--- Tujuh Belas

6 0 0
                                        

November 2016

Aku sudah kembali ke rumah orang tuaku, setelah menyelesaikan skripsi, sidang, dan wisuda, serta mengurus berbagai administrasi terkait kelulusan. Saat ini sudah memulai karir sebagai jobseeker.

Berbeda dengan ketika berada di Semarang yang sangat mudah untuk mengikuti kajian karena hampir setiap akhir pekan selalu ada, di tempat tinggalku sendiri sampai saat ini aku masih belum pernah mengikuti kajian. Entahlah, mungkin aku yang belum mengenali lingkungan rumahku sendiri. Tapi aku belum menemukan kajian yang cocok tempat dan waktunya untuk aku hadiri.

Tapi aku tidak mau berdiam diri. Dulu di sela-sela waktu mencari referensi skripsi dengan berburu wifi di kampus, aku sempat mengunduh video-video ceramah dari beberapa Ustadz. Di antaranya adalah Ustadz Felix Siauw, Ustadz Budi Ashari, dan lain-lain. Banyak yang belum sempat aku tonton. Jadi sembari mengisi waktu luang, aku sibukkan dengan menonton video-video ini.

Sejak awal tahun lalu, ketika aku sudah belajar tentang bagaimana cara berpakaian muslimah yang benar, aku memutuskan untuk selalu memakai kerudung di rumah. Bahkan ketika harus ke rumah Om yang berada persis di belakang rumahku.

Jujur saja aku sudah ingin menerapkan syariat terkait berpakaian ini. Memakai gamis, kerudung menutup dada, dan kaos kaki. Tapi mengingat keluargaku yang tidak religius, pun dengan tetangga-tetangga kami, maka aku yakin perubahan yang drastis yang aku lakukan pasti akan menimbulkan pertanyaan. Salah-salah malah akan dicurigai aliran sesat. Apakah ada yang mengalami seperti ini juga?

Karena itu aku memutuskan untuk melakukannya pelan-pelan. Diawali dengan selalu memakai kerudung jika keluar rumah. Meskipun dengan rok dan baju lengan panjang saja. Sebelumnya tentu aku sudah mengatakan kepada ibu, bahwa aku akan kerudungan setiap saat. Alhamdulillah ibu mengiyakan.

Lalu ketika menonton video ceramah, aku lakukan di ruang keluarga. Supaya ayah dan ibu juga ikut mendengar. Pernah ketika aku memutar video ceramah Ustadz Felix, ayah mengatakan bahwa beliau menyukai ceramah tersebut. Aku sangat bersyukur untuk itu.

Tapi suatu hari ada kejadian yang membuatku sempat kecewa dengan kedua orangtuaku. Awal sebabnya sebenarnya karena aku yang salah. Aku punya sifat buruk, yang aku sendiri ingin menghilangkannya. Yaitu aku suka kesal jika ada sesuatu yang tidak sesuai aturan. Tapi aku sering tidak tahu harus bagaimana. Jadi aku memilih memendamnya dalam hati.

Yang jadi masalah, ternyata tidak cukup aku pendam dalam hati, karena ternyata kekesalanku tergambar di raut wajahku yang menunjukkan ketidaksukaan. Ditambah sikap tubuh yang terkadang menghentak-hentakkan kaki, menaruh barang dengan keras, dan sebagainya.

Ayahku yang keras, melihatku seperti ini tentulah aku dimarahi. Kebiasaan ayah jika sedang marah, segala sesuatu yang tidak terkait dengan sebab kemarahannya pun dibahas juga.

Seperti malam itu, ketika ayah marah padaku karena sifat burukku itu, entah bagaimana tiba-tiba beliau menyebut-nyebut tentang aku yang tidak tahu apa-apa tentang islam.

"Coba lihat itu di dinding! Adab minum lah. Sholat jangan ditinggal lah. Kamu itu tahu apa? Lulusan pesantren bukan. Pergi pengajian juga tidak pernah. Kamu paling Cuma dengar ceramah di laptop itu kan? Apa itu? Yang seperti itu kok mau mengajari orang tua!"

Aku tidak bisa menahan tangis ketika ayah mengucap kalimat tersebut. Kemarahan ayah sebelumnya, seperti yang aku katakan bahwa itu memang karena aku yang salah, aku masih bisa memakluminya. Tapi kalimat ini?

Beberapa waktu lalu, ketika aku masih disibukkan dengan skripsi, aku selalu menyempatkan diri untuk pulang ke rumah jika ada libur yang lumayan panjang. Saat itu, kondisi keagamaan keluargaku membuatku ingin melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Adikku yang susah sholat. Ayah yang juga masih suka bolong-bolong sholatnya. Serta ibu yang meskipun sholat tapi tidak pernah mengajak ayah dan adikku sholat bersamanya. Aku pun sebelumnya tidak jauh beda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ingin Dicintai-NyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang