Part 3

50.2K 1.1K 8
                                    

Di dalam kamarnya Kirana langsung melepaskan jaket yang ada di tubuhnya ke atas lantai dan menginjak-injaknya. Setelah itu Kirana masuk ke dalam kamar mandi dan mandi membersihkan seluruh tubuhnya hampir selama 1 jam dengan beruraian air mata. Dia mandi lagi dan lagi, menggosok-gosok seluruh tubuhnya sampai bersih.  

Kirana merasa dirinya sangat kotor. Setelah mandi, Kirana berpakaian dan langsung berbaring di atas ranjang nya dengan memakai selimut tebal. Kirana tidak menghiraukan rasa lapar dan perih di lambungnya. Saat ibunya menyuruhnya makan malam, Kirana berbohong bahwa dia tidak lapar. Dia hanya terus menangis dan menangis dalam diam. Lama kelamaan Kirana tertidur dengan pulas.

Saat sekitar jam 10 malam Kirana menjerit-jerit minta tolong. Ayah dan ibu Kirana yang mendengarnya sangat kaget. Ayah dan ibu Kirana pun cepat-cepat keluar dari kamar dan langsung ke kamar Kirana dan menggedor-gedor pintu kamar Kirana.

Bu, mana kunci cadangan kamar Kirana tolong ambilkan...

Iya yah.

Ibu Kirana pun segera mengambil kunci cadangan setelah itu ayah Kirana segera membuka pintu kamar Kirana.

Kirana...
Kirana bangun nak...

Ayah, badan Kirana panas banget. Kita bawa ke rumah sakit saja.

Ucap ayah dan ibu Kirana tidak lama kemudian Kirana bangun dari mimpi buruknya.

Ayah...
Ibu...
Ucap Kirana dengan suara yang sangat lemah.

Kirana, ayo kita siap-siap ke rumah sakit sekarang juga, badan kamu panas sekali.

Rumah Sakit?
Tidak aku tidak boleh ke rumah sakit. Nanti kalau dokter memeriksa tubuhku bagaimana? Tubuhku banyak bekas kissmark dari laki-laki brengsek tadi. Kalau ayah dan ibu tahu tadi aku habis di perkosa bagaimana?
Ucap Kirana berbicara sendiri di dalam hatinya.

Ibu...
Ayah...
Kirana cuma demam aja kok. Nggak usah ke rumah sakit, Rana minum obat penurun panas aja.

Kamu yakin Rana?

Iya yah.
Ayah, ibu, tolong ambilkan makanan dan minuman untuk Rana. Rana haus dan lapar. Sepertinya maag Rana juga kambuh.

Iya sayang, ibu akan ambilkan makanan untuk kamu, obat penurun panas, air buat kompresan dan juga obat sakit maag.

Terima kasih yah, bu, maafin Rana malam-malam begini udah merepotin ayah dan ibu.

Nggak apa-apa sayang, kamu itu tanggung jawab ayah dan ibu. Putri kami satu-satunya.

Ayah dan ibu Kirana pun mengambil makanan, minuman, air kompresan dan obat-obatan. Kirana pun makan sesuap demi sesuap setelah itu Kirana minum obat penurun panas dan obat maag. Kirana pun kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibu Kirana pun memakaikan kompres di atas dahi Kirana.

Ayah, ibu, Kirana udah nggak apa-apa kok. Ayah dan ibu kembali lagi saja ke kamar. Ayah dan ibu tidur aja, ini udah malam. Lagi pula Rana juga ngantuk dan mau tidur.

Kamu benaran nggak apa-apa di tinggal sendirian?

Iya bu, ibu sama ayah nggak usah khawatirin Rana.

Ya sudah, kalau gitu ayah dan ibu balik lagi ke dalam kamar. Kalau ada apa-apa, kamu telepon ayah dan ibu saja.

Iya yah.

Setelah ayah dan ibu Kirana pergi dari kamar Kirana, Kirana lalu berdiri perlahan-lahan dan mengkunci pintu kamarnya dari dalam. Kirana kembali ke atas ranjangnya dan kembali menangis dalam diam.

Kirana, Pemerkosa dan CEO (1-32 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang