Setahun kemudian....Jam menunjukan pukul delapan pagi, tapi Aeris masih asik bergelung di balik selimut. Aneh. Biasanya Aeris sudah sibuk memasak di dapur sekarang.
Chanyeol mendekap Aeris dengan erat. Aeris pun semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Chanyeol, mencari posisi tidur yang paling nyaman.
"Jam berapa sekarang?" tanya Aeris dengan mata terpejam.
"Jam lima pagi," dusta Chanyeol karena tidak tega membangunkan Aeris. Sepertinya Aeris sedang lelah.
Aeris bergumam pelan lalu kembali melanjutkan tidur. Chanyeol pun mencium kening Aeris lembut. Dia amat sangat mencintai Aeris.
"Mama." Angel muncul dari balik pintu yang menghubungkan kamarnya dengan kamar Chanyeol dan Aeris.
Kening Aeris berkerut saat mendengar suara Angel.
"Ssstt!" Chanyeol menaruh jari telunjuknya di bibir, menyuruh Angel agar tidak berisik.
"Mama Kakak lapar!" ucap Angel sedikit keras.
Aeris sontak membuka kedua matanya. Cahaya matahari tampak bersinar terang dari balik tirai jendela kamar. Aeris pun melihat jam yang berada di nakas samping tempat tidur. Jam delapan pagi.
Mulut Aeris sontak menganga lebar. "Kenapa tadi kamu bilang masih jam lima?" Aeris menatap Chanyeol kesal. Pantas saja Angel merengek meminta makan karena sekarang sudah jam delapan. Kenapa Chanyeol tidak membangunkannya?
Chanyeol menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Maafkan aku, Sayang. Tidurmu tadi lelap sekali, aku jadi tidak tega membangunkanmu," jelas Chanyeol.
Aeris berdecak kesal, beranjak menghampiri Angel. Namun, Aeris hampir saja terjatuh, beruntung Chanyeol bisa menahan tubuhnya.
"Kamu sakit?" tanya Chanyeol menatap Aeris khawatir.
Aeris memejamkan kedua matanya erat-erat. "Kepalaku sedikit pusing."
"Mama, Kakak lapar." Angel kembali merengek, maklum saja karena sekarang sudah jam delapan pagi.
"Mama akan menyiapkan sarapan untuk Kakak." Aeris berusaha melepas tangan Chanyeol dari pinggangnya, tapi dekapan Chanyeol malah semakin erat.
"Katanya pusing?"
Aeris meringis. Kepalanya memang terasa sedikit pusing.
"Papa kok peluk Mama terus, sih?" teriak Angel kesal.
"Hari ini biar aku saja yang memasak."
"Memangnya kamu bisa memasak?" tanya Aeris ragu. Mengingat dulu dapur apartemen mereka menjadi berantakan akibat ulah Chanyeol dan Kai.
"Kalau hanya memanggang roti dan membuat telur dadar ... mungkin aku bisa!" jawab Chanyeol sekenanya.
❄❄❄
Masakan Chanyeol ternyata lumayan enak. Walaupun rasa telur dadarnya sedikit asin.
"Mama."
Aeris pun menatap Angel. "Iya, Sayang."
"Kakak ingin punya adik, Ma. Supaya Kakak ada teman saat bermain." Angel sangat ingin memiliki seorang adik. Karena teman di sekolahnya baru saja memiliki adik baru.
Aeris seketika berhenti mengunyah sarapannya. Aeris pun sangat berharap ada sebuah kehidupan baru tumbuh di dalam rahimnya. Namun, sudah satu tahun berlalu Tuhan belum juga memberinya kepercayaan untuk memiliki buah hati. Wajah Aeris berubah sendu. Apa Tuhan tidak percaya lagi padanya karena dulu pernah mengalami keguguran?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy's!
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa follow authornya] Aeris seorang gadis berusia 17 tahun. Dia terpaksa tidak melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena kesulitan biaya, padahal Aeris termasuk murid yang pintar di sekolahnya dulu. Aeris...