part43

22.6K 1.3K 29
                                    

Tepat jam 10 malam. Darren belum juga menampakkan batang hidungnya padahal dia sudah berjanji akan pulang cepat hari ini. Bahkan, lelaki itu tidak memberikan kabar pada Ovilia jika memang ingin lembur atau ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa di tinggal, Ovilia mencoba untuk menghubungi Darren. Namun, hanya suara operator yang menjawabnya.

Mereka semua, orang tua Darren Ovilia dan Liam berkumpul di ruang makan dengan hidangan kesukaan Darren dan kue ulang tahun berlilin angka 30 tahun untuk merayakan hari jadi orang terkasih mereka itu. Ovilia yang sengaja berdandan dan nampak menggunakan gaun biru navy selutut untuk terlihat baik di hari terpenting lelakinya itu. Calon suaminya.

Mila dan Lucas nampak sedikit gelisah dan meninggalkan makan malamnya karena menunggu Darren yang tak kunjung tiba, bahkan Liam sudah tidur karena lelah menunggu Daddynya itu pulang.

"Mom, Dad sebaiknya kalian beristirahat. Biar aku yang menunggu Darren pulang," ujar Ovilia tersenyum, namun raut wajahnya menyiratkan kesedihan.

Lucas menarik napasnya kasar, dia menggelengkan kepala memegang pelipisnya yang berdenyut,"Anak itu benar keterlaluan." gerutunya.

"Maafkan dia Ovilia, mungkin saja ada pekerjaan mendadak sehingga anak itu tidak pulang," ujar lagi Lucas.

"Walaupun begitu seharusnya dia mengabari Ovilia, atau orang yang ada di rumah." sahut Mila yang memegang tangan Ovilia,"Akan ku beri pelajaran jika dia datang nanti!" geramnya.

Ovilia terkekeh menggeleng,"Tidak Mom Dad, aku tidak apa - apa. Sebaiknya kalian beristirahatlah ini sudah larut. Daddy tolong bujuk Mom untuk beristirahat, aku tidak apa sungguh. Aku akan menunggunya sendiri," ujar Ovilia membuat kedua orang tua Darren tak enak hati dengan Ovilia yang sudah susah payah memberikan kejutan untuk Darren.

"Hmm... Baiklah, Mom dan Dad akan beristirahat. Tidak usah di bereskan Ovilia biar para pelayan yang melakukannya," Mom Mila menggenggam tangan Ovilia sebelum pergi.

"I'm Fine, Mom..." calon mertuanya mengangguk tersenyum sebelum mereka pergi ke kamar mereka untuk beristirahat.

Ovilia mendudukan tubuhnya di kursi meja makan, dia menarik napas kesal. Ovilia mencabut lilin berangka 30 itu dengan gerakan tak semangat pikiriannya entah kemana, perasaan khawatir dan kesal seketika menyerbunya. Apa benar Darren lupa dengan ini atau dia sengaja?

Sudah jam 12 malam Ovilia bahkan belum beranjak atau pun menyentuh makanan yang ada di hadapannya, dia hanya meminum air yang sudah di hitung enam gelas dia abiskan. Dan, Darren belum juga datang.

Akhirnya Ovilia beranjak dan membereskan makanan yang sama sekali belum tersentuh sedikitpun.

"Nyonya biar kami saja yang membereskan, anda lebih baik beristirahat." ucap salah satu pelayan yang setia menemani Ovilia.

"Terimakasih Arta, aku akan ke atas." Ovilia tersenyum dan menepuk bahu pelayan yang bernama Arta itu. Wanita itu berlalu sebelum menatap kue ulang tahun Darren sekali lagi, dan dia benar menghilang dari ruang makan mansion.

Ovilia menatap dirinya di cermin dengan sendu, dia mulai membersihkan make up yang masih menempel di wajahnya dengan gerakan perlahan, dia mencopot antingnya dengan perasaan berdesir, hatinya seakan berdenyut, dia marah dan kesal, marah karena Darren tak kunjung datang. Ya, setidaknya dia memberikan sebuah pesan walaupun itu singkat atau apapun yang membuat dirinya tahu akan keberadaan Darren sekarang.

Lagi dan lagi Ovilia menarik napasnya lelah dan menatap kotak persegi empat dengan sendu walaupun ia tersenyum, sebuah kotak persegi empat berwarna hitam dengan hiasan pita berwarna gold yang ia taruh di atas meja rias.

"Seharusnya kau membukanya malam ini, Darren..." batin Ovilia.

Tangan Ovilia terulur untuk menyentuh kado itu, dan ia segera membuka laci kayu dan menaruhnya di laci rias miliknya. Mungkin ia akan memberikannya esok saat Darren tiba.

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang