Sinar matahari yang mulai muncul dari jendela yang tirainya sudah terbuka lebar, membangunkan Kit yang masih ingin bergelung malas di atas ranjang.
Terkadang setiap pagi ia selalu berharap tidak perlu bangun karena hari yang dijalaninya lebih sering buruk ketimbang baiknya. Namun tetap saja pikirannya masih waras. Hidup itu untuk dijalani.
Ketika cowok itu mendudukkan diri, tanpa sengaja tatapannya jatuh pada selembar kertas di atas nakas. Karena penasaran ia langsung mengambilnya.
Tiket pesawat.
Jakarta-Jepang.
Kiki kembali mengusirnya! Selama Kit setuju dan berangkat ke Jepang, maka bukan hal mustahil jika dalam waktu tiga hari semua surat-surat penting untuknya kembali menempuh pendidikan di Jepang, sudah terurus dengan lengkap.
Tentu saja Kit tidak mau. Lagipula Kiki yang sibuk dengan pekerjaan tidak perlu menambah kerepotan untuk mengurusinya. Ia yakin, papanya itu tidak akan mengurusi hal sepele seperti ini lagi ketika bisnisnya benar-benar dimulai.
Ia yakin. Maka dari itu, Kit hanya perlu menguatkan hatinya sampai masa-masa itu benar-benar terjadi.
Cowok itu membuang tiket pesawat itu ke tempat sampah sebelum beranjak mandi. Selama air membasahi tubuhnya, ia kembali mengingat pembicaraan Kiki di telepon kemarin. Jika ia tidak salah dengar, mulai besok Kiki akan berangkat ke Kalimantan.
Beberapa tahun terakhir bisnis papanya berjalan dengan lancar. Namun yang diherankannya hanya satu. Mengapa beliau masih berpikir musuh bisnis di masa lalunya sedang mengintai dan akan segara mengambil nyawa Kit juga setelah mengambil nyawa mamanya? Lagipula mereka sudah dipenjara!
Melewatkan sarapan yang dibuat Bi Muti, ia segera berangkat sekolah. Bukannya tega, tetapi ketika dalam mood buruk ia tidak bisa mencerna makanan dengan baik. Semua yang masuk mulutnya bisa terasa hambar. Kalau pun tidak, perutnya akan sakit.
Setelah satpam rumah membukakan pagar, Kit menaiki motornya. Niatan untuk menjemput Lingka hinggap, tetapi sedetik kemudian cowok itu menepisnya.
Tidak.
Sekarang belum saatnya.
Motor Kit keluar dari pekarangan rumah dengan lambat. Hendak menaikkan kecepatan, tatapannya jatuh pada seseorang yang penampilannya terasa janggal. Sosok itu berpakaian serba hitam, duduk santai di atas motor hitam. Jarak sosok itu dari Kit mungkin sekitar 200 m.
Melihat sosok itu mengabaikannya, Kit mengendikkan bahu sebelum motornya melaju cepat, mengejar waktu karena 15 menit lagi gerbang sekolah sudah ditutup.
Ia tiba-tiba memikirkan Lingka dan ketakutannya. Bagaimana jika Lingka kelak pergi meninggalkannya karena tersakiti olehnya yang masih trauma pada masa lalu? Haruskah ia menceritakan semuanya pada Lingka?
Ia tidak berpikir opsi ini baik. Bagaimanapun ia ingin mengubur dalam-dalam kesakitan di masa lalunya itu.
Pikiran Kit dibawa pada masa-masa kelam itu.
Dulu Kit mempunyai pacar yang cerewet, lucu, dan sangat pintar memasak. Namanya Diska. Setiap datang ke rumahnya, alih-alih menghabiskan waktu dengannya, Diska malah menghabiskan waktu dengan mamanya untuk membuat resep masakan baru di dapur.
Melihat dua wanita yang disayanginya sangat akrab satu sama lain dan berbagi tawa, hatinya adem. Diska pintar sekali mengambil hati mamanya. Bahkan Kiki yang jarang menghabiskan waktu di rumah karena akhir-akhir itu bisnisnya sangat sibuk juga suka melihat kedekatan Diska dengan istrinya.
Semua berjalan sempurna sampai saat itu, Kiki tiba-tiba pulang ke rumah bilang bahwa perusahaannya dengan nekat ingin menarik investor perusahaan salah satu saingan bisnisnya, A&L Corporation. Saingan bisnis kuat yang ternyata sangat nekat ketika menginginkan sesuatu yang besar menjadi milik perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AS#1] AMAZING BADBOY (TAMAT)
Teen Fiction[AMAZINGSERIES#1] •• Tentang luka lama, apa masih menyedihkan jika terulang kembali? •• Hanya sebuah kisah tertulis Kit, Amazing Badboy yang dipaksa menetap di Jepang karena suatu masalah di masa lalu, kemudian kembali untuk berjuang. Hanya sebuah...