"Memangnya iya, Fi? Laki-laki sholih tidak mungkin ngajak pacaran?" Tanya Riri.
"Iya dong, Ri. Karena dia tahu, Allah menyuruh dia untuk menjaga pandangan. Allah melarang ber-khalwat atau berdua-duaan dengan perempuan yang bukan muhrimnya. Tentang perintah menjaga pandangan ada dalam Alquran surat An Nur. Ayat tiga puluh sampai tiga puluh satu berturut-turut, ayat tiga puluhnya untuk laki-laki dan ayat tiga puluh satunya untuk perempuan. Dalam hadist juga ada. Salah satunya hadits tentang zina riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam hadits tersebut Rasulullah bersabda bahwa macam-macam zina itu salah satunya adalah zina mata. Zina mata ini adalah melihat sesuatu atau seseorang dengan syahwat atau nafsu. Sedangkan tentang larangan ber-khalwat ada dalam hadist riwayat Imam Ahmad. Kamu pernah dengar laki-laki dan perempuan yang berdua-duaan itu yang ketiganya adalah setan? Itu kalimat bukan sekedar peribahasa dari sesepuh-sesepuh kita lho, Ri. Karena itulah hadits yang aku maksud.
Nah coba, memangnya ada orang pacaran yang tidak pernah saling memandang? Tidak pernah pergi berdua? Walaupun kenyataannya memang tidak pernah pergi berdua karena long distance relationship, katanya, mereka akan mencari cara supaya tetap bisa berhubungan kan? Video call, telepon berjam-jam. Itu juga termasuk khalwat loh, Ri. Bahkan kalau itupun tidak dilakukan sama sekali, yang sangat minimal adalah mereka saling memikirkan satu sama lain. Si dia sedang apa ya? Berharap ditelepon. Berharap segera bertemu. Bla bla bla itu. Ini juga masuk ke dalam zina lho, Ri. Zina hati, karena membayangkan seseorang yang tidak halal baginya. Laki-laki yang sholih pasti paham akan hal ini, Ri,"
"Lalu kalau mereka menyukai perempuan bagaimana? Tertarik kepada lawan jenis itu fitrah kan?" Riri merespon dengan pertanyaan baru.
Oh, jangan dikira aku bisa berucap, atau mengetik, sepanjang lebar ini berarti ilmuku banyak ya. Nyatanya aku bahkan belum belajar ke mana-mana. Apa yang aku sampaikan pada Riri ini hanya apa yang aku dapat dari hari-hari berdiskusi dengan Alya sebelumnya. Itupun belum lama juga. Hanya sejak awal PKL. Ditambah beberapa yang aku pahami dari buku-buku yang pernah aku baca. Lagi-lagi karena Alya. Ya, buku-buku itu milik Alya. Alya memang tipe orang yang hobi membaca buku dan merealisasikannya dengan mengoleksi buku. Kebanyakan adalah buku religi. Novel-novelnya pun bertema religi. Berbeda denganku yang hobi membaca tapi tidak hobi mengoleksi buku. Atau mungkin belum. Belum ada modal tepatnya. Hehe. Karena itu Alya menjadi tempat peminjaman buku favoritku sejak semester lima. Jadi sebenarnya memang sudah banyak buku-buku religi yang aku baca. Hanya saja, semester lima itu aku masih hidup dengan islam yang begitu-begitu saja. Maka ketertarikan yang terjadi saat itu hanya sekedar ketertarikan membaca tanpa memahami. Tidak heran hal-hal tentang islam yang sudah aku baca itu seperti menguap begitu saja setelahnya. Baru ketika membicarakannya dengan Alya aku mulai ingat kembali sedikit demi sedikit.
"Jika terjadi demikian, pilihan bagi si laki-laki ada dua, Ri. Yang pertama, jika dia mampu, maka dia bisa menikahi si gadis yang disukainya. Kedua, jika belum mampu, dia bisa menahannya dengan berpuasa. Pilihan ini bukan dari aku loh, Ri. Melainkan dari Rasulullah Saw melalui hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi. Mampu di sini tentu dalam segala hal, ya. Terutama masalah ilmu. Karena menikah kan ibadah, dan ibadah harus dilandasi dengan ilmu. Sedangkan puasa bagi yang belum mampu, aku sendiri belum paham maksudnya. Kalau menurutku, puasa ini bisa dimaknai dengan apa adanya, yaitu ya melakukan puasa. Bisa juga dimaknai lain. Tidak mungkin kan puasa berhari-hari terus menerus sampai dia mampu untuk menikah? Maka bisa jadi maksudnya adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai ibadah yang bisa dia lakukan. Dengan begitu dia bisa menghilangkan bayang-bayang perempuan yang sempat membuatnya tertarik. Memasrahkan perasaannya kepada Allah. Mengikhlaskan takdir yang akan diterimanya nanti kepada Allah. Ini menurutku pribadi lho. Jadi ya seperti itu, Ri, kurang lebih."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ingin Dicintai-Nya
SpiritualApa yang akan kalian lakukan jika mengalami kegelisahan? Berjalan mondar-mandir tanpa henti? Atau mengusap wajah berkali-kali? Sayangnya, Alifia Putri Rinanti merasa kegelisahannya tidak akan hilang hanya dengan berjalan mondar-mandir dan mengusap w...