part 15 resigned

640 35 5
                                    

Bella pof

Aku gak mengerti. Apa yang terjadi kepada mereka, tapi yang gak aku sangka. Ternyata masih ada orang yang menumpahkan darahnya malam ini selain Angel.

"Kenapa aku gak tahu soal itu. Sial."

Setelah berfikir beberapa kali akhirnya aku menyerah. Dan karna aku harus menunggu hasil nilai dari juri aku terpaksa harus menunggu, tapi saat aku baru duduk ahkirnya penilaian telah selesai. Tapi aku bisa melihat wajah tak enak dimuka juri, ya mungkin karna ini udah cukup malam karna ini melebihi jam acara, biasa kita kan jam karet, belum lagi harus memberi hadiah, merepotkan.

"Sorry long. Baik pemenang lomba lukis tahun ini akan kami umumkan di papan pengumuman besok pagi." Ucap salah satu panitia

"What tomorrow the correct only."

"Once again sorry."

Mendengar pengumuman dari panitia jujur aku sangat kecewa. Apalagi, gara-gara harus nunggu pengumuman ini aku tidak bisa ikut Lucy pergi kerumah sakit. Ahkirnya aku memutuskan untuk segera pulang. Yang aku harap Lucy segera pulang supaya bibik tidak resah.

Lucy pof

Aku bisa memaklumi Raka yang lagi cemas karna melihat temannya yang hampir kehabisan darah. Kenapa aku bisah sebodoh ini sih, Raka semakin mempercepat laju kendaraan, makin cepat hingga kami bisa saja ditilang ditambah lagi kondisi jalan yang lagi hujan sedang, jujur disini aku hampir ketakutan, aku gak nyangka Raka akan senekat ini demi menolong teman. Sekali lagi kecepatan mobil ditambah lagi. Dengan menghela nafas panjang aku memberanikan  diri untuk berbicara.

"Raka sorry."

"Sorry. Untuk apa."

"Mungkin kalo aku tidak pergi menyelamakan kalian, mereka tidak akan begini."

Aku sudah tidak bisa menahan mataku, akhirnya air mataku jatuh dengan cepat.

"Kalo kamu tidak melakukan hal tadi. Mungkin aku udah mati ditambah lagi di acara itu banyak siswa siswi, kau bisa bayangkan kan berapa banyak korban nantinya. Jadi jangan menangis lagi."

"Raka a...aku."

Ciittt.

Raka tiba tiba saja mengerem mobil dengan tiba tiba. Dia langsung memberi tahu bahwa yang aku lakukan tadi itu......

"Lucy kehidupan itu tidak selamanya mulus. Kau tau telur?"

"Ya."

"Dia harus dihancurkan dulu supaya unggas yang ada didalam nya keluar dan bisa melihat cahaya pertama."

"Apa aku seorang penghancur?"

"Tidak, mungkin ini adalah salah satu ujian hidupmu."

"Ha."

"Ayo kita lanjutkan perjalanan."

"Tapi kalo ini ujian hidupku, kenapa mereka yang jadi korbannya."

"Lucy takdir itu tidak bisa diubah."

"Bagaimana seseorang tahu kalo aku menyakiti orang, dan apa aku pantas untuk hidup?"

"Mungkin kalo orang tuamu tahu dia pasti berusaha menyampaikan pesan untukmu supaya kamu tetap hidup."

"Semua yang terjadi."

"Ini bukan kesalahmu ini kesalaham setan somplak itu."

"Baik. Makasih."

kami melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Karna keadaan sekarang hujan remang remang Raka melajukan kendaraannya jauh lebih cepat dari biasanya, mungkin jika aku bukan orang kuat mental. Bisa bisa aku yang mati karna serangan jantung, oh tuhan tolong selamatkan temanku. Air mata yang berusaha aku bendung terus saja jatuh mengalir bahkan lebih cepat dari yang tadi pandanganku mulai gelap tapi tida tida.

Ciiiit.

Bark..

"Raka."

Raka menabrak pagar rumah sakit. Dan yang aku yakin sekarang baik pagar maupun mobil sama sama rusak.

"Lucy ayo."

Saat aku turun dari mobil benar saja para suster dan dokter segera membawa mereka ke ruang UGD.

Karna kami tidak boleh masuk, aku memutuskan menunggu sambil menelfon Bella.

"Hallo Bella."

"Hay Lucy. Kamu lagi dimana?"

"Aku masih dirumah sakit. Oh ya, sepertinya aku gak pulang untuk malam ini."

"Ooo."

"Aku minta kamu bawain seragam sekolahku ya."

"Yah...baiklah."

"Sorry."

"Lucy aku mau tanya emangnya ada apa sih sama mereka berdua?"

"Ini semua terjadi begitu saja. Mungkin."

"Mungkin apa."

"Bisa dibilang ini salah ku."

"Ap...."

Seketika aku mematikan telfonku dengan Bella. Dan menungu kabar dari dokter.

1 menit

3 menit

13 menit

14 menit

45 menit

Karna terlalu lelah menunggu aku pun duduk dan perlahan mataku menutup.

***

"Dimana aku, kenapa gelap?".

Aku terus saja berjalan dan meraba raba kali aja ada tembok sebagai petunjuk jalan, kan gak lucu seorang keturunan satu satunya jemtosen nabrak tembok atau kursi. secara, latar belakang keluargaku semua didominasikan orang-orang jago tembak. Ya kecuali aku.

Kkkeeerrrrkkkk.....

Sebuah cahaya terlihat diujung paling timur. Terlihat sesosok orang memandangku, tapi saat aku mendekatinya, dia pun berlari.

"Tunggu." Teriakku sambil berlari.

Saat aku sampai di depan pintu, sesosok tiba tiba menghilang, entah apa yang terjadi ruangan yang semua gelap tiba tiba saja, terang bahkan berlatar kaca. Dari sudut mana pun aku hanya melihat bayangaanku. Tapi saat aku berkaca tiba-tiba saja satu persatu kaca retak dan sedikit demi sedikit kaca itu mengeluarkan darah segar.

"Aaarrrgggghhh......"

Suara teriakan perempuan terdengar di telingaku. Sangat jelas bahkan sangat familiar di telingaku.

Tap tap tap

Suara langkah kakiku. Entah apa yang terjadi seketika aku mendengar suara seseorang menyuruhku terus jalan. Karna gak ada tujuan lain, aku pun terus jalan hingga aku bertemu sosok yang tak aku kenal baik wajahnya maupun bentuk dan wujudnya . Sosok itu hanya melihatku dan entah apa yang terjadi, tiba tiba saja patung yang ada di belakangku memegangku dengan kuat, aku hanya bisa pasrah dengan keadaan ini, atau memberontak.

"Iiih ini kan hanya mimpi, udah gak perlu kuatir."

Saat aku berusaha menenangkan diri dan menghela nafas, aku      melihat darah bercucuran di bawah kakiku. Mungkinkah ini darahku? tidak, tidak ini tidak darahku terus darah siapa? Saat aku bingung dengan keadaan ini aku hanya terdiam, tapi secara bersamaan patung itu makin menekanku makin erat sampai aku kesulitan bernafas, ditambah lagi aku bisa merasakan darah mulai keluar dari mulutku. Karna terus ditekan seperti biperas saja aku haya bisa memberontak dan memberontak. Nafas ku mulai tidak karuan.

"apa benar ini mimpi? kenapa aku tidak bangun atau pun tersadar?"

Pertanyaan itu yang terus aku pikirkan dari tadi. Bukan haya itu, sosok itu juga mengambil paksa darah segarku.

"Aarrrgggghhhh........"

Hi gaus bagaimana keren gak.

Saya tunggu Saran dan masukannya.
Oh ya vote and comment juga

Bey....

Lukisan HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang