Part 1 Lucy

1.9K 81 0
                                    

Lucy adalah gadis yang agak tomboy, ngga suka di omelin, disuruh, ngga bisa ngontrol emosi dan sedikit yang dia suka.

Dia merasa hari pertama sekolah terasa berat. Wajar aja sih soalnya dia adalah siswi pindahan sekolah sebelah. Eitt...bukan karena dia dikeluarkan tapi karena urusan keluarga.

"Kenapa ayah memindahkanku ke sekolah ini? Apa dia tak pernah dengar tentang rumor bahwa sekolah ini pernah ada kejadian gantung diri, dan siswa yang lompat dari gedung? Memang sih semua terlihat ngga pernah terjadi tapi rumor itu tersebar sampai ke media masa. Dasar ayah!" Ujarku dengan ketusnya.

Sebelum selesai mengeluh, Lucy tidak sengaja menabrak seseorang. Ternyata dia adalah Angel, cewek tinggi, agak berisi alias ngga terlalu gendut. Rambut di cat ngga jelas.

"Punya mata ngga sih?" Katanya sambil mendorong Lucy.

Aku yang kaget cuma bisa bengong aja. Dengan mata melotot. Tak hanya sampai disitu, Angel juga langsung menamparku. Aku yang sudah tak bisa menahan emosi langsung menendangnya hingga ia terjatuh, plus mendekatinya perlahan-lahan dan menepuk pipinya dan langsung berkata...

"Jangan main-main denganku atau kau akan menyesal."

Aku pun langsung meninggalkan Angel begitu saja. Karena bel masuk telah berbunyi.

***

Selesai pelajaran, aku tertarik dengan lapangan basket yang kulalui. Bukan karena pemainnya atau aku jago...tapi ada seorang siswi yang diganggu dengan tiga orang siswa.

Siswi itu bernama Bella. Dia adalah gadis yang aneh. Soalnya dia selalu ngumpet-ngumpet buat ganti gaya rambut. Dia juga memakai kacamata dan suka bengong.

Aku yang melihat kejadian itu langsung menonjok dan menyiku siswa itu. Dua diantaranya bernama Aan dan Dimas. Tapi satu cowok yang bernama Raka langsung menendangku dari belakang.

Sayangnya aku tau serangannya, dan langsung menarik kedua temannya untukku jadikan tameng perlindunganku. Setelah itu aku pun meninju mukanya. Sial! Tinjuku yang tidak terlalu kuat hanya membuatnya tertawa geli.

Rasanya aku makin jengkel, dengan menutup mata, aku langsung memukul dagu dan menendangnya bahkan kedua temannya yang mau, menyerangku lagi langsung kusiku dan kugampar.

"Jadi, sekarang siapa yang tertawa? Aku? Atau kamu?"
Ucapku dengan senyuman sinisku.

Ketiga siswa itu hanya bisa menahan sakit dan juga malu. Biar saja. Aku juga tak peduli. Yang tak kusangka, kejadian itu ditonton banyak murid. Sehingga banyak yang bertepuk tangan.

Karena malu aku langsung mendekati Bella dan bertanya...

"Apa kau baik-baik saja?"

Lagi-lagi bella hanya bengong menengok kiri kanan dan sesekali menunduk. Dia menarikku menuju kamar mandi. Dengan ekspresi yang ketakutan.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Bella.

Aku cuma bengong karena harusnya dia yang menjawab pertanyaanku tadi. Eh..malah balik nanya. Apa daya, aku pun mengangguk. Dia memberitahuku bahwa yang kulakukan tadi itu salah. Aku merasa kesal dan langsung meninggalkannya, karena ucapanya barusan.

Saat kubuka pintu kamar mandi, betapa kagetnya aku melihat sosok wanita yang mukanya tertutupi oleh rambutnya.

'Turuti kata-katanya.'
Kata sosok itu.

Ternyata dia adalah Anna. Dia adalah seorang seniman disekolah ini. Konon, lukisannya selalu menjadi kenyataan. Aku yang kaget langsung bernafas lega. Sebab sosok itu ternyata bukan hantu.

Jangan lupa voment ya sorry masih banyak kata yang tidak nyambung, maklum aja masih abal-abal
See y...
Next part...

Lukisan HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang