part 21 sosok di balik jubah

387 37 0
                                    

Setelah sampai didepan sekolah, kami tidak langsung masuk, melainkan kami mencari jalan lain untuk masuk ke sekolah.

"Ck, sialan, kenapa ada satpam  segala sih." ucapku sambil melihat kearah gerbang.

Mendengar omonganku barusan, Bella segera berfikir, begitu pula denganku, dengan menengok kekanan dan kekiri aku sedikit mempunyai akal.

"Aku tau bagaimana kalo kita lompat tembok aja, tapi kita lompat dibelakang bukan didepan, lagi pula di sana juga ada pohon jadi kita bisa lebih mudah."

"Tapi Lucy bagaimana kalo kita..."

"Sudah ayo kita pergi."

Kami segera pergi menuju kebelakang sekolah, namun saat kami sampai disana, betapa kagetnya aku saat melihat, tembok dibelakang sekolah yang cukup tinggi, ditambah lagi jarak pohon dengan tembok cukup jauh, apalagi tidak ada ranting pohon yang mengarah ketembok.

"Sial..." ucapku sambil memukul pohon disamping.

Dengan melihat dari atas hingga bawah, aku memikirkan sebuah ide konyol menurutku.

"Bella kau pakai ikat pinggang kan."

"Buat apa?"

"Sudah nanti kau pasti tau apa yang aku maksud."

"Oke."

Setelah Bella meminjami aku ikat pinggangnya, aku segera naik ke atas pohon, saat aku sudah hampir sampai diatas pohon, aku langsung loncat ke arah tembok, tapi saat aku baru sampai keatas tembok teryata keseimbangan kakiku sangat payah.

"Aaaahhhkkk."

Al hasil aku nyaris jatuh kebelakang, tapi karena bantuan ikat pinggang milik Bella, aku tertolong kerena sebelum jatuh ikat pinggang itu terlebih dahulu aku kaitkan dikawat dekat tembok, meskipun begitu aku tetap bergelantungan, dengan menghela nafas, aku segera loncat ketembok, meski harus mendapat luka goresan akibat krikil yang berada diatas tembok, dengan nafas terngah-ngah, akhirnya aku sampai diatas tembok juga, dan tanpa menyia-nyiakan waktu aku segera loncat masuk kesekolah, tapi.....

"Bella bagaimana kau bisa masuk dengan mudah?" ucapku dengan terheran.

Mendengar pertanyaan dariku, Bella langsung menunjuk kearah, tembok.

"Iya itu hanya tembok."

"Haa.. Lucy, apa kau belum tau? disana ada sebuah pintu rahasia, yang hanya diketaui para murid." ucap Bella yang membuka semak dan ternyata tembok itu ada lubang cukup besar.

Dengan mata terperangah sambil tangan menutup mulut, rasanya aku tidak punya gairah di depan Bella, bahkan aku sangat yakin sekarang ini aku sudah terlihat konyol, dengan berusaha menahan rasa malu, aku berjalan duluan menyusuri ruang kelas tanpa ada tujuan yang jelas.

"Rasa-rasanya pelaku pembunuhan Refa dan Putri, sekarang ada dimana." ucapku sambil terus berjalan.

"Entahlah tapi disini sangat gelap, aku hampir tidak bisa lihat apa-apa." ucap Bella yang sedang mencari sesuatu di tas kecilnya.

Melihat hal itu aku langsung menyuruh Bella berhenti menggeledah tasnya sendiri, untuk mencari senter.

"Bella, apa kau bodoh? Kita bisa ketahuan sama saypam, kalo kamu nyalain itu senter."

Seketika Bella mengembalikan senternya kedalam tas, kami terus berjalan dan berjalan, dengan langkah pelan supaya  bunyi langkah kaki kami tidak terdengar, dan supaya kami bisa mendengar suara yang berasal dari pelaku pembunuhan, sampai ahkirnya kami mau sampai di tangga, tapi langkah kaki kami terhenti dengan sebuah suara yang aku yakini berada di lantai dua, seperti pemikiran yang sama aku dan Bella saling bertatapan, dan setelah itu kami langsung pergi menuju ke lantai dua.

Tapi saat kami lewat tangga, kami tidak lewat di bagian tengah, melainkan kami lewat dibagian pinggir tangga, untung aku dan Bella adalah wanita tangguh, karena adegan seperti ini tidak patut dicontoh, kecuali ada orang profesional yang mendampingi, apa lagi dengan keadan di sini sangat gelap, seperti biasa kami berjalan dengan pelan dan berusaha menjaga keseimbangan diri supasa tidak jatuh, kan lucu kalo aku jatuh dari tangga dengan keadaan yang sangat memalukan, ya itu berjalan ditangga, dengan keadaan berjalan dipinggir udah kayak anak kecil aja, payah.

Aaaaaaaa....

Entah mengapa tiba-tiba aja ada suara teriakan dari lantai dua, mendengar teriakan itu aku dan Bella, langsung bergegas pergi kesumber suara, dengan langkah kaki yang bergerak dengan cepat, aku tidak peduli kalo langkah kaki ku terdengar, oleh pelaku, saat ini yang aku pikirkan adalah dari mana sumber suara itu.

Tap tap tap.

Suara langkah kaki kami, yang mulai terdengar, dan betapa kagetnya kami, saat kami sempai di atas betapa kagetnya aku melihat......

.

.

.

Dua sosok berbaju hitam, memakai jubah hitam dan bertopeng putih, yang sedang menyayat muka Tino,  tapi yang tidak aku sangka adalah sebuah potongan kecil kaki yang aku yakini adalah potongan kaki Tino, melihat kejadian ini, aku langsung menyeringai sementara Bella sedang terperangah, rasanya suhu tubuhku langsung berubah suhu panas dingin, sementara tubuh Bella bergetar.

"Si ... siapa kau? Apa yang kau lakukan disini, jangan-jangan kau," ucapku sambil menggenggam tangan.

Seketika aku dan Bella memasang kuda-kuda, untuk bersiap-siap bertarung, melihat kami sudah siap bertarung sosok itu langsung melempar salah satu bagian kaki Tino, yang membuat kami saling berjauhan satu sama lain, mungkin keadaan ini lah yang di inginkan sosok itu, sosok itu langsung menghunuskan pedang ke arahku, tapi karena aku mengetahui seranga nya aku langsung kayang. Sementara Bella langsung melakukan tendangan T, melihat temannya jatuh sosok yang sama langsung menghumuskan pedangnya dengan cara menyamping, yang berhasil memisahkan ku dan Bella lagi. Tapi sebelum aku dan Bella terpisah jauh, dengan mengejamkan mata aku langsung berlari kearah sosok itu, dan melakukan smack down, sementara sosok yang tadi terjatuh langsung balik menyerangku. Melihat kejadian itu aku langsung membungkuk, dan mundur dengan cepat, tanpa membuang waktu aku langsung memasang tubuh tegap, seketika aku menyikut sosok itu dengan sekuat tenaga.

Menyadari hal itu Bella langsung menuju kearahku, kami langsung beradu punggung, sambil memasang kuda-kuda, sementara sosok itu langsung berlari dan menghumuskan pedang dengan cara X, karena posisi serangan itu kearah Bella, otomatis aku langsung berputar dan membantu Bella, aku dan Bella langsung memakai tangkis siku-siku luar (tinggi), serangan dari pedang sosok itu semakin ditekan, untung tanganku, aku beri perisai, jadi aku tidak terlalu kawatir, tapi sosok itu berhasil melukai Bella, hingga ahkirnya Bella terjatuh.

"Bella kau oke."

"Tenang aku oke."

Melihat aku yang lagi lengah karena kawatir dengan kondisi Bella saat ini, sosok itu langsung memanfaatkan keadaan itu untuk menyerangku, sosok itu langsung melakukan tendangan depan. Sementara aku melakukan tangkis tutup depan, sementara sosok yang lain langsung menonjokku dari belakang, sayangnya serangannya bisa aku baca, jadi sebelum tonjokannya mengenaiku, aku terlebih dahulu berputar kesamping, jadi alhasil serangan sosok itu malah mengenai temannya, tapi aku belom bisa bernafas lega karena, kedua sosok itu langsung melakukan pukulan dalam, yang berhasil membuatku muntah darah.

"Darah, jadi apa kau pelakunya?" ucapku sambil.
Mengusap bibir yang teraliri darah segar.

Saat aku sudah tunggal anggal, Bella langsung memukul sosok itu dengan kuat hingga salah satu sosok itu terjatuh.

Gomenasai mina ︶︿︶!! Enjoy your reading guys.

Oh ya. Itu tanda bintang dipijok bawah jangan lupa ditekan, ingat ditekan ya dan satu hal lagi saya juga mau comment.

Bye guys........

Lukisan HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang