"Henry-ah berhenti merengek !
Kau pikir berapa umur mu ?" Donghae berucap sambil memukul pelan punggung Henry."Kenapa memang ? Bilang saja kau iri ?" Henry tak mau kalah,ia balas ucapan Donghae sambil menjulurkan lidahnya,mengejek Donghae itu seperti punya mainan tak terbatas. Memang tipe adik durhaka.
"Jung Soo Hyung kumohon eoh , dia benar-benar pelit Hyung,aah baiklah hehe..Gomawo Hyungie ".
Henry meletakkan ponselnya setelah memutuskan panggilan dengan Jung Soo lalu menoleh ke samping,menatap balik Donghae yang sudah menatapnya tajam dengan wajah memerah menahan kesal."Kenapa ? Kau seperti ikan yang kehabisan air jika begitu ".
"Yak...Panggil aku Hyung bocah !". Donghae berteriak pada adik kurang ajarnya,ia bangkit dari duduknya berniat memberikan beribu pukulan sayang pada Henry jika tak melihat Kibum masuk dengan wajah kusut macam kertas ujian matematika nya yang berhiaskan 4 tempo lalu .
"Kau kenapa bum ?". Donghae bertanya sambil mendekat,urung mengejar Henry yang sudah menghilang entah kemana .
Kibum hanya menggumam tak jelas lalu masuk ke kamarnya dengan Donghae yang mengekor dibelakangnnya. Kibum meletakan ransel hitamnya pada sisi sebelah kiri kasur sebelum menjatuhkan diri ke atas kasur empuk tanpa mengganti pakaiannya.
Donghae ingin menangis rasanya, kenapa adiknya tak normal semua ? satu sebegitu kurang ajarnya dan satu lagi seperti kakek tua yang tak memiliki gigi,bicara saja apa susahnya sih ? Donghae hanya bisa meratapi nasib sambil memikirkan adiknya yang lain,bagaimana kabarnya ? Apa ia sedingin Kibum ? Atau seberisik Henry ? Ia penasaran pada sosoknya yang pasti telah berubah banyak.
"Aku bisa gila jika seperti ini terus " Donghae mengacak rambutnya kesal lalu keluar dari kamar Kibum,mencari Henry yang tadi kabur .
_____________________
"Assh " Kyuhyun mendesis pelan ketika tangan kitinya tak sengaja menyenggol pintu flatnya. Sebelumnya memang sudah ada luka di tempat itu, jadi sentuhan pelan pun akan terasa seribu kali menyakitkan untuknya.
Ia menggerutu dengan bibir sepucat mayat.
Padahal untuk orang lain ini hanya luka kecil,tak berpengaruh banyak pada ruang gerak,tapi bagi Kyuhyun luka sekecil ini pun seperti akan merontokkan seluruh tulangnya.
Ia menyingkap lengan bajunya lalu melihat lebam itu,lebamnya berwarna ungu yang aneh,terlihat begitu menyakitkan dan memang benar.
Ingin menghubungi Yesung ,tapi ia sedang malas mendengar ocehan paman anehnya itu.
Tangannya meraih ponsel jadulnya,berniat menghubungi Changmin tapi mengingat Changmin bahkan tak tahu tentang sakitnya maka Kyuhyun hanya bisa menghela nafas kasar sambil meletakkan kembali ponselnya .
Tadinya ia berniat memberi tahu Changmin tentang semuanya. Tentang keluarganya dengan detail,tentang sakitnya,tentang luka nya,tentang perasaannya,tentang kehidupannya yg dulu.
Namun mengingat Changmin yg akan mengikuti trainee ia jadi ragu. Takut Changmin terbebani dan membuat fokusnya terbagi.
Kyuhyun tak ingin Changmin gagal, Changmin masih memiliki keluarga yg lengkap,saling menyayangi meski jarang berada di rumah.
cukup ia saja yg kehilangan mimpi ! Changmin jangan !
Kyuhyun bahkan tak punya waktu untuk sekedar istirahat atau merebahkan dirinya a karena harus pergi bekerja. Dengan langkah yang di seret Kyuhyun berdiri sambil sesekali meringis saat lengannya terlalu banyak bergerak atau tak sengaja bersentuhan dengan kaus ketika mengganti baju . Oh ini menyakitkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Fiksi Penggemar[ PRIVATE ACAK ] [BELUM DI REVISI] "Bagiku keluarga itu omong kosong yang memuakan". - Cho Kyuhyun "aku pernah berjanji untuk selalu mengingat mu tak peduli sejauh atau selama apapun kita terpisah".- Cho Kibum