13.night allenaldo

98 11 1
                                    

"lo bakal ngajak gue kemana?" tanya allena pada aldo yang masih fokus mengendarai motornya.

"nanti juga lo tau. udah pegangan ajah. soalnya disini cuacanya dingin. lo mau peluk gue juga gapapa tenang ajah." jawab aldo sambil cekikikan.

"lah ko iya dingin, gue kira dari tadi keringet gue keanginan makanya dingin. hehee kok jalanannya nanjak terus sih, kita ke gunung ya?" tanya allena lagi.

"dehh kocak, yakali keringet keanginan. udah lo diem ajah. dikit lagi sampe."

allena hanya mengangguk lalu kembali melingkarkan tangannya ke pinggang aldo semakin erat. jika saja wajah aldo tidak tertutup helm, maka akan terlihat senyuman yang menghiasi wajahnya. allena lalu menyenderkan kepalanya dibahu belakang aldo.

tidak sampai sepuluh menit aldo sudah memarkirkan motornya didepan salah satu warung kopi sederhana yang disampingnya ada saung.

allena segera turun dari motor aldo, begitu pula dengan aldo. mereka berdua langsung masuk dan duduk disaung yang disediakan. lalu seorang laki laki paruh baya menghampiri mereka.

"mau pesen apah akang teteh?" kata si laki laki pemilik warung dengan lembut khasnya orang sunda.

"indomie rebus pake telur dua kang. sama white koffe nya dua juga." jawab aldo sopan.

"tunggu sebentar ya kang teh" kata si pemilik warung dengan tersenyum lalu meninggalkan allena dan aldo untuk menyiapkan pesanan.

"jadi lo jauh jauh cuma ngajak gue makan indomie?" tanya allena heran.

"kata siapa? gue mau unjukin lo tempat yang keren banget pokoknya. tapi bentar dulu gue cape abis bawa motor." jawab aldo.

"emang ini dimana sih? dingin banget sumpah." tanya allena.

"caringin tilu,bukit bintang. jangan bilang lo gak tau."

allena hanya menggelengkan kepalanya polos. walaupun ia tinggal di bandung, tapi kalau tempat seperti ini allena tidak tau. kalau mall mall di daerah bandung baru allena sudah hafal betul.

aldo langsung menarik tangan allena untuk turun dari saung dan mengajak allena kebelakang saung.

"mau kemana ih?"

"udah ikut ajah."

setelah sampai dibelakang warung allena dan aldo disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah. bagaikan ada diatas Bintang bintang.

ia ada diatas bukit. lampu lampu rumah terlihat sangat cantik dari atas. allena sempat menganga karena terpesona dengan indahnya pemandangan di Caringin tilu pada malam hari.

allena masih fokus menatap pemandangan. begitu juga dengan aldo. tidak ada suara yang keluar dari mereka berdua.

hingga aldo memberanikan mulai menggenggam tangan allena dengan tatapan masih fokus pada pemandangan yang ada didepannya.

allena yang merasakan tangan aldo menggemggam tangannya, langsung membalas genggaman tangan aldo. baru keduanya saling menatap satu sama lain.

allena terhanyut dengan tatapan mata aldo dengan bola mata kehijauan. aldopun menatap dengan tenang mata allena yang coklat. mata terindah yang pernah ia lihat selain mata ibunya yang telah pergi.

lama mereka saling menatap satu satu sama lain. lalu aldo merangkulkan tangannya dipundak allena. dan kembali melihat pemandangan indah didepannya. allena yang dirangkul oleh aldo terlihat gerogi karena bermasalah lagi dengan jantung nya.

"gue suka banget sama tempat nya do" kata allena pelan.

"gue juga, makanya gue ajak lo kesini. dulu gue pernah kesini sama temen temen gue, dan gue pernah janji sama diri gue sendiri. kalo gue bakal ngajak orang yang spesial ketempat ini."

prospective stepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang