(sixteen)

9.4K 735 41
                                    


Kenapa penyesalan selalu hadir di belakang? Andai saja waktu bisa berjalan dua arah. Chanyeol ingin sekali kembali ke masa lalu untuk menghapus semua kesalahannya. Sungguh, Chanyeol sangat menyesal telah meninggalkan Aeris. Bahkan dia sudah menggores luka begitu dalam pada hati wanita itu. Masih mungkinkah Aeris memaafkan kesalahannya? Chanyeol sangat berharap Aeris mau memaafkan semua kesalahannya. Semuanya.

Chanyeol mengemudikan dengan kencang sedan hitamnya menuju apartemen Baekhyun. Beberapa pengguna jalan mengumpat kesal karena gaya mengemudinya yang ugal-ugalan. Namun, Chanyeol tidak peduli karena dia ingin cepat-cepat bertemu Aeris dan meminta maaf.

Chanyeol memarkirkan mobilnya asal-asalan saat tiba di apartemen Baekhyun. Lelaki bertubuh jangkung itu menunggu tidak sabar lift yang akan membawanya menuju lantai delapan. Chanyeol segera memencet bel apartemen Baekhyun. Namun, sudah lima menit menunggu pintu di depannya tidak kunjung terbuka. Karena tidak sabar, Chanyeol mencoba memutar kenop pintu yang ada di depannya.

"Tidak dikunci?" gumamnya. Chanyeol pun pun segera masuk ke dalam,  berteriak keras memanggil nama Aeris.

"AERIS...?!" Chanyeol terkejut melihat Aeris meringkuk di lantai. Chanyeol pun langsung mendekap erat Aeris.

"Chanyeol..." gumam Aeris lemah. Aeris merasa senang karena Tuhan mengabulkan do'anya, bertemu kembali dengan suami yang amat sangat dia rindukan.

Wajah Aeris terlihat sangat pucat. Mata dan pipinya sembab. Keringat dingin pun membasahi tubuhnya.

Aeris meringis merasakan sakit pada perut bagian bawahnya. Dia meremas perut dengan kuat berharap rasa sakitnya sedikit berkurang.

Chanyeol sangat terkejut ketika melihat darah mengalir dia kaki Aeris.

"Aku mohon bertahanlah, Aeris." Chanyeol tidak sadar menangis. Dia segera membawa Aeris ke rumah sakit.

Chanyeol menekan bel mobilnya dengan kesal. Kenapa di saat genting seperti ini jalanan malah macet?

"Argh...!" Chanyeol menggeram kesal. Kedua tangannya mencengkeram setir dengan kuat.

Aeris kesakitan, tubuhnya pun semakin terlihat lemah. Chanyeol menggengam  jemari Aeris yang terasa dingin. Air mata semakin turun deras membasahi kedua pipinya.

"Bertahanlah sayang, aku mohon." Chanyeol mengecup jemari Aeris lembut.

"Mmhh..." Aeris merintih karena perutnya semakin terasa sakit.

Mobil Chanyeol sama sekali tidak bisa bergerak karena di depan ada sebuah kecelakaann. Jarak posisi mereka dengan rumah sakit kurang lebih masih dua kilometer lagi.

Chanyeol tiba-tiba keluar. Dia akan menggendong Aeris sampai ke rumah sakit. Chanyeol meletakkan kedua tangannya di antara punggung dan lutut Aeris.

Aeris sudah tidak kuat merasakan sakit di perutnya. Chanyeol semakin terlihat kalut karena mata Aeris perlahan terpejam. Aeris kehilangan kesadarannya. Chanyeol akhirnya berlari kecil sambil menggendong Aeris.

"Aeris, buka matamu, Aeris! BUKA MATAMU!" teriak Chanyeol panik. Dia mengguncang tubuh Aeris yang berada di dalam gendongannya.

Chanyeol terus menggendong Aeris sampai ke rumah sakit. Napas Chanyeol terdengar berat, penampilannya pun tampak sangat kacau. Baju berantakan dan keringat turun membasahi tubuhnya. Wajah Chanyeol terlihat memerah karena panas matahari yang begitu menyengat.

"Argh!" Chanyeol terjatuh karena tidak memperhatikan jalan yang dia lalui. Namun, Chanyeol berusaha untuk melindungi Aeris. Dia tidak peduli jika siku dan lututnya terluka. Chanyeol segera berdiri dan membawa Aeris sampai ke rumah sakit meskipun langkah kakinya sedikit terseok.

Hot Daddy's! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang