Raka pov
Saat aku sedang mondar mandir di depan pintu untuk menunggu hasil dari dokter, di saat aku hendak duduk, aku melihat Lucy yang lagi tertidur. Maklum aja dia pasti capek karena dari tadi dia mendapat hal-hal yang gak disangka sangka, tapi aneh selang beberapa saat tertidur Lucy tiba-tiba saja merintih kesakitan dan seakan akan memberontak dengan posisi tangan di atas dan serasa mencari pegangan.
"Lucy kamu kenapa ayo sadar. Lucy."
Aku terus saja berusaha membangunkannya, tapi usahaku sia sia, dia terus saja merintih, perasaanku makin gak enak, dari tadi dia terus saja berontak. Tanpa pikir panjang aku mencari air untuk aku siram.
Tapi saat aku mau cari air, Bella datang dengan membawa seragam Lucy.
"Raka kamu mau kemana."
"Lucy."
Aku segera mengantar Bella menemui Lucy yang lagi diruang bawah sadar. Dengan menghela nafas panjang, aku memberanikan diri untuk menggampar Lucy, aku tau pasti nanti saat dia telah tersadar, dia tidak segan-segan untuk membunuhku karna telah lancang nenghajarnya.
"Lucy sorry."
Setelah aku gampar Lucy.....
"Aaaarrrrgggghhhh......."
Perasaanku makin tidak enak. Karna dia teriak apa karna aku pukul atau karna hal lain, jujur aku takut kalo itu adalah hasil dari ulahku.
Lucy pof
Saat aku bangun aku merasa mimpi tadi seakan akan kenyataan. Karna masih kaget dan bingung, aku gak sadar bahwa Bella sudah ada didepanku. Dengan tatapan wajah penuh ketakutan, nafas yang terengah-engah ditambah lagi jantungku sudah hampir meledak, aku menatap mereka. Tapi mereka menatapku dengan tatapan jauh lebih takut di bandingkan tatapanku, seakan akan mereka melihat hatu saja.
"Lucy kamu gak papa kan." Sambil memberiku seragam.
"Gak papa kok. Aku ganti baju dulu ya, kita berangkat sekolah bareng."
"Baik. Aku tunggu."
"Raka kamu pergi sekolah kan."
"Tentu."
Saat aku pergi ketoilet aku menelfon Rexi.
"Hallo. Rexi."
"Ya hallo."
"Apa kamu bisa menolongku?"
"Apa?"
"Aku mohon kamu bantu aku untuk menggali lubang deket gudang sekolah."
"Why."
"Aku tidak bisa menjelaskan sekarang. Aku mohon, ini darurat, ini menyangkut...."
"Apa?"
"Rexi kamu mau nolong aku akan."
"Baik lah, tapi apa kamu udah ijin pihak sekolah?"
"Belum, tapi aku mau ijin kok hari ini."
"Oke aku bantu."
"Thanks Rexi."
Setelah selesai menelfon aku segera ganti baju, dan bergegas menemui mereka, tapi alangkah kagetnya aku, saat aku mau membuka pintu toilet.
"Apa itu?"
Sepertinya tadi aku melihat sekelibat bayangan putih lewat didepanku, lagi-lagi jantungku berdetak kencang gak karuan, udah kayak musik di diskotik aja. Aku segera berjalan menuju Bella makin cepat, makin cepat hingga aku tak sadar sudah berlari, tapi aneh aku merasakan perih dibagian lengan tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Horor
HorrorRitual membuka mata batin telah dimulai... Apa kau yakin kalau dia akan menjadi korban ketigamu.Iya aku sudah yakin dia telah banyak mengetahui semuanya.Suruh siapa ikut campur.kalau dia gak kuat kan bisa gila atau kalau bisa mati...