part 14 balas dendam 2

666 33 0
                                    

Kesabaranku sudah di ujung tanduk, aku tidak perduli lagi dengan rencana yang telah aku rancang ahkir-ahkir ini karna setiap aku dengar teriakan Angel rasanya aku ingin tertawa dan bahagia. Dia yang memulai dulu dia juga yang harus mengahkirinya, apa pun yang terjadi aku gak perduli, yang penting sebelum matahari bangkit dia akan pergi bersama sang bulan untuk tenggelam selamanya. Dengan melihat Angel dan senyum miring aku pun memejamkan mata dan mengambil pisau yang telah aku pilih untuknya.

"Bella pilih."

Brak...

Aku membanting kursi yang aku duduki. Dan perlahan mulai menarik Angel dengan kejam, karena aku memiliki hati baik sebaik malaikat, aku tidak membunuhnya dengan perlahan-lahan tapi aku membunuhnya perlahan tapi pasti.

"Hahaha sudah. Aku lah maikat mautmu."

Angel hanya bisa menangis. Aku gak peduli lagi sama nyawa anak ini. Ini adalah keadilan yang harus aku tegak kan, thanks Lucy. Seperti janjiku tadi, aku tidak akan membiarkan darah segarnya sia sia aku memutuskan menarik beberapa wadah penampung darahnya pertama-tama, jari-jari Angel aku potong dengan pisau lipat.

"Hhhhaaaaa. Stop Bella aku mohon ini benar-benar sakit."

"Bodo amat."

Kedua, aku menyayat  tangannya. Darah semakin mengalir, saat aku tertawa Angel memanfaatkan kejadian itu untuk kabur tapi saat dia baru beberapa meter aku langsung melempar pisauku dan menyelengkat kakinya, seketika dia jatuh tersungkur.

"Bodoh lo,aku kasih hati masih minta jantung ya." Sambil menarik rambut Angel.

Hiks...hiks...hiks....

Angel terus saja menangis karna aku menarik pisauku tetap di punggunya dan sudah siap ditusukan. Tapi saat mau aku mulai.....

Lucy pov

Satu persatu orang di ruang acara mulai bangun, janji Stella benar-benar ditepati, tapi setan apa yang merasuki Raka. Dia tiba-tiba memeluk aku, aku juga harus maklumin karna dia telah mendapat sesuatu yang tidak diduga, tapi aneh kenapa Raka seperti masih ingat kejadian barusan.

"Tenang kamu tidak sendirian, aku ada untukmu, kita cari solusinya sama sama."

"Thanks, Raka."

Kenapa Raka masih ingat kejadian tadi? Apa yang lupa hanya orang-orang yang telah mati saja. Oh no, kenapa masih ada makhluk hidup yang masih tau kejadian itu, perlahan pelukan Raka aku lepas, mungkin saja yang dimaksud Stella hanya orang-orang yang telah meninggal.

"Raka kamu gak papa kan?"

"Seharusnya aku yang bilang gitu."

Saat kami saling pandang, tiba-tiba saja Bella datang.

"Bella kamu darimana saja kamu gak papa kan."

"Gak kok. Maaf ya aku membuatmu resah. Dan kenapa banyak yang lagi tiduran gini? ada apa sih."

"Nggak, kok."

Lagi-lagi saat Bella pergi,pasti ada yang ganjil, buktinya saja aku melihat baju Bella ada darah segar. Aku yang merasa aneh dengannya hanya bisa bingung dan hanya bisa lihat saja.

"Kamu kenapa lihat aku gitu sih Cy?"

"Kenapa dibawah bajumu ada darah?"

"Ooo, itu tadi aku jatuh."

Mendengar Bella bilang begitu, aku hanya bisa bengong dan mengiyain saja,meskipun gak nyambung atau gak masuk di akal.

"Aku mau kebalakang."

"Oke. Aku ikut ya."

"Gak usah." jawab Bella dengan ketus.

"Baiklah." ucapku sinis.

Lukisan HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang