Part 24 Grass

301 18 0
                                    

Selangkah demi selangkah aku menemui Bella, meski rasanya tidak mau tapi mau gimana lagi, Bella juga lagi dalam bahaya ditambah lagi Bella juga tidak bisa berantem.

Tunggu dulu, kayaknya ada yang mengganjal. Bagaimana mungkin Bella bisa selamat tapi Lucy menghilang. Ah sudah, jangan nuduh sembarangan, mana mungkin sih mata empat satu ini sanggup lihat darah berserakan, ya kali paling baru beberapa tetes darah sudah heboh tingkat dewa. Mungkin saja Bella lari saat adegan berantem itu atau mungkin Bella lari dulu sebelum berantem.

"Bella ayo kita pulang!"

"Tapi Lucy."

"Dia pasti baik-baik saja."

"Tidak, tidak, aku tidak mau pulang, aku mau menunggu kabar Lucy dulu titik."

"Bella kita pulang dulu, kita kumpulkan tenaga untuk cari Lucy, besok, kau mengerti kan."

"Tapi aku takut pulang, lagi pula aku juga masih kuat kok buat cari Lucy sekarang."

"Aku temani kamu pulang, ayo kita pulang sekarang."

"Me he."

Kami segera pulang, meninggalkan Rexi dan kawannya mencari keberadaan Lucy.

Ditengah perjalanan aku bisa melihat ada yang aneh dengan Bella mengapa tidak. Karena dari tadi Bella tidak merasa takut ataupun merintih kesakitan, karena luka ditangannya itu, apa lagi sekarang nyawanya dalam bahaya, tapi kenapa dia tenang-tenang saja? Kalo aku perhatikan terus ku pikir Bella seperti sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, tapi kenapa aku baru tahu?

Aku semakin mempercapat laju kendaraanku, sebenarnya gak ku percepat sih, karena aku sudah terbiasa naik mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, untung ini Bella. Uh kalo ini Lucy bisa ditendang aku sekarang, Lucy kan takut banget dengan hal seperti ini, apa lagi Lucy juga hobi ngerem mendadak.

"Raka, aku berhenti disini aja."

Saat aku baru sampai dikomplek perumahan Bella, aku tidak menyangka Bella menyuruhku berhenti. Bukanya Bella takut pulang sendiri, tapi kenapa Bella menyuruhku berhenti? Dengan fokus menyetir aku pura-pura tidak dengar hingga....

"Stop."

Mungkin benar,  memang ada yang aneh dengan Bella, semenjak dari sekolahan tadi.

"Oke aku berhentiin mobil ini."

"Makasih ya karena udah mau mengantarku pulang."

"Tapi Bella, kenapa kamu tidak mau aku antar sampai rumah."

"Tidak, tidak usah nanti apa kata tetangga? wanita pulang tengah malem sama cowok, cuma berdua lagi."

"Ooo kirain."

"Kirain, apa?"

"Gak, gak papa kok."

"Good night, Bella."

"Good net Raka."

Mukin yang di bilang sama Bella benar apa kata para tetangga kalo melihat kami berdua pulang tengah malem. Setelah Bella sudah tidak terlihat dari jangkauan mataku aku pun memutuskan, memutar mobilku dan segera pulang.

***

Langit perlahan berubah menjadi jingga, meninggalkan kegelapan di dunia, begitu pula sang suria yang telah memberikan kehangatan kepada semua makluk hidup.

Entah mengapa rasanya hari ini aku sangat bersemangat masuk sekolah, mukin karena ada hal yang menarik yang wajib dilihat atau karena hari ini ada jadwal seni budaya. Tapi tetep saja aku sangat senang.

Aku segera bangun dari tidur dan pergi menuju kamar mandi, setelah itu aku segera memakai seragam dan pergi menuju sekolah. Hingga aku gak sarapa hari ini, karena terlalu bersemangat masuk sekolah.

Dan entah mengapa aku naik mobil dengan kecepatan 40 KM / jam. Aneh kan, namun entah mengapa tiba-tiba jantung ku seperti berada didalam diskotik, dan bukan itu saja bulu kudupku pun tiba-tiba merinding seperti akan ada hal yang buruk terjadi kepadaku nanti.

"Perasaan apa ini?"

Perasaan yang aku rasakan tiba-tiba membuatku teringat dengan ke dua temanku.

"Sebernarnya apa yang akan terjadi?"

Entah karena ada yang menggajal dihati atau terlalu melamun, aku hampir saja menabrak kucing.

Cciitttt

"Ya ampun, kenapa hari ini aku jadi linglung kayak gini? dasar payah."

Dengan mengacak-ngacak rambut aku pun segera pergi berangkat menuju ke sekolah. Dengan kecepatan demon, mungkin ini bisa disebut antara gila dan nekat, atau bisa dibilang juga bodoh. bagaimana tidak, aku mempercepat laju kendaraanku hingga 120 KM / Jam di keramaian. Tapi aneh 'kan kenapa tidak ada mengejar mobil balap yang mengontrakku, mungkin karena kemampuanku yang keteraluan, makanya gak ada yang berani dengan aku, atau mereka takut karena gajiku yang tinggi. Ha ha ha Parah banget.

Selang beberapa menit aku pun sampai disekolah, entah mengapa menurutku semua siswa disini jago ekting. Mengapa tidak, suasana diluar sekolah seperti biasa tapi saat aku sampai dilorong menuju kelas ratusan mata memandangku. Ditambah lagi bekas darah yang aku yakini milik Tino, Bella dan juga Lucy masih berbekas dilantai dan ditembok. Bukan itu saja keberadaan Lucy pun masih berlum diketahui keberadaanya.

Oh ya bagi mana kabar Bella? apa Bella baik-baik saja? Kemarin malam 'kan aku tidak bisa mengantarnya pulang. Tunggu dulu, tapi kenapa semua siswa disekolah ini tiba-tiba berubah menatapku dengan raut wajah perihatin. Ah masah bodoh.

Saat aku hampir sampai dikelas, aku melihat Bella duduk di depan kamar mandi dengan Membawa mangkok  berisi mie goreng. Sambil makan dengan lahapnya, jujur itu sungguh aneh, dengan memutar bolah mata aku pun menghampirinya.

"Good morning, Bella."

"Morning."

"Bella kam ...."

Sebelum aku selesai bicara Bella lebih dulu memotong pembicaraanku.

"Raka apa kamu dapat kabar tentang Lucy?  Raka aku takut kalo Lucy benar-benar hilang, ini semua salahku, seandainya aku tidak pergi meninggalkanya bertarung sendirian mukin kejadian ini tidak terjadi."

"Maaf sampai saat ini aku juga tidak mendapat kabar dari Reki."

"O gitu."

Merasa tidak enak dengan Bella aku pun memutuskan meninggalkannya sendiri, mukin ini belum waktunya menemuinya. Tapi kenapa Reki belum memberi sedikit kabar tentang Lucy 'apa jangan-jangan Reki tidak'
Sudah jangan berfikir negatif terus. Dengan menghela nafas aku pun pergi meninggalka Bella dan segera menelfon Reki.

Tapi saat aku mau memencet tanda telfon, aku sedikit kaget. Mengapa tidak tiba-tiba aja ada yang menelfon ku, tapi aku tidak tahu no HP nya. Disaat bersamaan aku hanya tersirat di hati bahwa yang menelfonku mungkin saja ini berkaitan dengan kejadian tadi malam tau ini Reki yang menelfonku. Tanpa pikir panjang lagi aku pun segera mengangkatnya.

"Halo."

Hening

"Halo ini siapa ya? Halo."

Entah apa maksudnya ini, tapi dia tidak mau menjawab salamku. Disamping peristiwa ini aku merasa ada yang ganjil hingga beberapa pertanyan mulai tersirat di benakku, apa maksud dia menelfonku? Apa jangan-jangan?

Saat aku tediam, Bella tiba-tiba saja menarikku dengan air mata terbendung. Jujur sekarang rasanya ratusan pertanyaan ada dibenakku, ditambah lagi Bella menarik tanganku dengan kuat, mungkin sekarang aku sudah terlihat seperti tersangka yang terciduk atau lebih buruk aku udah seperti anak kecil yang bodoh, dengan polosnya ditarik-tarik.

Bella terus saja menarikku dengan kuat, hingga kami berhenti di lapangan tengah. Jujur saat aku sampai di situ ratusan siswa berkumpul dan secara reflek mereka pun menatapku dengan muka yang menjengkelkan apa lagi kalo tidak muka sok prihatin.

Namun saat aku melihat apa yang mereka lihat, disanalah semua pertanyaanku terjawab.

"Tidak, ini tidak mukin, kenapa harus mereka. Sialan."

Hi para fren ku, bagaimana ini kenapa Lucy gak ketemu? Apa jangan-jangan Lucy lagi main petak umpet makanya gak ketemu? Sekarang yang penting kita doain Raka ya, supaya bisa menemukan Lucy. Wkwkwk.

See y.........

Lukisan HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang