Part 6

37.3K 1.1K 5
                                    

Kirana ini foto USG siapa nak? Apa sekarang kamu hamil 4 bulan?

Ucap ibu Kirana yang duduk di kursi sambil menunjukkan foto USG bayi Kirana dengan beruraian air mata. Kirana sangat kaget mendengar ucapan ibunya, tanpa sadar dia menjatuhkan 2 kantong belanjaan tadi begitu pun dengan ayahnya.

Hamil?
4 bulan?
Kirana, apa benar semua ucapan ibu kamu tadi?
Semua itu bohongkan? Semua itu tidak benarkan? Kamu tidak hamil kan?

Ibu...
Ayah...
Maafin Rana, Rana memang hamil 4 bulan.

Apa?
Ucap ayah dan ibu Kirana sangat terkejut.

Siapa yang menghamili kamu Rana?
Apa laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab?
Dimana rumah laki-laki itu?
Siapa orang tuanya?
Sekarang kita bertiga kerumahnya minta pertanggung-jawabannya. Kamu harus menikah secepatnya dengan ayah anak kamu sebelum anak kamu lahir Rana.
Ucap ayah Rana.

Iya Rana, katakan yang sejujurnya sama ayah dan ibu. Siapa laki-laki yang telah menghamili kamu dan di mana rumah orang tuanya?

Ucap ibu Rana dengan lembut sambil memegang kedua tangan Kirana. Kirana hanya bisa diam, menunduk dan menangis.

Maaf ayah, maaf bu, Kirana tidak tahu siapa laki-laki itu, di mana rumahnya dan siapa kedua orang tuanya.

Maksud kamu apa Kirana?
Ucap ayah dan ibu Kirana bersamaan.

Sebenarnya...
Sebenarnya...

Sebenarnya apa nak?
Ucap ibu Rana.

Sebenarnya, sebenarnya 4 bulan yang lalu Rana di perkosa bu, yah...
Ucap Kirana terbata-bata sambil beruraian air mata.

Apa?
Di perkosa?
Ucap ayah dan ibu Kirana sangat terkejut.

Iya yah, bu.

Apa kejadiannya waktu kamu pulang terlambat dari mengambil ijazah SMP waktu itu?
Tebak ibu Kirana.

I...iya bu.

Jadi kejadiannya waktu kamu pulang kehujanan, malamnya kamu teriak-teriak minta tolong dan badan kamu demam?

Iya yah.

Ya tuhan, kenapa kamu dulu tidak menceritakan semua masalah tersebut sama kami Rana. Ayah dan ibu ini adalah kedua orang tua kamu. Sekarang juga kita ke kantor polisi. Kamu masih ingat kan wajah laki-laki yang telah memperkosa dan menghamili kamu? Laki-laki yang telah memperkosa kamu harus di hukum dengan hukuman yang setimpal.
Ucap ayah Kirana dengan penuh emosi.

Maafin Rana, ayah, ibu...
Rana tidak bisa mengingat wajah laki-laki itu, waktu itu hari mulai gelap lagi pula Rana ingin melupakan semuanya. Rana tidak mau mengingat-ingatnya lagi. Rana takut bertemu dengannya lagi, Rana takut...

Ucap Kirana sambil menutup kedua telinganya dengan tangannya sendiri dan beruraian air mata. Ayah dan ibu Kirana langsung memeluk tubuh Kirana dan menenangkannya.

Nak, apa itu sebabnya kamu di sekolah menjadi gadis pendiam, pemurung, kamu juga sama sekali tidak mau bergaul dengan teman-teman kamu. Kamu juga marah sama teman-teman kamu apabila mereka tidak sengaja menyentuh tangan atau pun pundak kamu?

Iya bu, ibu tahu dari mana?

Dari wali kelas kamu nak, tadi ibu menelpon wali kelas kamu. 2 bulan ini kamu juga tidak mau ikut praktek olahraga dengan berbagai macam alasan kan? Padahal ibu tahu kamu sangat suka sekali pelajaran olahraga, bahkan waktu di SMP dulu kamu adalah ketua tim basket. Semua nilai akademis kamu juga turun drastis.

Kirana, Pemerkosa dan CEO (1-32 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang