~Inikah akhirnya?~
***
Hati Vano benar-benar kacau, pikirannya tak tentu arah, ia memutuskan untuk pergi menuju salah satu kafe langganannya, menikmati secangkir kopi mungkin bisa menenangkan pikirannya.
"Kopi hitam tanpa gula satu" ujarnya tanpa memandang sang pelayan.
Vano memutuskan memandangi langit yang mulai mendung padahal tadi langitnya sangat cerah.
Tak perlu waktu lama kopi hitam yang di pesannya datang.
Menikmati dengan pelan, menelusuri rasanya membuat hati Vano seditik lebih tenang.
Ketenangannya tiba-tiba dirusak dengan deringan telpon, ia melirik sekilas untuk melihat sang penelpon, saat mengetahuinya ia mengabaikannya lagi.
Deringannya berhenti.
Selang beberapa detik, deringan kembali berbunyi, ia masih tidak mengubrisnya dan kembali menikmati secangkir kopi hitam miliknya.
***
Ruangan bernuansa putih, sedang di selimuti ketegangan.
Beberapa menit yang lalu Felly tiba-tiba drop yang membuat semua orang panik.
"Gimana? Di angkat gak?" Tanya Tika kepada Deka.
Deka menggeleng kepalanya "dia gak angkat".
"Astaga, gimana dong" Tika benar-benar frustasi.
"Tik, duduk ya, kita tunggu dokternya"
Tika mengikuti perintah Harum dan menenangkan pikirannya.
Semoga lo gak apa-apa Fel, gue mohon lo jangan ninggalin kita' batin Tika setetes air mata Tika jatuh mengingat segalah kenangan yang ia dan Felly lewati.
Harum pun sama, walaupun ia dan Felly baru bertemu sejak kelas sepuluh, tapi ia merasakan kehilangan sahabatnya yang selama ini selalu mendengar segalah curhatan hatinya.
Persahabatan mereka begitu erat, mereka sudah seperti keluarga, susah senang mereka selalu bersama, semarah apa pun mereka, pada akhirnya tetap akan bersatu, itulah persahabatan saling mendukung dan menguatkan, seperti sekarang.
Ceklek
Pintu tersebut terbuka menampilkan dokter Sandy dan beberapa suster.
"Sandy? Bagaimana keadaan Felly? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Mitha bertubi-tubi.
"Felly gak apa-apa bun, dia bisa melewati masa kritisnya, Sandy tahu Felly itu kuat"
"Syukurlah" legah Mitha.
"Kami bisa melihatnya kan?"
"Bisa, asal jangan terlalu berisik, Felly butuh istirahat"
Mitha, Gisto, Tika, Harum, Kenzo dan Deka segera masuk melihat keadaan Felly.
"Felly, bangun ya, kamu gak kangen sama bunda?, bunda nunggu kamu loh dari tadi" ujar Mitha seraya mengelus kepala Felly dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile (COMPLETED) ✔ (PROSES REVISI)
ספרות נוערRank #385 in teenlit (25-06-18) #955 in baper (25-06-18) #361 in TeenFiction (31-07-18) #95 in teenlit #696 in teenlit (17-09-19) #647 in teenlit (10-10-19) #645 in fiksiremaja (19-10-19) #216 in teenlit (19-10-19) Kisah tentang seorang gadis Yang m...