"Tinggalkan saja rasa yang sudah tak bisa lagi dinamai cinta."
•••
Cerahnya pagi dengan iringan kicauan burung yang syahdu tak membuat suasana hati Lingka riang. Tatapan mendendamnya tersebar pada teman-teman yang menyapanya. Tangannya mengepal dengan rambut berantakan yang tak lagi dipedulikan.
Thalita yang melihat suasana hati sahabatnya buruk, tidak berkata apa-apa. Ia menarik kursinya sedikit menjauh karena khawatir dijadikan pelampiasan amarah lagi. Diliriknya Lingka pelan-pelan. "Tadi ada Damas nyariin," ujar Thalita dengan kehati-hatian penuh.
"Biarin," jawab Lingka cuek. Ia tidak ingin harinya semakin buruk dengan kehadiran mantan yang tak diinginkan.
Untuk apa mantan kembali? Belum puas menyakiti. Untuk apa Lingka memilih mengabaikan? Tentu saja untuk mengalahkan cowok itu dengan cara menghancurkan harga dirinya yang kelewat tinggi! Balas dendam? Bukan. Ia hanya berusaha memberi pelajaran.
Lingka menghela napas lelah. Hatinya mendadak panas mengingat kelakuan para cowok yang tampak mirip.
Yang satu, selingkuh dan tanpa tahu malu mengemis minta kembali sambil menjanjikan keromantisan.
Yang satu lagi, membohongi dan meninggalkannya sendirian setelah ia menolongnya dengan susah payah. Apalagi itu cuma cowok asing!
Mengingat Kit, Lingka mendengus keras. Semalam ia benar-benar ditinggalkan dengan menyedihkan. Ia pulang naik taksi online dan merelakan mobilnya menginap semalaman di sekolah.
Yang ia harapkan hanyalah semoga tidak ada yang mencurigainya, mengingat banyak mobil menginap di sana.
Sungguh merepotkan dan membuang-buang uang!
Mengalihkan pandangan, tatapannya malah jatuh pada Damas yang melongok dengan senyum menjengkelkan. "Hai, Lingka."
Seisi kelas langsung terdiam. Tampaknya teman-teman Lingka menantikan keributan yang akan terjadi lagi. Mereka hanya bisa menantikan dan menyaksikan, karena sekalinya ada yang berusaha memisahkan, Lingka malah semakin murka. Lagian tontonan gratis yang bisa dibilang seru ini sayang untuk dilewatkan.
Mengabaikan Thalita yang berbisik menyuruh damai, Lingka berdiri. Ia menghampiri Damas yang menanti kedatangannya di balik sekat dinding kelas. "Mau apa lagi lo?"
Thalita mengintip dari jendela diikuti yang lainnya.
"Mau apa? Ngajak pacar makan bareng lah," ujar Damas tak tahu diri.
"Ya udah silakan." Lingka bersidekap cuek. "Mau ngajak pacar, kan? Lo salah kelas! Pacar lo ada di kelas sebelah!" Cewek itu menunjuk kelas XI IPA-3 dengan jengkel. Lingka hanyalah mantan, bukan pacar Damas lagi. Untuk apa cowok itu mendatangi kelasnya, XI IPA-2?
"Pergi, deh. Suasana hati gue udah buruk, lo jangan ganggu gue!" bentak Lingka kasar. Melihat Damas tak mengindahkan perkataannya, dengan geram ia menghampiri kelas XI IPA-3.
Damas langsung panik. "Mau ngapain lo?"
Lingka berhenti mendadak ketika melihat Kiara, pacar Damas sekarang secara kebetulan hendak keluar dari kelas.
"Loh, kamu ngapain sama dia?" Kiara menarik tangan Damas agar berdiri di sampingnya. "Lo jangan deket-deket sama pacar gue dong!"
"Gue?" Lingka menunjuk dirinya sendiri sebelum tertawa sinis. "Jagain pacar lo," ujarnya sambil beranjak dari sana.
Ia tidak menuju ke kelasnya karena ia yakin teman-temannya pasti bakal kumat.
Ketika mendengar suara makian yang bersaut-sautan dari belakang, benar saja tebakannya. Lagi-lagi Thalita memimpin teman sekelasnya untuk memberondongi kelas XI IPA-3 dengan beberapa kata kasar.
Karena kelas XI IPA-3 tidak terima, mereka membalasnya. Begitu semuanya terjadi. Legenda di SMA Cakrawala masih menjadi fakta hingga saat ini. Kelas XI IPA-2 dan XI IPA-3 tidak akan pernah bisa bersatu.
•••
Seisi kelas XI IPA-2 berada dalam puncak kebosanan ketika ketua kelas mereka memasuki kelas.
Melihat semua anggota menatapnya dalam diam, Abraham berkata, "Udah, deh. Kalo nggak ada yang bisa ngerjain tugas matematika dari Pak Yudono mending ditutup aja bukunya, masukin tas biar aman. Kalo besok dimarahin, gue yang bakal ngomong sama Pak Yudono."
"YEEEEEEYYY!!!"
"TENGKYUUU ABRAHAM GANTENG!!!"
Sorakan bahagia bersamaan dengan grusak-grusuk yang terdengar karena banyak yang mengikuti perintah Abraham untuk memasukkan buku ke dalam tas.
Kelas menjadi sedikit sepi ketika beberapa di antaranya beranjak menuju kantin untuk memanjakan perut yang minta petunjuk.
Hanya tersisa beberapa penghuni kelas di dalamnya. Lingka duduk dengan damai sambil mengamati teman-temannya. Abraham membaca novel, Thalita melihat boyband kesayangannya di YouTube. Yang lainnya bergerombol sambil menggosipkan sesuatu. Sayangnya ratu gosip kelas Lingka, Jilla, tidak ada dalam kerumunan. Mungkin mencari gosip baru.
"GUYSSSSS!!!!"
Lingka terkekeh pelan saat yang dibicarakan akhirnya datang juga. Baru 5 menit Jilla keluar dari kelas, dan sekarang cewek itu sudah mendapat gosip baru? Lingka menggeleng pelan melihat seberapa hebatnya kemampuan mengumpulkan informasi Jilla.
Lingka mengalihkan pandangan menatap kerumunan dengan sedikit penasaran. Ia ingin tahu gosip apalagi yang baru-baru ini tersebar di sekolah.
"Apa? Apa? Lo nemu apaan?"
"Jilla lo mau ngomong apaaaa?"
"Sumpah gue udah gak sabar dengernya!"
Jilla mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan. Tatapan berbinar yang tidak bisa disembunyikan membuat mereka semua bertanya-tanya apa yang sebenarnya ditemukan cewek itu?
"Gue...." Jilla sengaja menggantung ucapannya. "Gue ketemu cogan! Murid baru yang bakal pindah ke sekolah ini!"
"Seberapa cogan?"
"Bahkan Kak Pras kalah!" jawab Jilla mantap.Kerumunan memekik girang membuat Lingka menggelengkan kepala. Kali ini Jilla terlalu berlebihan. Kak Pras sudah Most Wanted di sekolah ini. Lalu Jilla bilang cowok baru itu lebih tampan dari Kak Pras? Kedepannya mari kita lihat, apakah yang diucapkan Jilla hanyalah sebuah kebenaran semata atau hanya dilebih-lebihkan.
"Kabar buruknya, dia temen deketnya Rama, XI IPA-3. Bayangin. Kalo cowok itu masuk kelas XI IPA-3, otomatis dia musuh kita juga! Gue nggak mau berusaha deketin musuh!" ujar Jilla membuat semua kebahagiaan luntur.
"Gue juga nggak mau!"
"Gue juga!"
"Gue denger nama cogan itu Kit." Lagi-lagi Jilla mengungkapkan informasi yang ia dapatkan.
Namun, saat Lingka mendengar nama itu badannya kaku. Telapak tangannya mengeras membentuk kepalan kuat. Kit? Cowok itu? Pindah di sini?
Lingka menggeleng keras, tak bisa percaya. Mana mungkin cowok itu pindah ke sini karena sama saja dengan cari mati! Cowok itu hampir tertangkap polisi di sekolah ini!
Mungkin yang dimaksud Jilla adalah Kit yang lain. Mengingat bagaimana cowok pirang penjahat itu menelantarkannya di alun-alun sendirian, ia mempunyai pemikiran jika nama 'Kit' hanyalah nama palsu cowok itu!
•••
A/n : Jangan lupa vote dan comment yaaa.
Sampai ketemu di next update~~
KAMU SEDANG MEMBACA
[AS#1] AMAZING BADBOY (TAMAT)
Teen Fiction[AMAZINGSERIES#1] •• Tentang luka lama, apa masih menyedihkan jika terulang kembali? •• Hanya sebuah kisah tertulis Kit, Amazing Badboy yang dipaksa menetap di Jepang karena suatu masalah di masa lalu, kemudian kembali untuk berjuang. Hanya sebuah...