Chapter 31

1.5K 51 1
                                    

~Inikah akhirnya?~

***

Hati Vano benar-benar kacau, pikirannya tak tentu arah, ia memutuskan untuk pergi menuju salah satu kafe langganannya, menikmati secangkir kopi mungkin bisa menenangkan pikirannya.

"Kopi hitam tanpa gula satu" ujarnya tanpa memandang sang pelayan.

Vano memutuskan memandangi langit yang mulai  mendung padahal tadi langitnya sangat cerah.

Tak perlu waktu lama kopi hitam yang di pesannya datang.

Menikmati dengan pelan, menelusuri rasanya membuat hati  Vano seditik lebih tenang.

Ketenangannya tiba-tiba  dirusak dengan deringan telpon, ia melirik sekilas untuk melihat  sang penelpon, saat mengetahuinya ia  mengabaikannya lagi.

Deringannya berhenti.

Selang beberapa detik, deringan kembali berbunyi, ia  masih tidak mengubrisnya dan kembali menikmati secangkir kopi hitam miliknya.

***

Ruangan bernuansa putih, sedang di selimuti ketegangan.

Beberapa menit yang lalu Felly tiba-tiba drop yang membuat semua orang panik.

"Gimana? Di angkat gak?" Tanya Tika kepada Deka.

Deka menggeleng kepalanya "dia gak angkat".

"Astaga, gimana dong" Tika benar-benar frustasi.

"Tik, duduk ya, kita tunggu dokternya"

Tika mengikuti perintah Harum dan menenangkan pikirannya.

Semoga lo gak apa-apa Fel, gue mohon lo jangan ninggalin kita' batin Tika setetes air mata Tika jatuh mengingat segalah kenangan yang ia dan Felly lewati.

Harum pun sama, walaupun ia dan Felly baru bertemu sejak kelas sepuluh, tapi ia merasakan kehilangan sahabatnya yang selama ini selalu mendengar segalah curhatan hatinya.

Persahabatan mereka begitu erat, mereka sudah seperti keluarga, susah senang mereka selalu bersama, semarah apa pun mereka, pada akhirnya tetap akan bersatu, itulah persahabatan saling mendukung dan menguatkan, seperti sekarang.

Ceklek

Pintu tersebut terbuka menampilkan dokter Sandy dan beberapa  suster.

"Sandy? Bagaimana keadaan Felly? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Mitha bertubi-tubi.

"Felly gak apa-apa bun, dia bisa melewati masa kritisnya, Sandy tahu Felly itu kuat"

"Syukurlah" legah Mitha.

"Kami bisa melihatnya kan?"

"Bisa, asal jangan terlalu berisik, Felly butuh istirahat"

Mitha, Gisto, Tika, Harum, Kenzo dan Deka segera masuk melihat keadaan Felly.

"Felly, bangun ya, kamu gak kangen sama  bunda?, bunda nunggu kamu loh dari tadi" ujar Mitha seraya mengelus kepala Felly dengan lembut.

Fake Smile (COMPLETED) ✔ (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang