Setelah 3 hari di rawat di rumah sakit akhirnya aku pulang ke appartement . kali ini aku pulang dengan willy tentu saja dengan paksaan mama nya .
Kami telah sampai di basemant appartement willy turun terlebih dahulu dan mengambil barang di bagasi aku turun dari mobil menunggu nya yang sedang menuruni barang dari bagasi .
Willy menutup bagasi mobil lalu berjalan ke arah ku lalu ia meletakan tas yang lumayan besar itu di hadapan dengan sedikit kasar .
"Kau masih sakit?" tanya nya pada ku
"Tidak" willy mengangguk lalu pergi meninggalkan aku sendiri dengan tas yang ia ambil tadi . apa maksudnya ? Apa ia menyuruh ku membawa tas ku sendiri ?
Hati ku sakit kapan willy akan berubah ? Kapan ia berjalan di samping ku ? Kapan aku dan willy sejajar ?
Aku memungut tas ku lalu berjalan tas ini diisi oleh apa ? Kenapa berat sekali . aku terus berjalan sambil membawa tas ini untung saja jarak basemant dan lift tidak terlalu jauh .
Aku membuka pintu appartement lalu menutup nya kembali nafas ku tersenggal senggal aku berhenti sejenak menetralkan nafas ku . sekira sudah normal aku memilih menyeret tas ini ke tempat menyuci baju karena ini pasti baju kotor .
"Huftttt" aku membanting tubuh ku di sofa ruang nonton entah di mana willy saat ini mungkin di kamar .
Apa aku dan willy bercerai ? Bukankah pada malam itu ia meminta bercerai pada ku ? Kenapa sampai sekarang ia tidak meminta menanda tangani surat cerai . apa ia lupa? Jika lupa maka buat lah ia lupa selamanya aku tidak ingin bercerai dengan nya .
"Kau tidak memasak . aku sangat lapar ?" aku terperanjat mendengar suara willy yang berada di belakang ku . aku berdiri dan menghadap willy yang wajah nya memerah
"Tunggu sebentar aku akan membuatkan makanan untuk mu " aku berlari kecil ke arah dapur .
Aku melihat persediaan di dapur dan masih lengkap aku memilih memasak ayam goreng dan rebusan sayur . aku berkutat di dapur selama 1 jam , setelah itu aku menghidangkannya di meja makan .
Aku pergi kekamar willy untuk memanggil ia makan
Tok... Tok.. Tok...
"Wil... Turunlah dan makan . aku sudah menyiapkannya " pintu terbuka menampilkan willy yang wajah nya merah meredam emosi
"Untung saja aku belum mati " willy pergi setelah mengucapkan 5 kata yang membuat ku terkejut . bukanya terimakasih tapi sindiran secara halus .
Aku mengikuti dari belakang ia sedang makan dengan lahap , apa ia tidak makan selama ini ?
Tinnnong tinnong
Aku menghadap pintu , lalu berjalan membuka pintu . aku diam membeku saat mengetahui siapa yang datang , aku menatap nya dari atas sampai bawah .
"Mencari siapa ?" tanya ku ia memandangi lekat seakan matanya ingin keluar "tante , tante cari siapa ?"
Brukk
Kejadian itu sangat cepat aku memegangi bokong ku yang mencium lantai , apa barusan ia menolak ku ?
"Pinggir , aku tidak punya urusan sama anak kecil " dengan angkuhnya ia berjalan melewati ku dan masuk ke dalam .
Aku berdiri perlahan menahan rasa sakit bokong ku aku mendengar teriakan dari dalam . aku langsung berjalan cepat melihat apa yang terjadi disana .
"Mau apa kau tarisya ?" willy bertanya mencoba untuk tidak emosi .
"Kau ! Aku mau kau will... Ku mohon jangan tinggalkan aku . laurent bukanlah suami ku will "
Ingin saja ku tarik mulut tarisya saat ini juga , bagaimana bisa dia berbohong saat semua bukti mengarah pada nya .
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN I MERIED ? [END]
Teen Fictiongue pengen nikah ! kapansih ada yang mau sama gue ? gue gkpapa kalo di jadohin , malahan itu lebih bagus karena pasti gue nikah lebih cepat . gkpapa gue nikah muda asal gue itu nikah ! dan gak untuk lainsia , walaupun gue gk cantik cantik amat gu...