Part 2

1.6K 77 9
                                    

Akhirnya pulang juga.Aku yang masih gelisah dan bingung,masih mengingat kata-kata yang Anna ucapkan.Sampai-sampai bulu kudukku berdiri.Karena sudah lama menunggu angkot,tukang becak atau ojek ngga satupun yang datang.Aku pun terpaksa jalan kaki.

Entah apa rasanya aku merasa ada seseorang yang mengikuti, bukan, ini bukan hanya seseorang tapi bisa ada dua atau tiga.Seketika aku menengok ke belakang bahkan sampai berjalan beberapa langkah menuju arah ke sekolah.Tapi,hasilnya nihil.

"Mungkin cuma perasaanku saja yang lagi gelisah"

Tapi mau bagaimana lagi,setiap kali melangkah rasanya ada sosok yang mengikuti aku.Aku yang agak takut langsung berjalan cepat,makin cepat hingga tanpa kusadari aku pun berlari.

Hooshh hoshh...

Kenapa aku bisa ketakutan kayak gini?Keluhku dalam hati.

Karena panik,aku hanya bisa berpikir lari saja.Dan ngga memerhatikan jalan sehingga aku langsung terjatuh.Sialnya aku jatuh tersungkur ke tanah dan wajahku jatuh pas di depan kaki seseorang.Sakitnya tak seberapa,tapi malunya itu ngga bisa di umpetin.

"Kamu ngga papa?"

Rasanya suara ini ngga asing ditelingaku.

"Aku ngga papa kok"

Sambil menepuk tangan dan membersihkan luka dari tanah aku berdiri.

"Syukurlah kalau begitu.Kita pulang bareng aja.Soalnya,aku lagi butuh temen curhat"

Sambil membungkuk dan memberiku sesuatu seperti...biskuit atau apa saja yang penting dia memberiku camilan.

"Ngga bisa ya?"tanyanya lagi sambil menggenggam tangan.

"Tenang saja,rumah kita jalannya searah kok.Kenapa kita ngga pulang bareng?Memang kamu mau curhat apa?"

Sambil makan cemilan yang diberikan Bella,aku langsung jalan.

"Begini,hmm...e..a..aku mau minta bantuanmu" sambil menengok kiri kanan dan ke atas ngga jelas.

"Bantuan apa?"ucapku sambil memutar bola mataku.

"Tolong kamu pecahin kasus gantung diri sama lompat gedung itu.Soalnya ada hal yang ganjil menurutku.Bukan hanya itu,aku juga ada bukti.Foto yang aku ambil saat terjadi peristiwa itu.Mana mungkin temanku bisa bunuh diri?"

"Maksudmu?" Ucapku memotong ceritanya.

"Dengar dulu" Dia menatapku dengan tatapan penuh keyakinan.

"Kalau memang gantung diri,mana mungkin dia memiliki luka dibagian telapak tangan dan tidak ada kursi sebagai tempatnya berpijak. Jadi, sepertinya dia telah dibunuh.Soalnya dibagian rak meja buku dekat lokasi,ada bekas darah.Mungkin saja dia berusaha berpijak atau digantung hidup-hidup.Tak hanya itu, dibagian telapak kakinya tertancap pecahan sebuah gerabah.Karena peristiwa itu terjadi di ruang kesenian dan dia meninggalkan bukti yang bertuliskan 'iii abc susah x 4'.Aku tak menyangka kalau Reva mati secepat itu"

"Bagaimana tentang lompat gedung itu?"tanyaku.Aku merasa sudah agak tertarik.Mengapa tidak?Ini adalah informasi besar.Tapi aku juga harus membantu Bella untuk mencari keadilan untuk teman Bella yang mati secara tak wajar.Menyusahkan saja.

"Aku merasa dia dibunuh dengan pelaku yang sama juga.Soalnya,di kaki Putri ada benang seolah dia ditarik tapi dia berhasil menarik rambut pelaku dan aksesori yang berupa liontin.Tapi sayang aku tak bisa membuka"katanya.

"Maksudmu kau menyuruhku untuk cari informasi?"kataku.

Tapi mataku terperangah karena Bella menggigit bibirnya.Aku menarik nafas panjang dan menjawab lagi.

"Baiklah,aku akan membantumu"

Bella yang tadinya menahan emosi langsung berubah senang.

"Lihat tanggal mainnya"katanya sambil memegang kedua tangannya ke depan.

"Tanggal main apa?"tanyaku dengan heran.

"Ngga papa kok.Besok kamu juga tau yang aku maksud"ucapnya dengan senyum lembut.

"Terserah kau saja"

"Oh ya kamu murid baru,kan?kamu di kelas mana?"

Aku yang lagi malas bicara karena sebel ngga dikasih tau maksud ucapan Bella tadi.Rasanya ingin menyumpal mulut gadis itu dengan sepatu.Kenapa tidak?karena dari tadi dia ngomong terus.Tapi aku ngga tau maksudnya.Ditambah lagi dia terus tanya.Kalau tidak dijawab rasanya juga tak sopan.Kalau dijawab dia ngomong terus.

"Oh Tuhan...tolong aku yang sedang menghadapi salah satu makhluk ciptaan-Mu ini"keluhku dalam hati.

"Hai..?"tanyanya lagi dengan cukup keras.Sampai-sampai aku kaget dan hampir menggampar mukanya.

"Oh,aku masuk dikelas Mipa 1"jawabku dengan nada serendah-rendahnya.

"Wow kamu keren banget.Aku di kelas bahasa Inggris 2"

Dasar Bella cerewet!Ngga nyadar apa kalau dia dari tadi udah ngomong terus.Memangnya siapa yang nanya dia dikelas mana?Payah!Aku salah menilai Bella yang suka bengong.Menurutku dia lebih tepat disebut ratu nyinyir.Aku yang terus berpikir,akhirnya tertawa sinis melihat Bella yang terus bicara tanpa ujung dan melihat Bella yang lagi bicara hingga dia menanyakan sesuatu yang menurutku ngga penting.

"Oh ya,sekarang umurmu berapa tahun?"

"15"

"Kamu punya hobi apa?"

"Ngga ada"

"Saudara?"

"Ngga ada"

"Ok.Kalau gitu kita makan dulu ya?"

"Gini ya Bella...Aku lagi ngga mood untuk makan,bicara,atau hal apa saja yang membuatku makin geram.Mengerti?"

Dengan menatap mata Bella dan menggenggam tanganku kuat-kuat dan aku berbicara dengan nada tinggi.

Karena aku yang tidak bisa menahan emosi mengubah suasana yang tadinya ramai menjadi hening seribu bahasa.Tak berapa lama,akupun sampai di rumah.Dan mengucapkan 'Sampai jumpa besok' pada Bella.Dan juga sedikit tersenyum.Dia membalas senyumku dan mengingatkanku tentang pembicaraan tadi.Dia pun langsung pulang.

Hi...readers...
Jangan lupa tinggalkan vote or comment kalian ya...

Lukisan HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang