oleh revan. lalu pergi meninggalkan allena dan revan tanpa repot repot menjawab pertanyaan revan padanya.

prospective stepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang