Part 22

27.1K 941 3
                                    

Setelah Rafael tenang dan tidak menangis lagi, Jonathan segera keluar dari ruang rawat inap tersebut dan mencari Kirana. Jonathan melihat Kirana yang duduk jongkok sambil menangis tersedu-sedu. Jonathan pun ikut berjongkok di depan Kirana. Jonathan segera mengangkat wajah Kirana, menghapus air matanya dan mencium keningnya.

Sayang, kamu jangan nangis lagi ya. Rafael akan sembuh kok.

Benarkah?

Iya sayang, beberapa tahun yang lalu mas juga pernah sakit leukimia seperti Rafa, tapi baru tahap awal dan tidak membutuhkan transplantasi tulang sumsum seperti Rafa.

Benarkah?

Iya, mas yakin kok, Rafa pasti mendapatkan pendonor untuk transplantasi tulang sumsumnya.

Tapi mas, mencari tulang sumsum yang cocok itu sulit. Bagaimana kalau seandainya kita tidak mendapatkan pendonor satu orang pun?

Iya sayang mas tahu, mencari tulang sumsum yang cocok untuk pendonor itu memang sulit. Kita berdoa saja ya sayang agar kita mendapatkan pendonor untuk Rafa. Semoga saja semua rumah sakit yang mas hubungi tadi ada donor tulang sumsum.

Tapi mas, tadi kan dokter bilang. Donor tulang sumsum dari rumah sakit itu kan harus menunggu antrian.

Iya sayang, ya udah kita masuk lagi yuk? Kasihan Rafa sendirian, nanti dia panik cariin kita berdua.

Iya mas.

Jonathan dan Kirana pun bangkit dan segera masuk dalam ruang rawat inap.

Mama, papa, kalian berdua dari mana? Kenapa Rafa di tinggal sendirian?

Maaf sayang, tadi mama sama papa cuma lagi nungguin kakek dan nenek aja di luar.

Kakek sama nenek mau kesini ya pa, ma?

Iya sayang.
Sekarang kita bertiga makan siang dulu ya? Setelah itu Rafa harus minum obat supaya cepat sembuh.

Iya pa.

Aku nggak lapar mas, aku nggak nafsu makan.

Rana sayang, kamu nggak boleh gitu. Kamu harus makan, kalau kamu nggak mau makan nanti Rafa ikutan nggak mau makan. Aku nggak mau kamu ikutan sakit sayang. Kamu harus kuat, kita berdua harus sama-sama menjaga dan mengurus Rafa sampai sembuh.
Ucap Jonathan sambil membelai-belai wajah Kirana.

Iya mas, Kirana akan makan.

Mereka bertiga pun makan suap-suapan. Jonathan menyuapi Kirana, Kirana menyuapi Rafael dan Rafael menyuapi Jonathan. Mereka bertiga pun makan sambil tersenyum bahagia. Setelah itu Kirana memberikan obat pada Rafael.

Jam 3 sore ayah dan ibu Kirana beserta keluarga besar Kirana datang ke rumah sakit untuk membesuk Rafael. Tidak lama kemudian mbak Maria pun datang bersama kedua anak-anaknya. Mereka semua pun yang memenuhi syarat untuk menjadi pendonor segera melakukan pemeriksaan begitu pun dengan Kirana, Jonathan, pembantu, sopirnya dan pegawai-pegawai kantor yang mulai berdatangan.

Kirana sangat terharu melihat semua orang yang berniat menjadi pendonor untuk anaknya Rafael. Kirana tak henti-hentinya bersyukur pada tuhan Yesus. Kirana juga selalu berdoa semoga dari sejumlah banyak orang yang menjalani pemeriksaan tulang sumsum untuk anaknya, salah satunya ada yang cocok.

Setelah semua orang selesai menjalani pemeriksaan, baik semua keluarga maupun semua pegawai di kantor, Jonathan pun mengajak mereka semua untuk makan malam bersama-sama di restoran mewah. Hanya Kirana dan ibunya saja yang tidak ikut tetap menjaga Rafael di rumah sakit.

Kirana, Pemerkosa dan CEO (1-32 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang