Chapter 28

1.3K 55 5
                                    

Hari ini Felly kembali bersekolah setelah 2 hari di rawat, 2 hari juga Vano tidak muncul di hadapannya setelah kejadian tersebut.

Felly harus menampilkan senyum palsunya padahal hatinya ingin sekali menangis, menangisi apa yang terjadi pada dirinya.

Ingin sekali ia menyerah, tapi dia tahu perjalannya masih panjang, tak seharusnya ia berhenti disini.

Hidup itu harus di jalani dan di syukuri, kata itu yang selalu melekat pada dirinya saat dia ingin menyerah.

Ia kembali menguatkan dirinya bahwa ia harus bisa melewati semua ini.

Sepanjang koridor ia terus membalas sapaan dari beberapa siswa yang lewat, matanya menangkap sosok yang 2 hari ini ia rindukan.

Sosok itu hanya memandangnya sekilas dan berlalu meninggalkannya.

Felly hanya diam menarik nafas dan berjalan menuju kelasnya. Ia harus kuat!

Di dalam kelas pung Vano tak menyapanya, Felly benci hal ini, tapi mau bagaimana lagi ini yang ia mau kan? Melihat letak kesalahan Vano.

"Pagi Fel" sapa Tika

"Iya pagi Tik" balas Felly dengan nada yang lesuh.

"Lo masih sakit? Kalau masih gue anterin aja ke UKS" ajak Tika yang melihat sahabatnya yang terlihat kurang sehat.

"Gak apa-apa" ujarnya seraya menampilkan senyum yang meyakinkan.

"Oke deh kalau lo gak kuat bilang gue aja" Felly hanya mengangguk.

Pelajaran pertama segera di mulai, cukup lama bagi Felly karena pikirannya yang sedang kacau.

Setelah berputar dengan pelajaran yang di berikan oleh sang guru, akhirnya ia terbebas juga.

Sekarang mereka bertiga Felly, Tika dan Harum sedang asiknya makan, Felly yang kehabisan minuman akhirnya bangkit berdiri untuk membeli air mineral.

"Mang, air mineralnya satu ya" ujar Felly seraya memberikan selembar sepuluh ribuan.

"Ini kembaliannya"

Felly kembali ke tempatnya saat berbalik ia tidak sengaja menabrak seorang siswa sehingga siswa itu jatuh diikuti dengan mangkok yang pecah, padahal perasaan Felly, ia tidak kuat menabrak siswa tersebut.

"Aww tangan aku" rintih siswa tersebut.

"Astaga Alana aku gak sengaja, maaf ya" sesal Felly walau sebenarnya dia bingung kenapa bisa berdarah.

Tepat saat itu Vano masuk ke kantin, melihat apa yang terjadi, ia segera mendekat dan menghempas kasar tangan Felly.

"LO APA-APAAN SIH!!! HA?!!" Suara bentakan sukses membuat seluruh kantin diam.

Felly memandangnya dengan tatapan sendu, inikah Vano-nya? Kenapa sekarang menjadi kasar.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Vano kepada Alana.

"Hiksss, sakit Van, kayaknya Felly sengaja deh, gara-gara kejadian kemarin kita jalan, makanya dia mau balas dendam"

Felly yang mendengar itu segera menggeleng keras kepalanya.

"Gak Van, dia bohong, aku beneran gak sengaja" ujarnya dengan air mata yang sudah mengalir.

"Gue gak nyangka sama lo Fel, lo tega ngelakuin ini sama Alana, gue pikir lo cewek baik-baik tapi ternyata lo gak lebih dari sampah!"

Seketika dunia Felly seperti jatuh menimpahnya, hilang sudah semua penyemangat hidupnya.

"GREVANO!!, lo jadi cowok bego banget sih ha!!, lo mau aja di bohongin sama cewek uler kaya dia, Felly tuh gak sengaja, lo gak usah ngebentak dia!!" Emosi Tika sudah di ujung, ingin sekali dia menampar pipi Vano agar cowok yang di hadapannya itu sadar apa yang dia lakukan, dan rasanya ia ingin sekali  menenggelamkan cewek ular itu ke rawa-rawa agar di makan buaya.

Fake Smile (COMPLETED) ✔ (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang