Chapter 14

813 69 19
                                    


Ruangan putih milik Jong Woon kini senyap, hanya ada aroma obat yang bercampur dengan pengharum ruangan.

Lima menit yang lalu ruangan itu penuh dengan teriakan dan makian. Lalu berhenti dan hanya menyisakan deru nafas terengah . Sampai detik ini belum ada satupun dari dua orang itu yang ingin membuka suara. Mungkin belum.

"Kau tahu kan penyakit Kyuhyun itu tak akan sembuh ? Kenapa masih bersikeras huh ?" Tanya Jung Soo .

"Kau pikir aku ini apa hah ? Aku ini seorang dokter ! Tugas ku menyembuhkan mereka yang sedang berjuang ingin hidup. Cho Kyuhyun keponakan ku, dia keluarga ku, akan ku usahakan kesembuhan nya bahkan jika itu memakan waktu seumur hidupku. Kami tak akan merepotkan mu meski hanya untuk sekali jadi tak usah khawatir !". Suara Jong Woon meninggi. Tangannya terkepal di atas meja .

" Paman, seharusnya kau tahu yang kau lakukan itu sia-sia, thalasemia tak bisa di sembuhkan cepat atau lambat Cho Kyuhyun akan mati " Jung Soo berucap tenang. Seolah yang dikatakannya adalah hal lumrah .

"Lalu jika thalasemia tak bisa di sembuhkan kau mau apa hah ? Aku bahkan sudah bersumpah akan menyembuhkan nya, jadi jangan bicara sembarangan ! " Jong Woon berdiri dari kursi kebesaran nya. Berjalan untuk membuka pintu .

"Sekarang keluar dari sini dan jangan pernah muncul lagi jika yang kau katakan hanya omong kosong !" .

"Aku akan keluar ! Tapi tolong ingatkan pada keponakan penyakitan mu itu untuk berhenti mengganggu Donghae dan Kibum. Mereka mulai berubah jadi kurang ajar sejak bertemu si Cho itu, permisi ". Jung Soo berjalan melewati Jong Woon yang berdiri di dekat pintu.

Kata-kata Jung Soo berhasil membuat seluruh tubuhnya seolah mati rasa.

"Astaga siapa yang baru saja berbicara dengan ku ? Dia iblis ! Dia bukan manusia. Dasar brengsek !" Jong Woon mengsap wajahnya frustasi lalu kembali duduk masih dengan wajah marah.

_____________________________

"Aku mencari Cho Kyuhyun ! Apakah dia ada ?" Henry berdiri di ambang pintu kelas Kyuhyun.

"Oh kupikir tadi dia pergi ke ruang kesehatan ". Seorang perempuan dengan rambut sebahu menjawab.

"Terimakasih Sunbaenim " Henry membungkuk sebelum berjalan kearah ruang kesehatan.
































Chapter ini belum selesai.
Segini dulu ya hehe.
Terimakasih.

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang