"Jadi apa yang bisa gue bantu ?"
Aku melepaskan pelukan kami , lalu mulai bercerita di hari pertama pernikahan kami dimana willy yang bersikap kasar pada ku , lalu hari dimana aku masuk rumah sakit akibat willy , livia menahan tangis nya sedangkan aku tak bisa .
Livia mengelus tangan ku. Lalu aku kembali bercerita dimana aku hampir meninggal dunia saat itu , dan tarisya aku menceritkan nya . pesan yang kudapat tadi malam hingga kejadian aku berlutut memohon kepercayaan dan tangan yang seperti ini .
"Cerai sekarang !" aku menggeleng tidak setuju dengan keputusan nya .
"Tidak , gue cinta sama dia liv mana mungkin gue cerain dia sebelum gue berjuang "
"Tapi lo pikirin badan lo ! Pantas lo makin kurus lo kesiksa batin disana ! Sekarang ceraikan dia livy"
"Gk gue gak mau livia , sekarang gue cuman mau buktiin kalau tarisya itu munafik . itu tujuan utama gue liv. Setelah itu gue terserah sama tuhan "
"Apa maksudnya munafik ?"
"Willy hanya bank berjalan bagi tarisya dan keluarga nya . da-"
"Keluarga ?" aku mengangguk "dia udah nikah ?" aku mengangguk lagi .
"Dan sekarang gue mau buktiin ke willy itu semua , tarisya cuman mau harta willy dan perusahaan willy . suami tarisya dan tarisya balas dendam dengan willy yang udah bikin bangkrut mereka 2 atau 3 tahun yang lalu , bahkan mama willy sudah bilang pada willy , tapi begitulah cinta membuat manusia bodoh "
"Termasuk lo , lo bodoh !" aku tersenyum mendengar makian dari livia .
"Kau akan merasakanya jika kau sudah jatuh cinta livia. Jangan bilang cinta membuat kita bodoh tapi kita yang membuat cinta itu bodoh "
"Terserah lo . jadi apa rencana lo ?"
"Gue gak tau manknya gue cerita sama lo . kalau gue tau ngapain gue capek capek cerita panjang kali lebar tambah luas "
Livia menjitak kepala ku "awhh sakit bege"
"Menurut gue , mending kita ikutin aja tarisya itu " aku menimang nimang ide livia cukup bagus untuk permulaan .
"Oke , besok ?" lagi lagi livia menjitak kepala ku "bangke sakit "
"Besok sekolah geblek ya minggu lah " ckk aku lupa kalau besok aku harus kembali ke sekolah ahh sungguh malas sekali.
"Sembari menunggu hari minggu , apa yang bisa kita lakuin selama 6 hari itu ? " livia mengangkat bahu nya tanda tidak tau . gantian aku yang menjitak kepala nya kuat .
"Ahh bangke sakitt "
"Yaudah gue pulang dulu ya , udah malem . see u tomorrow " sebelum berdiri livia menarik ku kedalam pelukan nya .
"Gue akan bantu lo amanda ! Gue bakal ngelakuin sebisa gue . ada gue disini kalau si brengsek itu mukuli lo lagi bilang sama gue biar gue potong tytyd nya " aku membelakan mata ku mendorong tubuh nya
"Gila lo masa depan dia masa depan gue " livia tertawa keras , aku yang sebal berdiri lalu keluar .
Aku menunggu taksi di depan gerbang rumah sebelah kos san livia.
"Hati hati yak , btw gue masuk dulu biasa panggilan alam " ia memegangi perutnya tanpa meminta persetujuan dari ku ia langsung masuk aku menggeleng melihat kelakuan nya terkadang dewasa terkadang bocah .
Aku melirik arloji ku 20.57 . aku melirik lirik jalanan yang sudah agak sepi , apa harus memesan taxi online? Seperti nya ia .
Aku merogoh tas ku mencari ponsel ku tapi tidak ketemu lalu aku merogoh kantong celana ku juga tidak ketemu apa tertinggal di kos nya livia ? Aku menepuk jidat ku bagaimana bisa aku lupa membawa ponsel ku aku mondar mandir berfikir cara untuk pulang , ah bodoh livy . livia kan ada .
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN I MERIED ? [END]
Teen Fictiongue pengen nikah ! kapansih ada yang mau sama gue ? gue gkpapa kalo di jadohin , malahan itu lebih bagus karena pasti gue nikah lebih cepat . gkpapa gue nikah muda asal gue itu nikah ! dan gak untuk lainsia , walaupun gue gk cantik cantik amat gu...