43. "pengumuman"

4.7K 151 10
                                    

"Ku mohon liv jangan ceraikan aku " ia memberikan ku tatapan yang menyatakan betapa kacau nya dia . bulir air mata ku jatuh mendengar nya berkata seperti itu , hati ku mulai luluh .

"Dengarkan penjelasan ku liv" pinta nya parau . Dada ku sesak melihat nya seperti ini , menangis memohon .

"Aku dan tarisya-"

"Akan menikah ? Dan membuat hidup ku hancur melihat pernikahan kalian ? Ku mohon will jangan menjelaskan yang membuat diri ku semakin sakit . Bukan kah kau yang meminta ini dulu ? " aku mencoba untuk tidak emosi dan terbawa suasana

"Aku tidak pernah menginkan percerain ini liv , tidak pernah . Maka dari itu dengarkan penjelasan ku " air mata willy lolos . Hati ku mencolos mendengar nya mengatakan itu
Willy menggenggam tangan ku , permukaan kulit nya yang panas menyapu permukaan kulit ku .
Apa aku sangat jahat sekarang ?
Apa aku patut memaafkan nya ?

"Aku memaafkan mu will" willy tersenyum "tapi aku akan tetap bercerai dengan mu" aku menghentakan tangan nya agar terlepas dari ku .Aku berjalan ke kasur ku lalu meletakan surat perceraian itu di atasnya .

"Akan ku ambil lagi di hari senin will , ku mohon tanda tangani lah surat ini " suara ku bergetar menahan tangis ku .

Aku berjalan melewati nya mencoba untuk keluar tanpa melihat wajah nya , melihat wajahnya sama saja dengan menyakiti ku sendiri

"Aku dan tarisya tidak pernah memiliki hubungan apapun liv"

Kepala ku berdenyut mendengar kalimat willy terakhir seharusnya aku mendengar nya sampai habis , aku memijat pelipis ku pelan .

"Apa maksud willy ia tak pernah memiliki hubungan apapun demgan tarisya ?" Entah berbicara dengan siapa aku saat ini .

Aku menatap diriku di cermin kamar ku kejadian kemarin saat melihat willy terlintas di kepala ku selama 3 hari ini aku terus memikirkan perkataan willy 'aku dan tarisya tidak memiliki hubungan apapun'

Jika mereka tidak memiliki hubungan apapun kenapa tarisya selalu menempel dengan willy ? Kenapa selalu tarisya berdekatan dengan willy ? Bahkan mereka .... Aku mengacak rambut ku frustasi entah dengan siapa aku harus percaya .

Drtttt drttt

Aku mengambil ponsel ku yang berada di meja cermin

'Livia'

Dengan cepat aku menerima panggilan dari nya .

"Livy jangan lupa hari ini ngambil surat kelulusan " belum saja aku mengucapkan kata pembuka tetapi ia terlebih dahulu memberikan sapaan yang tidak mengenakan

"Iya iya . Gue jalan nih kerumah lo tunggu disitu ya " sambungan mati secara sepihak aku menatap ponsel ku getir

***

"Lama banget sih , udah panas gini " aku menatap livia yang mengomel saat masuk ke dalam mobil . Aku terpaku melihat nya

"Heh jangkrik sumur ! Lo kira gue supir lo ?" Livia tertawa aku mendengus kesal melihat nya sesuka hati nya .

"Udah ah ayo jalan " aku mengikuti perintah nya , aku menjalankan mobil ku ke arah sekolah .

"Oh iya liv , gue lupa bilang sama lo . Adit nanyakin kabar lo " aku menyeritkan dahi ku mendengar nama yang di sebutkan oleh livia
"Adit siapa ?"

"Adit yang ganteng itu loh , yang pindahan dari inggris . Lo sih ga pernah sekolah sekali sekolah langsung un lo " aku hanya tertawa pelan

WHEN I MERIED ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang