Chapter 6

2K 90 0
                                    

"FELLY!" teriak seseorang dan segera menuju ke Felly.

"Lo kenapa Fel?"

"Raka, Tik," lirih Felly.

"Kenapa dengan dia, dia ngapain lo?" tanya Tika.

"Gue diputusin Tik di putusin" Felly terus menangis dalam dekapan Tika.

"Sialan itu Raka" geram Tika.

"Yaudah gue anter lo pulang ya, gue bawa mobil kok"

Tika tidak ingin menanyakan detail putusnya mereka ingin membiarkan Felly yang akan cerita sendiri kepadanya.

"Tik, Felly kenapa kok nangis?" Tanya Harum yang baru datang dan melihat kedua sahabatnya.

"Kita anter dulu Felly pulang" ucap Tika tanpa mengubris perkataan Harum.

Di perjalan menuju parkir tiba-tiba kepala Felly kembali sakit dan membuat Felly langsung pingsan sehingga membuat kedua sahabatnya histeris dan segera membawa Felly ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit dokter dan suster langsung menanganinya.

"Duh Felly kenapa sih?" gumam Harum Yang sedari tadi mondar-mandir di depan ruang rawat.

Pintu ruang rawat Felly terbuka Dan memunculkan seorang dokter,

"Boleh saya bicara dengan keluarganya?"

"Keluarganya sedang di luar kota dok"

Memang Bunda Felly sedang keluar kota karena ada urusan pekerjaan sehingga mereka tidak memberitahu bunda Felly.

"Kalau begitu boleh kita bicara" Tika dan Harum segera mengangguk.

"Gimana dok keadaan Felly?" tanya Tika to the point.

"Apakah nona Felly berhenti mengonsumsi obat-obatan? "tanyanya dengan nada gusar.

Obat-obatan?, maksudnya? Batin Tika.

"Saya kurang tahu dok, memangnya kenapa dok?"

"Begini, nona Felly sepertinya berhenti mengonsumsi obat-obatan yang seharusnya masih di konsumsi, akibatnya sel kanker otaknya kembali berkembang dan sudah mencapai stadium 2" jelas sang dokter hal itu membuat Tika dan Harum terlonjak kaget karena selama ini mereka tidak tahu kalau Felly mengidap kanker otak.

"Sudah berapa lama dok?" kepo Harum kambuh.

"Sekitar 2 tahun yang lalu, tetapi itu masih stadium awal sehingga saya mengharuskan untuk mengonsumsi obat-obatan untuk menghentikan sel kanker yang terus berkembang, tetapi sepertinya dia sudah tidak lagi mengonsumsinya sehingga membuat sel kanker bertambah besar."

"Lalu apa yang harus kami lakukan dok?" tanya Harum dengan mata yang berkaca kaca.

"Saya akan berbicara langsung dengan keluarganya" Harum dan Tika hanya mengangguk dan segera keluar dari ruang dokter.

"Fel, lo udah bangun?" Felly hanya mengangguk karena kepalanya yang masih sakit.

"Istirahat gih, gue mau nelfon bunda dulu" sebelum Tika melangkah tangan Tika sudah dicekal oleh Felly.

"Jangan, nanti bunda khawatir" Tika hanya mengangguk pasrah. Felly sudah tahu kalau sebenarnya penyakitnya kambuh lagi, makanya itu dia tidak ingin bundanya tahu.

Hening

"Gue mau cerita soal tadi" ujar Felly memecahkan keheningan Yang melanda mereka.

Harum Dan Tika saling memandang

"Ternyata..Raka cuman nganggap gue sebagai pelampiasan" lanjutnya.

"WHAT PELAMPIASAN" Tika Dan Harum serempak.

"Gue kira selama ini Raka itu sayang sama lo itu tulus" ujar Harum.

"Tampangnya aja yang baik tapi dalamnya busuk" ketus Tika.

"Sabar aja yah Fel, ingat karma itu nyata, liat aja, Raka akan dapat balasan yang lebih dari yang lo rasain" Felly hanya tersenyum menanggapi nasihat Tika dan Harum.

Gue kasian sama lo Fel, lo udah sakit kayak gini trus Raka kampret itu juga khianati elo" batin Tika.

"Ya begitulah hidup kita akan merasa namanya kepahitan kalau mau berujung manis" Tika dan Harum tersenyum.

"Gue juga nggak apa-apa cowok di dunia ini kan banyak bukan hanya dia, kalau di dunia ini cuman dia boleh deh gue nangis sampe air mata gue keluar mutiara" lanjut Felly dengan kekehannya.

Tika dan Harum melihat kepedihan di mata Felly, walaupun dia memasang wajah penuh senyum tetapi matanya tidak bisa berbohong bahwa di sedang mengalami kekecewaan yang mendalam.

Tok..tok

Suara ketukan pintu membuat mereka segera menoleh dan mendapat seorang dokter dan suster yang akan memeriksa keadaan Felly.

"Esok kamu sudah bisa pulang tetapi kamu harus rutin meminum obat yang saya Kasih" tegas dokter setelah selesai memeriksa keadaan Felly.

"Dokter ini yang 2 tahun lalu kan?" tanya Felly untuk menyakinkan bahwa ingatannya masih Bagus, dokter yang bername tage Sandy Prasya itu hanya tersenyum dan mengangguk.

Sejak Felly dianjurkan untuk meminum obat rutin, yang sering membeli obat-obatanya adalah bundanya sendiri.

"Wah dokter masih muda aja yah padahal udah 2 tahun lalu, kalau begini saya jadi naksir deh" genit Felly mulai berulah membuat semua di dalam ruangan tersebut tertawa.

"Woy, lo masih sakit tapi bisa genit yah, ckckckck," ujar Tika setelah dokter dan suster keluar.

"Tapi emang sih ganteng, apalagi kalau udah serius kaya tadi, mau deh gue kalau sakit asalkan di periksa sama dokter kayak gitu, uhhh cowok masa depan gue tuh" hayal Harum dan mendapat cibiran dari Felly dan Tika.

"Hayalan lo ketinggian,"ucap Felly dan Tika serempak.

***

Sorry nih baru update
Jangan lupa vote n comment yah

Fake Smile (COMPLETED) ✔ (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang