Chapter 29

1.4K 47 9
                                    

Seminggu sudah setelah kejadian di kantin Vano dan Felly tidak saling menyapa walaupun hubungan mereka masih berpacaran.

Felly selalu mencoba menguatkan dirinya, beberapa hari ini Felly terus saja melamun dan kadang-kadang juga Felly menangis.

Seperti sekarang dirinya sedang melamun menatap langit yang mulai gelap, dan tak ada bintang disana gelap sangat gelap hanya ada bulan itu pun cahayanya samar-samar.

Sungguh malam ini sepertinya mengetahui isi hati Felly yang sedang kacau, bingung dengan akhir kisah cintanya.

Tak ingin berlarut, Felly kembali masuk ke dalam rumah, kesan yang dilihat adalah kesunyian, bundanya lembur kerja, Gisto? Lagi ngapel sama pacarnya, dan menyisakan dirinya dan Bi Minah.

"Non, belum tidur?" Tanya Bi Minah.

"Belum Bi, belum ngantuk juga" ujar Felly yang langsung duduk di sofa.

"Non, lagi banya masalah ya?" Tanyanya ketika melihat raut muka Felly yang lesuh.

"Nggak kok Bi, lagi pusing aja nih"

"Mau bibi buatin teh anget gitu?" Tawarnya.

"Gak Bi, makasih ya, bibi istirahat yah, aku juga mau naik keatas nih"

"Iya non"

Felly berjalan kearah kamarnya, pada saat di tangga terakhir kepalanya tiba-tiba berputar, darah segar mengalir dari hidungnya dan tiba-tiba gelap, Felly pingsan.

"Astaga non!!!, bangun non!" Bi Minah terus menerus mencoba membangunkan Felly.

"MANG KIRMAN!!!!"

Mang Kirman yang mendengar suara teriakan segera masuk dan melihat Bi Minah yang sedang menangis tersedu-sedu.

Bukan apa, tetapi Bi Minah dan Mang Kirman sudah bekerja sejak Felly masih  bayi, dan tentu saja begitu sangat terpukul melihat Felly yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri memucat dan banyak darah yang keluar.

"Ya Tuhan, non Felly kenapa?" Tanya Mang Kirman dengan khawatir.

"Ayo-ayo bawa ke rumah sakit, nanti saya telpon nyonya"

Mang Kirman dan Bi Minah segera membawa Felly ke rumah sakit.

Di perjalanan mereka menelpon Mitha dan Gisto.

Mitha seketika pun langsung meninggalkan pekerjaan, begitu juga dengan Gisto.

Tak perlu lama, mereka tiba di rumah sakit.

"DOKTER, SUSTER TOLONG!!"

"Sus, langsung bawa ke UGD"

Bi Minah segera memeluk Mang Kirman ia sangat terpukul.

"Bi, dimana Felly?" Tanya Mitha setelah sampai.

"Sedang di tangani dokter nya di UGD" jelas Bi Minah.

Seketika kaki Mitha benar-benar seperti tidak ada tulang, ia jatuh terduduk dan menangis sesegukan.

"Bun?, Felly mana?" Itu suara Gisto yang baru tiba.

"Dia lagi di tangani sama dokter" 

"Astaga Fell, kamu kenapa sih" gumam Gisto.

Tiba-tiba pintu UGD terbuka menampilkan seorang dokter yang sepertinya panik.

"Sandy, bagaimana keadaan Felly?"

"Bisa kita bicara di ruangan saya Bun?" Mitha hanya mengangguk dan segera mengikuti Sandy ke ruangannya diikuti oleh Gisto.

Fake Smile (COMPLETED) ✔ (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang