part22

31.1K 1.8K 7
                                    

Gadis cantik itu tersenyum sumringah sembari merapihkan bunga - bunga mawar yang kian tumbuh lebat, sesekali wajah cantiknya mengeluarkan keringat sampai ia harus menyeka pelipisnya.

Bayangan akan malam itu masih terus berkelabat dengan jelas oleh Ovilia, saat sentuhan Darren membuatnya selalu merasakan getaran aneh dalam dirinya. Apa lagi dia juga sudah terang - terangan bahwa dia mencintai lelaki itu juga.

Darren Archard.

Lelaki tampan yang memporak porandakan hatinya. Lelaki bak dewa dengan berjuta kelebihan. Dan, Ovilia mulai menyadari akan dia.

Gadis yang dengan segala ke kurangannya, telah lancang mencintai Darren, yang jelas - jelas sang ayah mempunyai hutang pada lelaki yang ia cintai.

Bercerminlah saat cermin itu masih ada di sana. Percayalah Ovilia hanya segumpal sampah yang akan menjadi penghalang untuk Darren, parasnya memang cantik. Namun, dia menyadari betapa berbedanya dia dan Darren. Seperti langit dan bumi.

Sekali lagi.

Cinta tidak memandang itu! cintalah yang menyatukan kekurangan dan kelebihan seseorang, mereka akan menciptakan ke bahagiaan sempurna jika bersatu menjadi kita.

Kita yang bisa melengkapi satu sama lain.

Ovilia mengerti akan rintangan yang akan menimpanya, rintangan yang akan membuatnya patah hati sangat dalam, hingga hatinya yang selembut kapas itu tidak bisa menopangnya.

Mencintai lelaki seperti Darren, jelas sekali mengundang banyak rintangan. Tapi, apa dia akan berhenti di saat cinta ini menyebar di sekujur tubuh Ovilia hinga otaknya di penuhi Darren... Darren dan hanya lelaki itu?

Ovilia menarik napas, lagi - lagi senyum itu mengembang.

'Aku hanya harus mengikuti apa kata hatiku ini, jika aku akan patah hati, sudah resiko ku untuk menanggung semuanya tidak ada ke bahagiaan yang kekal bukan? bumbu-bumbu pertengkaran pasti kerap terjadi, masalah besar dan kecil pasti akan menimpanya cepat atau lambat. Itulah cinta.'

Ovilia berharap semuanya berjalan seperti air mengalir. Percaya bahwa dia bisa melewati lembah yang menakutkan sekalipun. Hanya percaya.

Lengan kekar melingkar di perut Ovilia, lelaki itu menghirup wangi yang membuatnya selalu menahan gejolak hasrat yang tinggi jika bwrdekatan dengan wanitanya.

Ovilia terpekik saat lehernya di gigit kecil oleh... ya siapa lagi yang sejak semalaman mengusik tidurnya. Darren...

"Darren hentikan! bagaimana jika ada yang lihat, ish... kau ini." Ovilia menggeliat ingin di lepaskan namun Darren malam mengunci ke dua tangan kekarnya di perut Ovilia, sudah pasti dia akan mengalah karena tenaganya tidak ada apa - apanya di banding Darren.

Ovilia menarik napas jengah.

"Tidak akan ada yang melihat kita, jika ada, akan aku tatap dengan mata elangku." ucapnya yang malah kepalanya beringsut dan mengendus leher Ovilia.

Ovilia terkekeh geli,"Memang, mata elang mu sangat mengerikan, hingga para pelayan tidak sanggup menatapmu dan kau menakutinya!" Ovilia mengakui bahwa Darren memiliki mata yang setajam elang malah seperti pisau belati. Tatapan Darren membuat siapapun takut hingga para pelayan mengaku tidak sanggup menatap sang majikan.

"Mengerikan? aku tidak bermaksud menakuti mereka," kata Darren tanpa merasa bersalah, bahwa selama ini dia sudah membuat para pelayan takut karena mata tajamnya.

"Mereka saja yang berlebihan," katanya lagi mengedikan bahunya acuh.

Ovilia makin terkekeh, dia membalikan tubuhnya saat tangan Darren melonggarkan lengan yang membelit perutnya, hingga mereka berhadapan dengan sangat dekat hingga dada mereka bersentuhan. Membuat ngelenyar aneh masuk dalam tubuh Darren, dia sudah tidak kuat lagi untuk tidak memakan Ovilia sekarang juga.

Ovilia mengulum senyum, tangannya terulur memegang wajah Darren yang tampan dengan bakal janggut yang mulai melebat, Darren menikmati sentuhan Ovilia hingga dia terpejam membiarkan Ovilia menyentuh wajah miliknya. Betapa Ovilia sangat mengagumi lelaki di hadapannya ini.

Darren mencekal tangan Ovilia, Darren memajukan wajahnya hingga bibir mereka bersentuhan. Mereka berciuman...

Ovilia mulai membalas ciuman Darren yang semakin menuntut, hawa panas membuat mereka terbakar oleh api gairah yang tak tertahankan.

Ovilia terpekik saat Darren meremas payudaranya, Ovilia melepaskan ciumannya dan memukul tangan Darren yang nakal.

"Aw... kenapa?" Darren mengaduh kesakitan.

"Tidak sopan! kau melakukannya di tempat terbuka, jika ada yang melihat bagaimana?" Ovilia menghentakan kakinya kesal berlenggang meninggalkan Darren yang terpaku.

Darren menyugarkan rambutnya,"Oh... ayolah sayang, jika kau ingin di kamar kau kan bisa mengatakannya padaku,"

"Diam!" teriak Ovilia berlari ke dalam mansion dengan pipi yang memerah.

Darren tertawa keras, dia selalu berhasil membuat Ovilia kesal dan memerah.

Betapapun Darren bersyukur telah bertemu dengan Ovilia, walaupun dengan pertemuan yang tidak terduga atau saja bukan pertemuan yang mengesankan baginya. Namun, Ovilia telah membuat hatinya bersemi kembali setelah hati itu dingin tak tersentuh. Dia hadir membawa warna baru bagi hidupnya dan Liam.

Seakan tahu bahwa Ovilialah yang pantas dengannya dan tidak ada yang dia inginkan kecuali Ovilia...

---------------------------

"Haii, Mommy..." sapa Liam menyapa Ovilia dengan memamerkan gigi putih dan rapi miliknya. Liam sedang bermain puzzle di ruang keluarga dengan di temani Simba yang selalu menempel dekat Liam.

Ovilia tersenyum, duduk dengan membawa secangkir cokelat panas untuk Liam,"Mommy, membuatkan mu cokelat panas, di minum selagi hangat yah." Liam mengangguk dan meraih cangkir cokelat yang menjadi favoritnya itu. Lalu di minumlah hingga tandas tak tersisa, apapun yang berbai cokelat Liam akan memakannya atau meminumnya. Tapi walaupun begitu gigi Liam tampak baik-baik saja tanpa bocah itu   merasa mengeluh giginya sakit.

Walaupun begitu, Ovilia selalu menasehati Liam agar tidak terlalu sering meminta cokelat padanya atau memohon pada Daddynya agar di belikan permen dan cokelat.

Alih - alih Liam menurut, dia jadi mengonsumsi cokelat satu minggu sekali, jika dia sedang libur sekolah saja, jika hari biasa dia akan lebih banyan memakan buah - buahan dan sayur mayur agar sehat dan pintar. Entahlah Ovilia memang membuat perubahan pada Liam yang semakin hari semakin penurut dan pintar. Menurut Liam ucapan Mommy adalah ucapan yang tidak boleh di bantah jika tidak ingin menjadi anak yang durhaka.

Malah sering kali Liam berbicara bahwa nasehat Ovilia seperti lantunan syair musik yang membuatnya tersenyum dan bahagia...

"Daddy, mana Mom?" ucap Liam yang tak melihat Daddynya sedari tadi.

"Dia sedang istirahat, sepertinya Daddy sangat lelah."

Liam mengangguk,"Daddy, selalu seperti itu jika Mommy tidak ada. Dia selalu bekerja keras. Aku bangga padanya, jika sudah besar nanti aku ingin seperti Daddy."

Ovilia mengulum senyum,"Belajarlah dengan giat jika ingin seperti Daddy sayang,"

----------------------

Part ini sepertinya nanggung hehe tapi enjoy yaahh....

29/02/2018

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang