28 [AB] - Kumpulan Hubungan Rumit

272 45 9
                                    

Thalita melamun. Bersama teman temannya ia selalu bisa tertawa lepas. Melupakan masalahnya. Namun jika sudah sendiri seperti ini, ia tidak bisa menahan kesedihannya.

Rasa yang diharap bisa menghilang, tidak secepat itu luntur. Ia mengambil ponselnya, membuka aplikasi Whatsapp dan mengetikkan nama Jenar di sana.

Dibukanya foto profil yang menampakkan wajah penuh Jenar, cowok yang akhir-akhir ini sama sekali tidak menyapa bahkan untuk sekedar melihat pun tidak. Tampaknya setelah ia terang-terangan mengungkapkan rasa yang terpendam, Jenar ilfeel dan menganggap tak pernah mengenalinya.

Sedih? Sudah pasti.

Thalita pun bisa merasakan suasana kelas yang sedikit berbeda akibat perubahan sikap Jenar dan dirinya.

Kelas sekarang sudah sepi dan terlihat nyaman.

Namun tidak ada yang benar-benar nyaman.

Musuh bebuyutan kelas, ternyata salah satunya ada yang jatuh cinta. Salah satunya pun malas menanggapi.

Kisah cinta sepihak selalu menjadi ironi karena tak bisa membayangkan kebersamaan, apalagi indahnya perasaan saling jatuh cinta.

Dengan ponsel yang masih berada di tangan kanannya, Thalita mengusap wajahnya pelan.

Ia menyesali semua pengakuannya, walaupun itu kebenaran. Ia merindukan Jenar.

"Apa?"

Thalita mengangkat kepalanya kaget. Ia menoleh ke kanan-kiri, mencari sumber suara yang sangat dikenalinya.

Nihil. Tidak ada siapa-siapa.

Thalita tersenyum miris. Bahkan ia sudah mulai halu. Bagaimana bisa ia mendengar suara Jenar di sini?

"Halo? Halo? Kenapa telfon?"

Thalita membulatkan mata saat suara Jenar kembali terdengar. Ia mengalihkan pandangan pada ponselnya dengan horor, dan melihat layar ponselnya yang sedang menelepon Jenar.

Ia tidak sengaja menelepon cowok itu!!

Bingung, sekaligus senang bisa mendengar suara Jenar yang berbicara padanya lagi, Thalita memberanikan diri menjawab. "Halo. Sorry kepencet."

"Kepencet?"

"Iya. Nggak sengaja kepencet."

"Kok gue nggak percaya ya?"

"Terus maksud lo apa? Gue sengaja telfon lo gitu?"

"Maybe..."

"Lo pikir gue lagi kangen sama lo?"

Emang! Thalita berkata keras dalam hati.

"Nggak kangen juga nggak papa, sih."

Thalita diam saja. Telapak tangan kirinya berusaha meredam detak jantung yang semakin menggila.

"Lo lagi dimana?"

Suara Jenar kembali terdengar.

"Gue nginep di rumah saudara gue," jawab Thalita sengaja tidak menyebut nama Rama.

"Udah tengah malem, kenapa lo belum tidur?"

"Ya karena belom ngantuk lah gimana sih lo," jawab Thalita cepat.

"Lo nggak lagi mikirin gue, kan?" Nada suara jail terdengar dari seberang membuat hawa di sekitar Thalita semakin memanas. Tanpa banyak pertimbangan, Thalita langsung menutup telepon itu.

"DASAR LO JENAR! UDAH TAU JUGA NGAPAIN DITANYAIN? KENAPA GAK BILANG AJA GIMANA PERASAAN LO KE GUE?" Thalita meneriakkan kekesalannya dengan bantal sebagai peredam.

[AS#1] AMAZING BADBOY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang