Lingka duduk di ruang tamu. Ia mengabaikan televisi yang menyala, sibuk merenung. Terkadang keningnya berkerut heran sebelum akhirnya menggeleng keras. Di dalam pikirannya, adegan ketika Gesty menghampiri dirinya dan Kit terus berputar ulang.
Berdasarkan apa yang dilihat dan didengarnya, bukankah Kit berkata pada Gesty bahwa cowok itu menyukai Lingka? Melihat bagaimana cowok itu tidak berusaha menyangkal, apa ia salah jika sedikit percaya diri?
Sorot matanya terlihat jengkel mengingat setelah kejadian itu, Kit tidak berusaha menjelaskan apa-apa. Meninggalkan kantin sendirian dengan mengabaikan teriakan Farel dan juga Rama. Bahkan cowok itu dengan tidak pedulinya meninggalkan Lingka yang masih berusaha mencerna semuanya. Beberapa kali keduanya berpapasan di koridor, depan perpustakaan, bahkan di depan kelas pun cowok itu tidak meliriknya sama sekali!
Setidaknya jika tidak ingin membahas masalah itu, Kit bisa menyapanya santai atau sekedar melemparkan pandangan ke arahnya sudah cukup. Bagaimana bisa cowok itu bersikap seolah keduanya tak saling mengenal? Mengapa hatinya merasa sedikit sakit?
Hati Lingka berdesir ketika membayangkan bahwa Kit benar-benar menyukainya. Mengapa perasaannya seperti ini? Apa ia menyukai Kit?
Cewek itu terdiam lama memikirkan perasaannya. Ingatannya tentang sosok Kit yang meninggalkannya sendirian di alun-alun, kedatangannya membantu Lingka membuka mading sekolah sampai rela basah kuyup oleh hujan, bahkan cowok itu membantunya mengungkap kelicikan Bianka.
Walaupun pertemuan pertama keduanya tidak menyenangkan, bagaimana Lingka tidak jatuh hati pada sosok pahlawan seperti Kit? Apa ada cewek yang tidak jatuh cinta pada sosok pahlawan tampan yang selalu datang setiap ia mengalami kesulitan?
Benar, sepertinya Lingka jatuh hati. Tepatnya sejak kapan? Mungkin tepat ketika tetesan air hujan membasahi keduanya di depan mading pusat sekolah.
Kala keputusasaannya membuncah, hadirlah Kit yang membawa harapan.
Dalam hati Lingka berharap penuh bahwa apa yang didengarnya dari mulut Gesty tadi adalah kebenaran yang tak akan pernah bisa disangkal oleh Kit. Namun tak semua hal berjalan seperti yang kita inginkan. Pikiran kejam memaksa realita yang bisa saja terjadi.
Bagaimana jika cowok itu hanya memanfaatkan namanya untuk menolak Gesty? Sudah banyak kasus seperti ini yang menyebabkan korban terluka walaupun tidak sampai tewas. Seperti gas air mata, menyebabkan perih bahkan sampai tak berdaya.
Lingka tertawa hambar. Hatinya seakan tercubit memikirkan kenyataan. Apa kini cintanya bertepuk sebelah tangan? Cewek itu menggigit bibir bawahnya cemas. Sudah jelas cowok itu mengabaikannya seharian. Sudah cukup jelas untuk memberi Lingka jawaban bahwa cowok itu tidak benar-benar jatuh hati padanya!
Andai saja Gesty tidak mengucapkan kalimat mistis itu, saat ini Lingka tidak akan banyak berpikir! Ia tidak perlu memikirkan bagaimana perasaan Kit yang sesuangguhnya.
Apakah mulai hari ini, hubungan pertemanan keduanya sudah terputus?
Gelisah, Lingka tidak mau jika harus menjauh dari Kit.
Ia tidak bisa menjauhi cowok yang disukainya!
Lingka menegakkan punggung. Besok, apabila Kit tidak membuka mulut untuk membahas perihal rasa yang mungkin perlahan telah tumbuh atau tidak pernah berakar sama sekali, maka Lingka hanya akan bungkam dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Ia akan bersikap seolah semua yang terjadi di kantin tadi, tidak membawa efek apa-apa untuk hati dan perasaannya.
Mengapa ia yang harus mengorbankan perasaan? Karena Lingka sudah terbiasa.
Mengapa cewek itu tidak marah pada Kit yang tampak tak bersalah setelah memberi harapan palsu? Karena cowok itu tidak tahu bahwa Lingka menyukainya.
Sampai kapan Lingka harus memendam perasaannya? Tentu saja sampai rasa itu mendadak lepas kendalinya.
Lingka menatap layar televisi yang memutar kaset drama korea yang dibelinya sudah lama sekali. Ia melihat Kang Chul, tokoh Webtoon yang memiliki nyawa, dengan putus asa melompat turun menuju Sungai Han.
Cewek itu mendadak menggeleng ngeri. Walaupun Lingka terlihat sedikit putus asa, ia tidak akan mengikuti adegan itu!
Bel rumah yang berbunyi membuat Lingka melebarkan bola mata. Walaupun terkejut, dengan cepat ia melirik jam dinding yang menempel tepat di hadapannya. Pukul 20.34 WIB.
Mama pulang?
Dengan sigap Lingka berjalan membuka pintu. Setelah beberapa hari berlalu, cewek itu sedikit girang karena pada akhirnya, Sinta pulang ke rumah.
Namun ketika pintu sepenuhnya terbuka, yang berdiri di depannya bukan sosok yang cewek itu harapkan. Bahkan ia tidak menyangka sama sekali!
Lingka dibuat mengernyit ketika melihat seorang cowok berdiri santai dengan senyuman miring yang sengaja ditampakkan. "Mau ngapain lo?" tanya Lingka tidak bersahabat.
Damas terkekeh. Kejutekan mantan kekasihnya ternyata masih sama. "Mau main masa enggak boleh? Gue bawain coklat nih," ujar Damas sambil menyodorkan paper bag berwarna emas kepada Lingka. Walaupun sedikit tergoda, cewek itu masih mempertahankan wajah datarnya.
"Mending lo pulang. Sekarang, gue enggak menerima tamu," ujar Lingka dalam. Hendak menutup pintu, Damas yang sudah nyelonong masuk membuat Lingka memekik. "KOK LO NGGAK SOPAN, SIH! Keluar!"
"Elo yang nggak sopan. Ada tamu dateng itu disuruh masuk, tawarin minum. Eh ini malah ngusir," ujar Damas santai. Ia menyandarkan punggungnya di sofa, mencari kenyamanan.
Lingka akhirnya menyerah. Ia duduk di hadapan Damas sambil menatapnya tajam. "Mau apa lo? Lo pasti punya tujuan, kan? Nggak mungkin lo ke sini untuk ngasih gue coklat aja."
"Bianka nyuruh gue godain lo," ujar Damas terang-terangan.
Lingka berdecih. "Mimpi aja kalo gue bakal tergoda!" Dengan wajah sedikit tercengang, cewek itu mengagumi Bianka yang tidak kapok dan selalu mempunyai cara untuk menghancurkannya. Bahkan otak Damas dicuci oleh iblis itu.
"Dia nyuruh gue putusin Kiara, dan balikan sama lo. Katanya gue bisa dapetin apa yang lo lakuin ke Geri," ujarnya sambil menyeringai.
Lingka menahan emosi. Inilah alasan ia tidak bisa terus bersama dengan Damas!
Cowok itu tidak pernah mempercayainya bahkan selalu menuduhnya yang tidak-tidak. Mungkin karena tidak betah karena semua perintah cowok itu selalu diabaikan oleh Lingka, akhirnya Damas berselingkuh dengan Kiara. Namun Lingka sungguh tidak mempermasalahkannya. Ia tidak akan menangis sambil kayang di tengah jalan untuk cowok brengsek seperti Damas.
Benar keduanya membangun komitmen dalam sebuah hubungan karena cinta. Keduanya juga berpisah karena saling menghancurkan komitmen dan sudah tidak bisa saling memahami.
"Mending lo pulang, deh. Nggak penting banget ngomong sama lo," suruh Lingka sambil berdiri hendak meninggalkan Damas. "Pulang! Gue mau tidur!"
"Lo masih sayang sama gue, kan?" tanya Damas percaya diri.
"Najis!"
"Oh jadi bener lo pacaran sama Kit?"
Lingka bergeming. Kepalanya perlahan menoleh menatap Damas yang sudah bersiap pergi. "Mending lo nggak usah ikut campur. Lo nggak berhak."
"Udah berapa musuh lo di sekolah? Bianka, sekarang Gesty. Besok-besok satu sekolah jadi musuh lo karena keserakahan lo sendiri. Dari dulu sikap lo nggak pernah berubah. Nggak nyesel gue putus sama lo," ujar Damas sambil menatap Lingka tajam.
Karena sudah sangat emosi, Lingka menarik Damas agar cepat keluar dari rumahnya. Ketika cowok itu berhasil didorongnya keluar, Lingka menutup pintu sampai menghasilkan suara deguman keras.
Hatinya terasa sakit mendengar ocehan dan tuduhan Damas.
•••
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[AS#1] AMAZING BADBOY (TAMAT)
Ficțiune adolescenți[AMAZINGSERIES#1] •• Tentang luka lama, apa masih menyedihkan jika terulang kembali? •• Hanya sebuah kisah tertulis Kit, Amazing Badboy yang dipaksa menetap di Jepang karena suatu masalah di masa lalu, kemudian kembali untuk berjuang. Hanya sebuah...