40 . "Beban fikiran"

3.8K 128 11
                                    

Hari ini aku dan willy telah sampai di bandara setelah 2 jam dalam pesawat. Aku berjalan beriringan dengan willy , kami sibuk dalam tugas dan fikiran masing masing .

Fikiran ku masih tertuju dengan  percakapan willy dengan seseorang , 'dia ' siapa yang willy maksud ? 'Mencintainya' mencintai siapa yang ia maksud? 'Kebenaran ' kebenaran apa yang willy sembunyikan.

Di ujung sana aku melihat seseorang yang sedang menatap kami , aku tidak begitu jelas melihat nya tetapi aku sepertinya pernah melihat nya tapi dimana?

Aku dan willy memilih menaiki taxi untuk pulang ke apartement fikiran ku kembali pada lelaki yang menatap ku , wajah nya sangat tidak asing .

"Liv...?" Aku mengalihkan pandangan ku kepada willy

"Ada apa will?" Tanya ku heran.

"Setelah ini aku harus kembali ke kantor . Banyak sekali dokumen dokumen yang harus ku kerjakan dan ku teliti liv" aku sedikit ragu , tetapi aku harus tetap percaya pada nya . Ku rasa ia benar ke kantor mengingat sudah 5 hari ia mengambil cuti.

"Baiklah will " willy tersenyum tipis aku membalas senyum nya.

Setelah 45 menit akhirnya kami telah sampai di bandara . Willy masuk ke apartement hanya untuk meletakkan kopernya setelah itu is pergi dengan terburu buru .

Fikiran ku terputar saat mendengar percakapan willy dan tarisya saat aku tertidur

"Akan kita bicarakan saat aku pulang , kau pulanglah terlebih dahulu "

"Jangan marah ! Aku mencintaimu "

Aku mengatur nafas ku yang tersengal senggal , ku harap willy benar benar pergi ke kantor saat ini .

Aku masuk ke kamar ku lalu menghempaskan tubuh ku ke kasur menatap langit langit kamar ku . Om alex ? Iya ! Aku harus menemui nya .Aku mengambil ponsel ku lalu menghubungi om alex untuk segera bertemu .

"Hallo liv ... ada apa ?"

"Om! Ayo ketemu " ucap ku skartis

"Oke , cafe biasa . Gue udah disini , lo mau pesan apa ?"

"Banana friter " sambungan telah terputus dengan cepat aku mengambil kunci mobil ku lalu pergi ke basement.

Tak butuh waktu lama untuk bisa sampai disini hanya memakan waktu 25 menit dari apartement . Aku menyeritkan dahi ku melihat om alex berada di parkir , kenapa dia di luar ?

Aku mematikan mesin mobil lalu keluar tak lupa dengan tas ku , om alex jalan menghampiri ku dengan wajah yang tak bisa ku artikan , entah apa arti tatapan nya hanya dia dan tuhan yang tahu .

"Kenapa tidak masuk om ?"

"Ada willy di dalam " aku membulatkan mata ku tak percaya "dengan tarisya " . . .
Seperti tertimpa oleh batu besar aku tidak bisa berkata kata , kaki ku lemah seperti jelly . Jantung ku mulai berdetak kencang . Apa willy berbohong ?

"O..om lagi gak m..main main kan ?" Dengan santai nya om alex menggelengkan kepala nya. Air mata ku jatuh dengan cepat aku menyerka nya .

"Ayo masuk liv " aku mengangguk kikkuk , om alex membantu ku berjalan ia menawarkan tangan nya untuk ku jadikan tumpuan badan ku .

Kami tak melewati pintu depan melainkan pintu dimana karyawan biasanya masuk , om alex sempat beraduh argument dengan satpam tetapi dengan kekerasan kepala om alex akhirnya kami di perbolehkan masuk melalui pintu karyawan .
Om alex membantu ku duduk jujur saja saat ini aku sangat tidak tenang , entah kenapa firasat ku sangat tidak enak sekarang .

WHEN I MERIED ? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang