"Jika berbagi kegelisahan dapat membawa secuil ketenangan, mengapa memilih memendam?"
•••
"NAR!! GUE BILANG JANGAN MAIN SPIDOL! NANTI KALO HABIS LO MAU NGISI, HAH?" Teriakan frustasi Thalita memenuhi ruang kelas XI IPA-2. Lagi-lagi semua penghuni kelas menghela nafas bosan melihat Thalita dan Jenar kembali beradu tanduk. Baru kemarin kelas tenang karena Jenar absen, kini lagi-lagi kelas berubah menjadi lapangan perang para pasukan pertahanan Indonesia. Tidak ada ketenangan, yang menanti hanyalah keduanya saling membunuh dengan kata pedas.
Setiap waktu yang ada selalu Jenar dan Thalita manfaatkan untuk beradu kebencian. Walaupun tidak mendapat penghargaan, Jenar dan Thalita merasa bangga jika kebencian mereka lebih menonjol dari yang lainnya. Itulah sepasang makhluk ajaib di kelas Lingka.
Kelas Lingka yang terkenal dengan siswa-siswa paling absurd dan tak terkendali di kalangan IPA ini, mempunyai banyak murid ajaib yang memiliki julukan masing-masing.
Sebagai contoh, ada Jenar dan Thalita yang mendapat julukan Couple Devil. Ketika keduanya tahu tentang julukan itu, mereka langsung menolak mentah-mentah. Yang satu tidak mau dianggap sebagai pasangan, yang satu tidak suka dengan nama julukan yang terdengar jelek.
Kata Thalita, "Ogah gue jadi couple sama si kunyuk."
Dan Jenar yang tak pernah mau kalah dengan Thalita langsung menjawab, "Heh! Lagian siapa juga yang mau jadi couple sama lo, monyet! Julukan jelek gitu gue juga nggak mau!"
Gara yang geram pada waktu itu langsung menyela, "Lo berdua sesama makhluk kebun binatang kenapa nggak bisa diem, sih?" Thalita dan Jenar langsung kicep.
Mengingat itu, Lingka terkekeh geli. Walaupun dianggap kelas paling absurd, tetap saja menurutnya kelas ini adalah kelas paling menyenangkan dan tak membosankan. Sejak TK sampai sekarang, kelas XI IPA-2 adalah kelas favoritnya.
Ia kembali mengalihkan pandangan pada Jenar yang menengok, menatap sekilas Thalita yang berdiri dari kursi di sampingnya. "Mau apa lagi lo? Udah duduk manis aja di sana! Liatin gambaran gue abis ini selesai."
Thalita berdecak sambil melangkah menuju meja guru. "GUE BILANG TARUH! JANGAN MAIN SPIDOL KALO NGGAK MAU NGISI!"
Jenar tak menghiraukan Thalita yang terus-terusan mengoceh. Dalam hatinya menggerutu heran, Nih anak pagi-pagi kenapa, dah. Abis makan jangkrik kayaknya.
Thalita yang merasa geram diabaikan begitu saja, mulai mengambil tindakan. Diambilnya penghapus papan tulis yang ada di atas meja guru, dan dilemparkannya tepat ke kepala Jenar dengan keras.
"AWWWW." Tepat sasaran. Thalita tergelak puas melihat ekspresi tersiksa Jenar yang menghibur.
"Lo kenapa sih sewot banget sama gue?" tanya Jenar sambil melotot. "Kayaknya gue nggak punya salah sama lo, deh."
"Salah lo banyak!! BANYAK!! Lo tuh biang kerusuhan!! Sem---" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Jenar sudah memotong sambil menunjukkan gambar indah yang ia buat di papan tulis.
"Nah, udah jadi gambar indah gue. Lo liat, nih! Inget-inget di dalam otak lo. Bagus, kan?" tanya Jenar sambil tersenyum lebar. Satu kakinya sudah mengambil awalan sikap kabur agar bisa menghindar dari segala Akai yang dapat menyiksanya.
Beberapa teman tertawa melihat gambaran Jenar. Tak terkecuali Lingka yang sedari tadi diam mengamati sambil sesekali menghela nafas melihat kelakuan sahabatnya yang ajaib.
Dilihat dari luar, semua pasti akan tertipu oleh penampilan Thalita. Rambut sebahu model blue, baju kebesaran dengan panjang lengan baju sampai siku, rok lebih dari lutut dan kaos kaki yang dipasang panjang-panjang sampai tidak lagi terlihat kulit kakinya. Semua pasti mengira Thalita adalah pendiam. Tapi sayangnya itu hanyalah ekspetasi salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AS#1] AMAZING BADBOY (TAMAT)
Teen Fiction[AMAZINGSERIES#1] •• Tentang luka lama, apa masih menyedihkan jika terulang kembali? •• Hanya sebuah kisah tertulis Kit, Amazing Badboy yang dipaksa menetap di Jepang karena suatu masalah di masa lalu, kemudian kembali untuk berjuang. Hanya sebuah...