part26

32K 1.5K 13
                                    

"Senang bertemu dengan anda Nyonya," ucap Ovilia sopan pada Mila.

Mila tersenyum dan memeluk Ovilia, Ovilia nampak terkejut dengan perlakuan Ibu Darren padanya yang tiba - tiba memeluknya,"Siapa nama mu sayang?" tanya Mila pada Ovilia yang telah melepaskan pelukan yang cukup lama.

"Ovilia Charlotte. Nyonya," balasnya dengan senyum canggung melihat wanita setengah baya yang masih terlihat segar dan memancarkan aura keIbuan yang hangat.

"Ah... Ovilia, nama yang bagus... dan jangan pernah bicara formal padaku, panggil aku Mom," ucap Mila terdengar memerintah.

"Sebaiknya kita mengobrol di ruang tengah," ucapnya lagi membawa Ovilia ke ruang tengah mansion megahnya.

"Mom, aku tidak..." ucap Darren berhenti saat tangan Ibunya melayang  ke atas menyuruh Darren untuk berhenti bicara.

"Temui Dad mu Darren! sekarang." ucap Mila yang menatap anak satu - satunya dengan mata yang memincing kesal.

Liam yang masih sibuk dengan mainannya pun menoleh pada Mila yang memanggilnya untuk ikut dengannya dan Ovilia.

"Duduklah sayang," ujar Mila dan di angguki Ovilia.

Ovilia sekali lagi menganggumi interior mansion yang membuatnya terkagum - kagum, dengan lukisan yang berjejer rapi dengan perapian yang menyala di kala cuaca yang mulai dingin.

"Aku tidak menyangka Darren akan membawa calon Istrinya kemari dengan secepat ini, aku sudah tahu jika kau wanita yang mampu membuat anakku yang sekeras batu itu mencair. Jangan terkejut aku mengetahui segalanya tentang mu..."

Mila tersenyum dengan mencairkan suasana karena pasalnya dia selalu tahu tentang anaknya dan betapa sangat terkejut dan senangnya jika Diana selalu memberikan kabar atau lebih tepatnya dia yang selalu menyuruh Diana untuk selalu memperhatikan Ovilia, selama di mansion.

Dan, Mila sudah sangat yakin jika anak laki - lakinya menyukai gadis berusia 20 tahun itu. Paul sudah memberikan semua informasi padanya bahwa Ovilia adalah gadis yang di minta Darren karena ayahnya yang tidak bisa membayar hutang, dan gadis itu merelakan dirinya.

Mila sangat marah pada Darren mengetahui itu, tapi dia juga tidak bisa menyalahkan Darren karena dia membutuhkan Ovilia untuk Liam, dan benar saja Liam sangat senang atas ke hadiran Ovilia bahkan Liam sudah mengklaim Ovilia sebagai Mommynya.

Walaupun Mila tahu kedua orang tua Liam sudah meninggal akibat kecelakaan beberapa tahun lalu.

"Aku sangat marah pada anak nakal itu, ya Tuhan..." Mila memegang pelipisnya yang berdenyut. Ovilia hanya tersenyum melihat Ibu yang sedang kesal pada anaknya.

"Apa kau sudah mengetahui semuanya, maksudku Liam?" Mila menarik napasnya, memegang kedua tangan Ovilia yang ia letakan di pahanya.

Ovilia mengangguk.

"Aku sangat kasihan pada Liam dia memang sangat menginginkan seorang Ibu, karena kau tahu Darren sudah menganggap Liam sebagai anaknya sendiri sejak orang tua Liam meninggal. Orang tua Liam begitu sangat berarti untuk Darren," Mila menatap sendu melihat Liam yang tengah sibuk dengan mainannya.

"Aku sangat senang bisa ikut serta menjaga Liam, Liam bagi ku dia anak yang sangat pintar dan tampan. Aku menyayanginya walaupun aku tidak mengandungnya tapi aku menganggap Liam sudah seperti anakku sendiri."

"Syukurlah... Aku sangat berterima kasih padamu, di minumlah tehnya Ovilia," ucap Mila pada Ovilia setelah pelayan menyediakan teh dan kudapan.

"Terimakasih Mom," ucap Ovilia meminum segelas teh yang membuatnya tubuhnya terasa hangat.

I Meet You (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang