15. "gadis kecil "

4.7K 157 3
                                    

"Jadi apa yang bisa gue bantu ?"

Aku melepaskan pelukan kami , lalu mulai bercerita di hari pertama pernikahan kami dimana willy yang bersikap kasar pada ku , lalu hari dimana aku masuk rumah sakit akibat willy , livia menahan tangis nya sedangkan aku tak bisa .

Livia mengelus tangan ku.  Lalu aku kembali bercerita dimana aku hampir meninggal dunia saat itu , dan tarisya aku menceritkan nya . pesan yang kudapat tadi malam hingga kejadian aku berlutut memohon kepercayaan dan tangan yang seperti ini .

"Cerai sekarang !" aku menggeleng tidak setuju dengan keputusan nya .

"Tidak , gue cinta sama dia liv mana mungkin gue cerain dia sebelum gue berjuang "

"Tapi lo pikirin badan lo ! Pantas lo makin kurus lo kesiksa batin disana ! Sekarang ceraikan dia livy"

"Gk gue gak mau livia , sekarang gue cuman mau buktiin kalau tarisya itu munafik . itu tujuan utama gue liv. Setelah itu gue terserah sama tuhan "

"Apa maksudnya munafik ?"

"Willy hanya bank berjalan bagi tarisya dan keluarga nya . da-"

"Keluarga ?" aku mengangguk "dia udah nikah ?" aku mengangguk lagi .

"Dan sekarang gue mau buktiin ke willy itu semua , tarisya cuman mau harta willy dan perusahaan willy . suami tarisya dan tarisya balas dendam dengan willy yang udah bikin bangkrut mereka 2 atau 3 tahun yang lalu , bahkan mama willy sudah bilang pada willy , tapi begitulah cinta membuat manusia bodoh "

"Termasuk lo , lo bodoh !" aku tersenyum mendengar makian dari livia .

"Kau akan merasakanya jika kau sudah jatuh cinta livia.  Jangan bilang cinta membuat kita bodoh tapi kita yang membuat cinta itu bodoh "

"Terserah lo . jadi apa rencana lo ?"

"Gue gak tau manknya gue cerita sama lo . kalau gue tau ngapain gue capek capek cerita panjang kali lebar tambah luas "

Livia menjitak kepala ku "awhh sakit bege"

"Menurut gue , mending kita ikutin aja tarisya itu " aku menimang nimang ide livia cukup bagus untuk permulaan .

"Oke , besok ?" lagi lagi livia menjitak kepala ku "bangke sakit "

"Besok sekolah geblek ya minggu lah " ckk aku lupa kalau besok aku harus kembali ke sekolah ahh sungguh malas sekali.

"Sembari menunggu hari minggu , apa yang bisa kita lakuin selama 6 hari itu ? " livia mengangkat bahu nya tanda tidak tau . gantian aku yang menjitak kepala nya kuat .

"Ahh bangke sakitt "

"Yaudah gue pulang dulu ya , udah malem . see u tomorrow " sebelum berdiri livia menarik ku kedalam pelukan nya .

"Gue akan bantu lo amanda ! Gue bakal ngelakuin sebisa gue . ada gue disini kalau si brengsek itu mukuli lo lagi bilang sama gue biar gue potong tytyd nya " aku membelakan mata ku mendorong tubuh nya

"Gila lo masa depan dia masa depan gue " livia tertawa keras , aku yang sebal berdiri lalu keluar .

Aku menunggu taksi di depan gerbang rumah sebelah kos san livia.

"Hati hati yak , btw gue masuk dulu biasa panggilan alam " ia memegangi perutnya tanpa meminta persetujuan dari ku ia langsung masuk  aku menggeleng melihat kelakuan nya terkadang dewasa terkadang bocah .

Aku melirik arloji ku 20.57 . aku melirik lirik jalanan yang sudah agak sepi , apa harus memesan taxi online? Seperti nya ia .

Aku merogoh tas ku mencari ponsel ku tapi tidak ketemu lalu aku merogoh kantong celana ku juga tidak ketemu apa tertinggal di kos nya livia ? Aku menepuk jidat ku bagaimana bisa aku lupa membawa ponsel ku aku mondar mandir berfikir cara untuk pulang , ah bodoh livy . livia kan ada .

WHEN I MERIED ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang