02 [AB] - Pergi dengan Aesthetic

2.6K 249 14
                                    

Now Playing : Slow Down - Mac Ayres (Cover by Misellia)

•••

Keresahan menyelimuti hati Kit yang tengah bersembunyi dalam kegelapan. Jika Lingka benar-benar meninggalkannya terkunci di dalam lemari sampai mati ketakutan sekaligus kehabisan napas, orang yang pertama Kit datangi setelah menjadi arwah penasaran adalah cewek itu! Ia pasti akan meminta cewek itu menghidupkannya kembali!

Pikirannya melayang kemana-mana. Ingin membuat suara bising yang mungkin saja bisa didengar Lingka yang ada di luar sana, tapi Kit takut polisi-polisi itu mendengar juga! Jika ia sampai tertangkap, tamat sudah riwayatnya. Pasti papa menyuruhnya balik ke Jepang secepat mungkin.

Memilih aman, ia terus berdiam diri dalam lemari yang mencekam. Dalam bayangannya sesosok wanita berpakaian putih namun lusuh, duduk memeluknya dari samping. Karena lebar lemari tidak cukup luas, Kit hanya bisa pasrah sambil mengelus puncak kepala sosok mengerikan itu.

Berpikir lagi tentang apa yang ada dalam benaknya, buku kuduknya keremangan. Jantungnya deg-degan. Memang, ia salah satu cowok penakut, yang percaya pada hal-hal berbau mistis.

Suara lemari yang diputar agar terbuka, membuat dirinya menghela napas lega. Pasti Lingka!

CEKLEK.

"Cepetan keluar!" suruh Lingka setengah berbisik. Kit hanya mengangguk. Pikiran buruknya terhadap cewek itu ternyata salah. Ia mendudukkan diri di kursi guru, menatap Lingka yang berdiri di sampingnya. Sudut bibirnya membentuk seringai licik. Sebuah rencana kejam namun tak berdaya terlintas dalam benaknya.

"Lo harus bantuin gue keluar dari sini." Kit menatap Lingka memohon.

"Bantuin lo? Big no! Mending gue pulang. Tidur yang nyenyak di rumah."

"Lo bawa mobil sendiri?" tanya Kit yang menurut Lingka aneh.

"Iya. Gue bawa mobil sendiri. Kenapa?" Lingka menatap Kit menyelidik. Ia merasa Kit pasti akan meminta hal-hal yang tidak seharusnya diminta dari orang yang baru dikenalnya.

Kit tidak menjawab pertanyaan Lingka. Ia mengeluarkan kunci mobil dan STNK mobil Taft-nya. Diberikan semua itu pada Lingka dengan ekspresi serius. "Lo bisa nyetir mobil Taft?" Lingka mengangguk mengiyakan. "STNK itu atas nama ayah gue. Ayo. Bantuin gue keluar. Nanti gue anterin lo ambil mobil lo di sini," ucap Kit mutlak sambil menarik tangan Lingka, membuat cewek itu menghela napas pasrah.

"Ya ... ya ... ya ... nggak usah minta persetujuan gue, oke? Anggep aja gue patung selamat datang." Kit terkekeh pelan mendengarnya. Umpan berhasil ditangkap.

Mereka berdua berjalan mengendap-endap menuju tempat parkir. Sesekali mereka memasuki ruang kelas untuk bersembunyi ketika melihat kedua polisi dan Pak Bambang di belakang mereka keluar dari kelas X-7 dan X-8.

Mereka memasuki kelas X-1 begitu kedua polisi dan Pak Bambang keluar dari X-9. Kit mengintip dari sela-sela pintu yang terbuka dan melihat kelompok itu menaiki tangga menuju kelas XI. Ia memandang Lingka di belakangnya yang memasang tampang gelisah. "Aman," ujar Kit setengah berbisik. Mendengar itu, Lingka langsung merasa beban di pundaknya terangkat. Lega.

"Ayo cepet!" ajak Lingka terburu-buru.

"Lo seneng banget cepet-cepet, ya?" tanya Kit dengan tampang tengil minta ditabok. Lingka hanya mendengus menjawabnya. Bisa-bisanya cowok asing ini mengajaknya bercanda disaat-saat menegangkan seperti ini.

Begitu mereka menginjakkan kaki di parkiran, Kit menarik Lingka kembali dengan sangat cepat untuk bersembunyi di balik tembok. Ia meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya. Menyuruh cewek itu agar tidak mengucap sepatah katapun yang dapat menimbulkan suara.

[AS#1] AMAZING BADBOY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang